25. Ingatan yang Dirampas

19 6 0
                                    

Satu hari setelah Alysia dibawa pulang dari rumah sakit, ketiga kakak Zion berkunjung ke kediamannya. 

"Bagaimana keadaan gadismu?" tanya River begitu melihat Zion menuruni tangga. 

"Dia sudah baik-baik saja," jawab Zion tenang. Wajahnya tidak lagi kusut dan berantakan seperti kemarin.

"Alysia sedang apa?" tanya Chase.  

"Tidur." Zion mengedik ke arah lantai atas kediamannya. "Efek obat itu masih membuatnya pusing."

"Kalau begitu, apa bisa kita bicara?" tanya River kaku.

Melihat raut wajah River yang serius, Zion langsung merasa siaga. "Ada masalah?"

River mengangguk tenang. "Ada hal penting yang harus kamu ketahui."

"Kita bicara di ruang baca saja." Zion mengajak ketiga kakaknya menuju ruang baca.

"Jadi, ada apa?" tanya Zion tegang.

Arlo menatap River, lalu bertanya pelan, "Kamu atau aku dulu?" 

Zion langsung mengangkat alisnya. "Kalian akan menyampaikan hal yang berbeda?"

"Tapi saling berkaitan," jawab Arlo.

River balas menatap Arlo, menimbang-nimbang beberapa saat sebelum memutuskan. "Kurasa lebih baik dimulai dari kamu dulu saja."

"Oke." Arlo mengganti posisi duduk agar lebih nyaman lalu berdeham pelan sebelum memulai penjelasannya. "Begini …, aku sudah selesai menyelidiki Nyonya Watson dan pelayan di cafe."

"Hasilnya?" sambut Zion penasaran.

"Nyonya Watson sama sekali tidak terlibat," jawab Arlo.

Zion sudah menduganya. "Dan pelayan itu?"

"Dia bukan pelayan di sana. Pria itu hanya berpura-pura menjadi pekerja paruh waktu untuk menggantikan salah satu pelayan yang tidak masuk hari itu." Ada jeda beberapa saat sebelum Arlo melanjutkan ceritanya. "Setelah ditelusuri, ternyata dia orang suruhan Peter."

"Sudah kuduga ini adalah ulah ayahnya," gumam Zion pelan.

"Apa tujuan mereka melakukan ini?" tanya Zion tak habis pikir. 

"Membuat Alysia tertidur, lalu melarikan Alysia ke tempat lain."

"Apa motifnya sudah diketahui?" ujar Zion menahan geram. Memangnya tidak bisa berbicara baik-baik dan mengajak Alysia pergi dengan cara yang normal? 

Arlo menjelaskan informasi yang berhasil ia korek dari salah satu anak buah Peter. "Flint Davis atau Arnold Lindner tahu kalau musuhnya mengetahui keberadaan Alysia. Arnold ingin memindahkan Alysia ke tempat yang aman. Itulah yang coba dia lakukan minggu lalu saat menculik Alysia. Dia berniat memindahkan Alysia ke tempat lain yang lebih aman, tetapi kita lebih dulu menghalanginya."

"Lalu yang sekarang, apa rencana Arnold?" tanya Zion.

"Arnold ingin membawa Alysia ke Jerman. Hanya itu informasi yang berhasil kudapatkan." Arlo mengembuskan napas perlahan lalu berganti menatap River. "Giliranmu."

River mengangguk tenang, kemudian bertanya kepada Zion, "Kamu sudah siap mendengarkan?"

Zion mengangguk mantap.

"Tapi apa yang akan kuceritakan ini mungkin jauh lebih mengejutkan dan sedikit sulit diterima oleh akal sehat."

"Katakan saja!" Zion mengerang tidak sabar.

"Aku sudah berhasil mengetahui identitas musuh Arnold dan aku juga sudah bertemu langsung dengannya," ujar River cepat.

"Jadi, siapa dia?" Zion terdengar makin tidak sabar saja.

Hymn of Beautiful ScrarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang