Malam semakin larut, udara dingin semakin menyengat saat menerpa permukaan kulit. Tetapi tak membuat sedikitpun pemikiran pada sosok yang tengah bertelanjang dada diatas balkon, untuk menyudahi kegiatannya—menghisap sebatang rokok sambil memandangi langit gelap ditemani kesunyian.
Ada banyak kemungkinan serta cara yang terus bergulir untuk dipilih dalam kepalanya. Zakiel membuang puntung rokoknya ke sembarang arah, pikirannya semrawut, benar-benar ribut sampai dirinya sendiri sulit mengontrol.
Tentang Naleeya, Zakiel tak pernah putus barang sedetikpun untuk mengingatnya. Seulas senyum hadir, tercetak mulus diwajah nyaris sempurna yang selalu diidamkan khayalak, terutama para perempuan. Tak pernah ada alasan bosan untuk sekedar membayangi sosok Naleeya, kala dia sengaja tak menginginkan kehadirannya—seperti isi kepalanya menentang keras dengan menunjukkan beberapa ekspresi wajah Naleeya yang sering terlihat dan terekam dalam memori.
Dua puluh hari terlewatkan. Zakiel sudah ingin menyudahi, keputusan untuk membiarkan Naleeya bersama dengan orang lain—dimana adanya eksistensi lain yang sungguhan sangat mengacaukan isi hatinya. Bukan karena Zakiel tak lagi menginginkan, nyatanya hal tersebut semakin membuat gelora asmara yang telah menyatakan kepemilikan terhadap perempuan tersebut memberontak tak sabaran. Hasrat ingin memiliki seutuhnya seringkali timbul tanpa kendali. Zakiel mati-matian mengurus kegilaannya yang merancang berbagai cara paksa supaya Naleeya bisa menerimanya tanpa ada protes apapun.
Sesaat akal sehatnya akan muncul sebagai penenang—memberikan jalan penengah yang menguntungkan serta tak juga merugikan. Tidak perlu sampai berpikir kalau Zakiel memiliki sisi lain, sungguh semua ada atas kendali sepenuhnya yang dia punya, hanya saja memang situasi memberatkan seperti sekarang perlu dua sudut pandang serta pemikiran yang matang.
Ezhar. Sejak kedatangannya hari itu, Zakiel sengaja memberikan waktu—untuk melihat sejauh mana bocah sialan itu akan bertahan serta menjaga Naleeya. Meski Zakiel sendiri pun telah menerapkan pengawasan secara jarak jauh dengan memerintahkan beberapa orang bayaran, guna melaporkan apa saja hal yang dia lewatkan ketika tidak sempat memperhatikan 'miliknya'. Kadang, disatu hari, kontribusi sisi licik, nekat memberi arahan untuk membuat skenario jahat—mencelakai Ezhar saat sendirian. Walau memang bocah itu mendapatkan luka banyak, namun Zakiel masih merasa belum cukup, sebab selalu mendapat kegagalan dalam rencana pembunuhan yang dibuat. Ezhar, bocah tengil itu, tidak mati. Seolah memiliki banyak peluang untuk tetap hidup. Sangat menyusahkan.
Zakiel enggan pula repot-repot mengotori tangannya dengan darah 'orang gila' tersebut. Zakiel menghela napas panjang lewat mulut, terdengar frustasi, cowok itu mengacak-acak rambutnya asal sampai berantakan—menambah kesan panas untuk kondisinya sekarang. Hasil olahraga yang tercetak sempurna diperutnya mungkin menjadi penilaian kedua teratas setelah wajah, yang dapat menggaet perempuan bermata lapar di luaran sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
mon chéri
Teen FictionWhen he closed his eyes, he saw only the shadow of his lover, who loved to colonize the contents of his head. Many men admirer her in secret, and Zakiel has the privilege of having patented ownership of Naleeya - his cherished girlfriend. ☞ simply e...