21 - mon chéri

195 32 5
                                    

song for this part ; The Best I Ever Had — Limi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

song for this part ; The Best I Ever Had — Limi.

Naleeya terlelap nyaman di ranjang Zakiel. Sementara cowok itu memperhatikan kekasihnya dari sudut ruangan — masih tanpa mengenakan atasan, sebatang nikotin yang dia hisap perlahan tak mampu mengalihkan perhatian serta hasrat liar yang ingin segera disalurkan. Imajinasinya terus membayangi bagaimana mereka menghabiskan malam bersama. Zakiel selalu menanti kebebasan itu dengan sabar yang mulai terkikis. Cowok itu tengah melakukan banyak pertimbangan. Hingga berakhir membuat Naleeya tidur nyenyak dengan bantuan obat tidur. Tentu perempuan itu tidak tahu.

Besok libur. Dan, Zakiel telah memikirkan bagaimana seharian bersama Naleeya didalam kamar — melakukan sesuatu yang menyenangkan lebih dari apapun.

Dia membuang sisa rokoknya, kepulan asap terakhir dihembuskan sembarang, berdiri — sembari memasukkan kedua tangannya pada saku celana santai yang dia kenakan. Melangkah mendekati ranjang dimana Naleeya ada dan memejam dengan damai. Diperhatikan baik-baik wajah menawan milik kekasihnya, mulai dari kedua alis, bulu mata, hidung, kedua pipi, serta berakhir di bagian bibir. Objek paling banyak membuat Zakiel menahan kewarasan namun tak sanggup menahan liarnya pikiran sendiri.

Pada mulanya. Zakiel sama sekali tidak memiliki fantasi konyol yang murah. Laki-laki sejati yang menghargai perempuan, bahkan untuk sekedar bersentuhan Zakiel enggan sembarangan — sengaja atau tidak, ada bentuk respon tegas pada para pemujanya kala itu yang gemar mendekati tanpa takut. Karena mereka orang asing lah, Zakiel tidak melakukan kontak fisik apapun. Zakiel menekan setiap pertemuan dengan arogansi yang semakin meningkat tiap waktu, maka sejak hari itu dia disebut-sebut sombong dan kejam, tak segan bahkan sampai mendorong perempuan yang bernyali besar merangkul lengannya — Zakiel risih setengah mati saat itu jadi tanpa perlu menyesali perbuatannya dia membiarkan statement buruk terus membuntuti tiap langkahnya.

Selanjutnya, ketika dia bertemu Naleeya, secara drama yang sama sekali tidak dia bayangkan — sebab pandangan Naleeya yang waktu itu memohon belas kasih padanya, memercikkan jiwa kemanusiaan dan mengurung arogansinya. Tidak memikirkan sampai pada tahap ini. Kala penglihatannya tak sengaja menangkap paha mulus yang nampak dari balik rok yang robek membuat Zakiel pusing dan dengan satu alasan lagi-lagi dia bertemu orang yang sama. Pengaruhnya pun tak bisa diredakan begitu saja. Dia memastikan. Dan setiap kali bertemu Naleeya, hanya pada perempuan tersebut lah, jiwanya seakan mengambang bebas meraih sesuatu yang terasa diberkati.

Pada Naleeya, akalnya hilang melalang buana. Untuk Naleeya, obsesinya membelenggu dengan berbagai cara agar perempuan itu tetap disisinya — menyembunyikan kebejatan moral dalam sikap dan tutur manis yang diperlihatkan. Semua kegilaannya hanya tertuju pada Naleeya. Salah perempuan itu yang telah membuatnya kepalang menikmati setiap liarnya imajinasi.

Zakiel mengusap sebelah wajah Naleeya teramat lembut, menelan ludahnya berat. Kemudian mendekatkan wajahnya, dengan jarak sedekat ini deru napas teratur Naleeya dia rasakan perlahan.

mon chériTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang