28 - mon chéri

176 34 1
                                    

• Limi — Dangerous, the lyrics of this section describe Zakiel pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Limi — Dangerous, the lyrics of this section describe Zakiel pov. “Never met nobody, who could compare, answer to my body. Taking me there. You can waste my time. Addicted to the way you move across that line. Never knew that it was you I had to find.”

Hi, y'all how what's ur day?? sebelum baca pastiin kamu udah tekan bintang dibawah yaa, aku mulai gak nyaman karna banyak siders ternyata, soooooo sad 😢 jadi gampang gak semangat, but karena cerita ini memang aku buat untuk suapan halu pribadi bakal tetap dilanjut sampai end karena beberapa part lagi sih. Terus pantau sampai end yaa teman-teman. Tengkieww. 🤍

Zakiel menatap lamat pada wajah berseri Naleeya. Perempuan itu masih mengenakan pakaian pasien dan duduk tenang diatas brankar. Kondisinya lebih baik dari kemarin. Manik hitam kebanggaannya mencermati setiap bagian dengan perasaan yang tak pernah puas. Bibir perempuan tersebut bergerak meloloskan kata demi kata yang tidak dia dengarkan dengan baik, jika perempuan itu tahu bahwa dia tidak fokus pada apa yang diungkapkan, Zakiel jelas akan menemukan ekspresi marah Naleeya yang baginya justru sangat menghibur. Dan hal itu langsung membuat tawanya bocor.

Perempuan itu memiringkan kepala memandang Zakiel. “Apanya yang lucu?”

Bergeming sekejap. Zakiel berdehem ringkas dan menggeleng. “Nggak, sayang.” Tangannya terulur guna mengelus surai Naleeya. “Ada keluhan nggak?”

Naleeya cemberut dengan dua bahunya meluruh lemas, menatap Zakiel serius dan menanggapi pergerakan lewat kepalanya yang tertoleh ke kanan dan kiri. “Aku bahkan udah sehat dari kemarin, dan Dokter bilang udah boleh pulang, tapi kamu masih tahan aku disini.” Ada selipan nada kesal yang dapat Zakiel tangkap. Naleeya sejak kemarin memang mendesaknya untuk segera meninggalkan tempat ini, tetapi Zakiel bersikukuh mempertahankan Naleeya sampai kondisinya benar-benar pulih sempurna.

Melihat kemurungan di wajah si cantik, Zakiel tersenyum singkat. “Sore ini pulang.”

“Beneran?”

“Iya, cantik.”

Naleeya berdecak. Matanya menyipit dengan perasaan aneh. “Kamu makin sering ngegodain aku.” Karena sejujurnya itu sangat tidak baik bagi kesehatan jantung Naleeya yang kerap berdetak lebih cepat dari biasanya hanya karena lontaran kata-kata beracun dari mulut Zakiel. Jika tidak di hentikan, dia mewanti kalau jantungnya akan merosot ke bawah pencernaan. Walau terdengar konyol, namun Naleeya benar-benar kesulitan mengatur dirinya hanya karena Zakiel memuji dirinya.

“Asal bukan orang lain.” Zakiel mengedipkan sebelah matanya dengan sorot main-main.

Serangan mendadak. Naleeya tersipu melihat tingkah tersebut. Tetapi reaksinya harus cepat-cepat dikendalikan, sehingga dia berdehem ringkas dan memberi tatapan sinis lalu berkata kesal meski agak bergetar karena penahanan gugup yang hampir runtuh. “Aku masih belum tau kenapa aku bisa sampai disini. Suster bilang langsung tanyain aja ke kamu, tapi kamu malah selalu ngalihin pembicaraan.”

mon chériTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang