Hari semakin sore matahari mulai tak menunjukan cahayanya. Di sebuah cafe kecil dan sederhana itu terdapat 3 orang yang sedang duduk di meja pojokan cafe tersebut dengan aura yang sangat mencekam dan membuat siapa saja yang melewatinya pasti akan merasa merinding ketakutan." ehemm" tiba-tiba saja ayame berdehem, berusaha mencairkan suasana di antara majikan itu dan yang mulia Raja Sasuke yang sedang duduk berhadap-hadapan. Ayame merasa kasihan dengan majikannya ini yang seperti kelinci kecil yang akan di mangsa singa besar.
Ini semua terjadi karna kebodohannya yang tak bisa menjaga mulutnya dan menyadari keadaan. Ayame merasa sangat bersalah pada majikannya karna mengingat kejadian tadi.
Flaschback
" cihh, serangga kecil yang mengganggu"
"mati aku"
Hoshh hoshh!!!
" nyonya sakura, anda tak apa-apakan?"
"Astaga lari anda sangat cepat sampai saya tak bisa mengejar anda, apa ada yang terluka coba saya liat dulu nyonya" ucap ayame dengan nada kuatir melihat setiap inci tubuh nyonyanya memastikan tidak ada luka gores sedikitpun tanpa mengetahui seseorang yang memperhatikan tindakannya dengan tatapan datar.
"ayame baka" ucap sakura dengan suara yang pelan sambil menundukan kepalanya.
" apa maksudnya nyonya mengatai saya bodoh, saya hanya kuatir dengan nyonya seharunya nyonya itu...."
"Hn"
Ayame langsung kaget dan menengang mendengar suara khas seseorang yang berada di depannya, salahkan dirinya yang tak memperhatikan sekitarnya bila bukan hanya mereka berdua yang berada di sini tapi ada sosok seorang pemimpin kerajaan uchiha yang melihat semua tindakannya yang mengomel memarahi nyonyanya ini.
"Hn, jadi sekarang selirku sudah sangat lincah seperti tikus keluar dari istana dan berkeliaran di sini memakai penyamaran" dengan nada yang sinis dan mengejek sasuke lontarkan kepada sakura sebagai selirnya.
" kalian berdua ikut aku sekarang" dengan nada memerintah dan tangan yang menunjuk kepada sakura dan ayame untuk segera mengikuti dirinya secepatnya.
Ayame ketika mengingat kejadian tadi sangat membuat dia merasa bersalah tapi apa daya nasi sudah menjadi bubur.
Sasuke cukup heran dengan selirnya ini, entah kenapa selirnya ini tiba-tiba berubah. Walau rasa takutnya pada dirinya tidak berubah tapi kalau di lihatnya lagi dari awal waktu dia di dorong di depan pintu kediaman ibu suri, waktu dirinya berpura-pura sakit perut sasuke tau itu dan sekarang dengan kakinya dia menendang sasuke di punggunya.
Itu cukup membuatnya kaget dan merasa sakit di punggungnya. Sekarang selirnya seperti tikus basah berdiam sambil menundukan wajahnya.
Sudah 15 menit mereka sampai di cafe ini bersyukur cafe ini cukup sepi sehingga tak akan menarik perhatian pengunjung yang ada." kau akan menundukan wajahmu seperti itu terus selir Haruno" dengan penekanan di setiap nadanya.
sasuke cukup geram dengan kelakuannya sakura yang tak menatap wajahnya padahal wajahnya tampan dan semua wanita pasti akan selalu menatap wajahnya tanpa memalingkannya tapi selirnya ini tidak sama sekali. Menurutnya mungkin meja itu lebih tampan dari pada wajahnya.
"selir Haruno" dengan nada yang lebih menusuk
" maaf yang mulia tadi saya benar-benar tidak sengaja menendang punggung anda" ucap sakura dengan akting mata yang menahan tangis sambil mengangkat pelan kepalanya melihat wajah Raja sasuke di depannya.
" apa yang kau lakukan di luar istana dan kenapa penampilanmu seperti ini?"
Dengan nada bertanya sasuke cukup penasaran dengan selirnya ini kenapa dia bisa berkeliaran di liar istana dengan penyamaran seperti gadis buruk rupa ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Sakura
RandomHaruno Sakura adalah seorang aktris pendukung yang sangat bertalenta. Namun suatu hari ketika Sakura menonton sebuah berita yang menampilkan seorang pengusaha suksek dan tampan. Ternyata bercerai dengan istrinya yang merupakan seorang model interna...