10. Sebuah Lambang Kesetiaan

30 12 0
                                    

Gambar di dada Nicole, adalah bukti kepemilikan Zion atas Alysia Lindner. Zion tidak akan pernah melupakan malam ketika dia menorehkan tinta abadi di atas kulit mulus Alysia.

"Kapan kamu akan mengabulkan keinginanku?" tanya Alysia setengah menuntut ketika keduanya tengah bergelung santai di sofa sambil menyaksikan film dalam layar televisi.

Zion membelai kepala gadis yang tengah bersandar nyaman di dadanya. "Keinginan yang mana?"

Alysia mendongak menatap Zion. "Menggambar di tubuhku."

"Kamu yakin ingin aku melakukannya?" tanya Zion ragu.

"Tentu!" Alysia berbalik cepat hingga kini dia berbaring menelungkup dengan kedua tangan menopang dagu. "Kenapa tidak?"

"Bagiku itu bukan sekadar gambar, tapi ada arti mendalam di baliknya."

Sorot mata Alysia terlihat bingung. 

Zion menelusuri garis wajah Alysia sebelum melanjutkan penjelasan. "Jika aku memberikan gambar di tubuhmu, itu artinya aku menandaimu sebagai milikku."

Alysia melebarkan matanya mendengar penjelasan Zion.

"Apa kamu mengizinkan aku untuk memiliki dirimu?" tanya Zion serius.

"Aku suka itu," jawab Alysia ceria.

Zion menggeleng geli. Rupanya gadis ini belum memahami benar penjelasannya. "Saat gambarku ada di tubuhmu, kamu tidak bisa lagi pergi dariku."

"Aku memang tidak berniat pergi darimu," sahut Alysia penuh keyakinan.

Kini giliran Zion yang tertegun.

"Kenapa malah diam?" Alysia mengguncang lengan Zion. "Ayo, buatlah gambar di tubuhku sekarang!"

Zion masih terdiam. Pikirannya penuh dengan pertimbangan.

"Zion," desak Alysia tidak sabar.

Akhirnya, Zion menyerah kalah. Dia mendorong lembut tubuh Alysia, lalu bangkit dan menarik gadis itu bersamanya. "Kita ke studioku!"

Alysia mengikuti Zion dengan tidak sabar. Momen inilah yang dinantikannya sejak lama.

"Duduklah di sini!" perintah Zion sambil mendudukkan Alysia di tengah studio. 

Alysia menuruti perintah Zion, kemudian berbaring perlahan di kursi memanjang yang mirip dengan kursi tempat praktik dokter gigi.

"Di bagian mana kamu akan membuat gambar untukku?" tanya Alysia antara tegang dan antusias ketika menunggu Zion menyiapkan peralatan.

Zion kembali dalam kondisi sudah berganti pakaian, mengenakan sarung tangan juga masker. dia meletakkan tangan di dada kiri Alysia, kemudian mengetuknya lembut. "Di sini."

"Kenapa di sini?" 

"Kamu tidak suka?"

Alysia menggeleng cepat. "Hanya ingin tahu."

"Di sini terletak jantungmu, pusat kehidupanmu." Zion mengatakannya sambil menatap dalam mata Alysia. "Aku pemiliknya dan aku yang akan menjaganya agar terus berdetak."

Perkataan Zion membuat Alysia lemas seketika.

"Bisa kumulai?" tanya Zion.

Alysia mengangguk kecil.

Setelah mendapat persetujuan dari Alysia, Zion membuka kancing kemeja gadis itu satu per satu, kemudian menariknya turun di bagian dada kiri, agar dia bisa leluasa menggambar nanti.

"Sakit?" tanya Zion ketika melihat Alysia mengerjapkan mata begitu jarum mulai menggores kulit gadis itu.

"Bisa kutahan," bisik Alysia.

Hymn of Beautiful ScrarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang