13. Sebentuk Wajah yang Sama

25 10 1
                                    

Dua minggu telah berlalu sejak terakhir kali Nicole melihat Zion, tetapi sampai hari ini dia masih bisa mengingat dengan jelas ekspresi penuh kesakitan di wajah pria itu. Parahnya, setiap mengingat wajah Zion yang demikian, hati Nicole juga ikut berdenyut nyeri.

Nicole tidak bisa melupakan tatapan penuh kekecewaan di mata Zion malam itu. Pria itu terlihat menahan kesakitan yang sangat ketika Nicole mengatakan tidak mengingat apa pun tentang dirinya. Hal yang lebih janggal lagi, ada kehilangan yang Nicole rasakan karena Zion tidak pernah lagi menemuinya.

“Kamu ini melamun terus!” omel Elie yang entah sejak kapan sudah berada di ruang kerja Nicole. 

“Kamu mengajakku bicara?” tanya Nicole tanpa ekspresi.

“Sudah lupakan!” desah Elie malas.

“Maaf,” gumam Nicole datar. 

Elie mendekat, lalu duduk di meja Nicole. Dia mendekatkan wajah, lalu menatap Nicole penuh ingin tahu. “Sebenarnya ada apa denganmu?”

“Tidak ada,” balas Nicole lesu.

“Jangan bilang tidak ada. Sikapmu sangat aneh dua minggu terakhir ini, tepatnya sejak kembali dari liburan singkat waktu itu,” tuding Elie.

“Aku benar-benar tidak apa-apa, Elie,” elak Nicole. Dia berkeras untuk tetap bungkam. Kejadian yang dialaminya tidak boleh diketahui oleh siapa pun, termasuk Elie. 

Meski demikian, Nicole benar-benar tidak sanggup mengontrol pikirannya. Malam yang dia lalui bersama Zion terus berputar dalam benaknya. Momen ketika Nicole melihat Zion mengamuk, berubah frustasi, lalu berakhir terpuruk dalam kesakitan. 

“Melamun lagi!” desis Elie gemas sambil menggebrak meja.

“Hm?” Nicole mendongak pelan.

“Nicole!" erang Elie frustasi. 

“Elie, berapa lama kamu mengenalku?” tanya Nicole tiba-tiba.

Elie mengernyit bingung. “Pertanyaan macam apa ini?”

“Aku hanya ingin tahu sejak kapan kamu mengenalku,” ulang Nicole datar.

“Sejak kita masih di junior high school." jawab Elie heran. "Kenapa itu perlu ditanyakan?" 

“Kamu benar." Nicole mengangguk-angguk kecil, tetapi pandangannya terlihat tidak fokus. "Kita sudah saling mengenal selama belasan tahun.”

“Ada apa? Kenapa menyinggung tentang hal ini?” tanya Elie curiga. 

Nicole kembali menatap Elie dengan serius. “Apa kamu selalu bersamaku sejak saat itu?”

Mata Elie langsung membelalak. “Astaga! Ada apa sebenarnya denganmu?”

Nicole mengangkat bahu, kemudian tersenyum datar. “Aku hanya bertanya, Elie.”

“Memangnya kamu tidak bisa mengingat apa-apa?” pancing Elie curiga. Sikap Nicole sangat aneh saat ini.

“Entahlah. Rasanya aku seperti melewatkan sesuatu dalam hidupku. Seperti ada satu bagian yang hilang, tapi entah yang mana. Rasanya seperti ada bagian yang aku lupakan, tapi aku tidak tahu kapan itu terjadi.”

“Kamu ini jangan melantur," tegur Elie tidak suka. Perasaannya tiba-tiba gelisah.

“Elie, tolong jawab aku." Nicole meraih tangan Elie tiba-tiba, kemudian menatap sahabatnya penuh permohonan. "Apa kamu yakin kalau aku memang Nicole Davis? Bukan seseorang bernama lain?”

“Nic, di mana akal sehatmu?" seru Elie terkejut. Jika Flint Davis sampai mendengar perkataan putrinya ini, pria itu bisa menggila seketika. "Pertanyaanmu tidak masuk akal!"

Hymn of Beautiful ScrarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang