25. siswi baru

277 11 2
                                    

Seperti biasa untuk memvote terlebih dahulu, sebelum membacanya!!

Seperti biasa untuk memvote terlebih dahulu, sebelum membacanya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

~o0o~

selamat membaca!!

Setibanya Sheena di kelas. dia langsung disambut teriakan dari Sheraa, sahabatnya.

"Nana!" Pekik Sheraa.

Sheena yang mendengar teriakan maut sahabatnya hanya bisa menutup telinganya dengan kedua tangannya. Namun, tak cuma dia, Shella ikut menutup telinganya lalu menyenggol pelan lengan Sheraa.

"Raa..." panggil Shella.

Sheraa menoleh. "Iya laa, kenapa?"

"Jangan teriak-teriak raa, nanti kita berdua bisa budek!"

Sheraa hanya membalas dengan cengegesan seraya menggaruk lehernya yang tak gatal. "Maafkan saya ya sahabatku,"

Sheena dan Shella tak lagi menutup telingannya lalu mengangguk. Kaki Sheena melangkah ke tempat duduknya lalu dia duduk di kursinya.

"Gimana gimana naa," serbu Sheraa.

Alis Sheena mengernyit bingung lalu menoleh ke Shella dan gadis itu hanya mengedikkan bahu. "Gimana apanya?"

Sheraa menghela napas kasar lalu menghampiri sahabatnya yang tengah duduk. "Ya gimana hubungan lo sama Sean, gitu aja ga paham!"

"Ya ga gimana gimana,"

Sheraa berdecak kesal karena jawaban dari sahabatnya. "Masa kek gitu doang! Ga ada kejadian romantisnya gitu? Atau ga ada yang bikin kamu salting lagi kek kemarin!"

Sheena menggelengkan kepalanya.

Sheraa hanya bisa menghela napas kasar. "Hadeh! Mangkanya hubungan tuh jangan kaku kaku, jadinya 'kan kek gini."

"Ya lembekin dong!"

"Ya ga bisalah, anjirr!!"

"Hustt! Mulutnya,"

"Eh sorry, kebiasaan."

"Ya mangkanya jangan di biasain,"

"Kok jadi bahas ini sih, Naa! Padahal kan aku bahasnya tentang hubungan lo sama Sean,"

"Diem Raa!" ketus Sheena.

Shella hanya menyimak dengan membaca buku novel daripada mencampuri sahabatnya yang lagi berdebat, hanya membuatnya pusing saja.

***

Sean dan semua anggota black dragons lagi berkumpul di warung mpok putri dan di temani dengan es teh dan gorengan.

"Gorengan mpok putri selalu enak!" puji Dava seraya mencomot satu gorengan.

"Jelas dong!" sela Ryan.

Hate Becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang