11. Menghilang dari Ingatan

29 9 0
                                    

Lama setelah River meninggalkan kamar Zion, pria itu masih duduk termangu di dekat Nicole. Zion benar-benar merasa tersesat saat ini. Begitu banyak pertanyaan tidak terjawab dalam kepalanya. Dia  terus berpikir hingga kelelahan dan berakhir tertidur dengan kepala menelungkup dekat Nicole.

Entah berapa lama ia tertidur, tetapi Zion segera terbangun ketika merasakan pergerakan di dekatnya. Cepat-cepat dia menegakkan tubuh dan memeriksa keadaan Nicole. Sorot matanya menatap gadis itu penuh kecemasan. Namun, ketika melihat Nicole hanya berbaring tenang sambil balas menatapnya, seketika Zion merasa lega.

"Kamu sudah bangun?" 

Nicole mengangguk lemah. Dia terlihat kebingungan dan kikuk.

"Kamu ingin minum?" tawar Zion.

Nicole mengangguk. Tenggorokannya memang terasa kering karena terlalu lama tertidur. 

"Kamu bisa bangun?"

Gadis itu kembali mengangguk. 

"Ayo!" Zion membantu Nicole beringsut duduk. 

"Terima kasih," gumam Nicole.

"Maaf membuatmu ketakutan," ujar Zion sambil membantu Nicole kembali berbaring. Setelahnya dia duduk di tepi tempat tidur, kemudian meraih tangan Nicole. "Maaf membawamu ke dalam bahaya."

Nicole menggeleng tidak setuju. "Kamu yang menolongku dari mereka."

“Kamu tahu siapa mereka? Atau alasan apa yang membuat mereka mengejarmu?”

“Aku tidak tahu.”

Zion tidak bisa menahan tangannya yang tanpa sadar sudah bergerak membelai kepala Nicole. “Baiklah, kalau begitu tidak perlu dipikirkan.”

Belaian lembut Zion di kepalanya membuat Nicole merasakan sesuatu yang janggal. Belaian asing yang terasa akrab. Seolah dia sudah pernah merasakannya padahal jelas-jelas ini kali pertama.

"Ini di mana?" tanya Nicole untuk menghalau perasaan janggal yang terus mengganggu.

"Kamarku."

Jawaban Zion membuat Nicole terkejut. Tidak pernah terbayang sebelumnya dia akan berbaring di kamar seorang pria asing seperti ini. "Jam berapa sekarang?"

"Tiga. Dini hari."

Sontak Nicole melonjak duduk. Wajahnya terlihat panik. "Aku harus pulang."

"Jangan khawatirkan pengawalmu dan juga Elie," ujar Zion cepat untuk menenangkan Nicole. "Kakakku sudah mengurusnya."

"Mereka tahu yang terjadi denganku?" tanya Nicole ngeri. Buruk! Ayahnya bisa kembali mengurungnya jika tahu Nicole mengalami kejadian seperti ini.

"Tidak. Mereka hanya tahu kamu pergi menikmati liburan singkat."

"Syukurlah," desah Nicole lega.

Zion memegang kedua bahu Nicole dan mendorongnya lembut. "Tidurlah kembali."

Nicole menggeleng.

"Kenapa?" tanya Zion cemas. "Kamu harus banyak beristirahat. Kejadian tadi pasti sangat mengejutkan bagimu."

"Sepertinya aku sudah terlalu banyak tidur."

"Kamu ingin makan sesuatu?" 

Nicole menggeleng. Perutnya terasa penuh, padahal sudah belasan jam berlalu sejak terakhir dia mengisi perut. Mungkin peristiwa mengerikan yang dialami tadi masih meninggalkan trauma untuk Nicole.

Alih-alih memikirkan perutnya yang kosong, Nicole lebih mengkhawatirkan kondisi Zion. Masih terbayang jelas di matanya aksi mengerikan yang terjadi siang tadi. "Kamu tidak terluka?"

Hymn of Beautiful ScrarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang