22. Gadis yang Penuh Keingintahuan

21 4 0
                                    

"Akhirnya kamu bangun juga," desah Zion lega ketika melihat Alysia perlahan membuka mata setelah tertidur hampir 12 jam akibat obat bius. Selama itu pula, Zion sama sekali tidak beranjak dari sisi Alysia.

Alysia mengerjapkan mata, lalu perlahan menyadari bahwa ini adalah kamar Zion. Dia tampak bingung, lalu bertanya parau, "Bagaimana aku bisa ada di rumahmu?" 

Zion tidak menjawab, dia hanya tersenyum samar sambil membelai lembut kepala gadis itu.

Alysia mencoba mengangkat kepala, tetapi dia tidak sanggup. Kepalanya begitu sakit, terasa berputar, dan berdentum hebat. Dia sampai mengangkat tangan untuk memegangi kepala.

"Berbaringlah dulu, jangan memaksakan diri untuk bangun," ujar Zion. "Kepalamu pasti terasa sakit, bukan?"

Alysia mengangguk lemah.

Setelah cukup lama saling terdiam, Zion bertanya, "Apa kamu bisa mengingat sesuatu?" 

"Sebentar," gumam Alysia. Dia mencoba berpikir dan mengingat yang terjadi semalam. 

"Jangan dipaksa kalau memang tidak bisa," ujar Zion khawatir melihat Alysia berpikir keras.

"Aku hanya ingat Peter masuk ke kamarku, setelah itu aku tidak tahu apa-apa lagi," jawab Alysia lirih. "Di mana Peter?" 

"Aku tidak tahu." Zion tidak berbohong. Dia memang belum bertanya lagi kepada Arlo tentang keberadaan para pengawal Alysia.

"Apa kamu tahu ke mana dia akan membawaku?" Alysia masih tidak habis pikir untuk apa Peter memaksa membawanya semalam?

Zion mengembuskan napas sambil menggeleng perlahan. "Aku juga tidak tahu."

"Bagaimana kamu bisa menemukanku?" tanya Alysia penasaran.

"Aku mengikutimu."

Alysia mengerutkan kening. "Bukankah kemarin kamu sudah pulang beberapa jam sebelum Peter datang?"

"Benar."

"Apa kamu kebetulan kembali lagi ke tempatku?"

Zion menunduk, lalu berdeham pelan sebelum menjawab pertanyaan Alysia, "Ada sesuatu yang harus kamu tahu dan kuharap kamu tidak akan marah."

Alysia mengernyit melihat sikap Zion yang janggal. Dia mengulurkan tangan untuk menyentuh lengan Zion seraya bertanya, "Ada apa?"

"Sebenarnya aku memasang kamera keamanan di tempatmu, hanya untuk berjaga-jaga agar aku bisa selalu tahu keadaanmu. Aku juga memasang alarm untuk mendeteksi kehadiran orang lain selain dirimu.  Aku tidak menyangka jika ternyata kamu benar-benar mengalami sesuatu yang berbahaya seperti kemarin."

"Jadi, kamu langsung tahu saat Peter masuk ke kamarku?" tebak Alysia.

"Ya, alarmnya berbunyi."

"Lalu kamu langsung datang ke butik?" 

"Tidak." Zion menggeleng pelan. "Pengawalmu membawamu dengan cepat."

"Lalu bagaimana kamu bisa mengikutiku?"

Zion mengulurkan tangan ke arah leher Alysia, kemudian menarik keluar sebuah liontin dari balik baju gadis itu. Liontin yang baru dia berikan satu minggu yang lalu. 

"Liontin ini," ujar Zion sambil memainkan liontin tersebut di tangannya. "Aku bersyukur kamu selalu memakainya ke mana saja sejak kuberikan, sehingga aku tidak kehilangan jejakmu."

Alysia terenyak. Mengapa hidupnya dikelilingi hal-hal semacam ini? Ayahnya mengawasi dan memantau kehidupannya sedemikian ketat, lantas mengapa Zion juga memperlakukannya demikian?

Hymn of Beautiful ScrarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang