Hear the song, Intro (Infected) — Sickick.
Mansion besar di sudut kota menjadi tempat singgah dan pertemuan untuk para Shankara. Jauh dari kebisingan pusat kota. Elina bahkan tak mengetahui jika suaminya, Derion, memiliki sebuah bangunan megah tersebut.
Hari ini pertemuan diadakan. Baik Kazael ataupun Zakiel tidak dapat membantah pria tua yang sayangnya masih layak digodai perempuan muda seusia mereka. Bodohnya Elina mengkhianati pria sempurna seperti Derion yang digandrungi oleh kaumnya sendiri.
Zakiel datang dengan setelan kemeja hitam dan jas senada yang Derion berikan. Sebuah keharusan ketika pria itu membuka suara, asistennya menyampaikan bahwa barang yang diberikan secara khusus memang wajib dipakai saat pertemuan. Langkah Zakiel tegas memasuki pintu masuk, sejumlah pelayan yang mengetahui bahwa anak majikan sekaligus pemilik mansion datang segera memberi sambutan ramah dan menggiring Zakiel untuk masuk ke dalam satu ruangan.
Pada undakan tangga ke lima, langkahnya spontan berhenti tak kala sebuah belati melayang dan menancap di sisi sepatunya. Ketika Zakiel mendongak mencari tersangka, cowok itu menemukan seseorang yang dikenali tengah tersenyum puas untuknya. Diatas sana, Kazael memakai setelan formal berwarna maroon, sambutan buruk yang agaknya sengaja memunculkan emosi pada pertemuan kali ini. Apapun itu Zakiel tak peduli. Dia menatap datar pada saudara kembarnya sebelum akhirnya mendengus dingin dan kembali melangkah.
Beberapa pelayan yang melihat penyambutan buruk tersebut masih bergeming dengan keterkejutan. Dan, akhirnya kembali pada tugas masing-masing karena tuan muda tak butuh penggiringan lebih jauh.
Kazael memasang sebuah senyum penuh arti yang tak biasa hadir pada wajahnya yang datar. Hanya untuk menyambut kedatangan saudara kembarnya dia bersikap lebih sedikit hangat meski tidak ketara. “Should i greet you, little brother?”
“Shut up.” Zakiel membalas malas.
“Gue kira lo nggak datang.”
Zakiel melirik singkat. “Bokap lo maksa.”
Kazael tanggapi dengan senyum tipis.
Tapak kaki berhenti, di sebuah lorong tak lagi terdengar derap langkah. Zakiel menyerongkan tubuhnya guna menatap Kazael, melontarkan tanya dengan nada rendah. “Anak itu disini?”
Satu alis Kazael terangkat naik sebagai respon otomatis. Mengangguk dua kali. “Then, what you expect him to be? Dad invited him to join.”
“Gue benci bilang ini dua kali. Bokap lo nyebelin, dan bajingannya persis kayak lo.”
Kazael merotasikan kedua bola matanya dengan dengusan malas. “Darahnya ngalir dalam diri lo juga kalau lo lupa.”
KAMU SEDANG MEMBACA
mon chéri
Teen FictionWhen he closed his eyes, he saw only the shadow of his lover, who loved to colonize the contents of his head. Many men admirer her in secret, and Zakiel has the privilege of having patented ownership of Naleeya - his cherished girlfriend. ☞ simply e...