8. Antara Hidup dan Mati

32 10 0
                                    

“Lama tidak melihatmu,” sapa Arlo ketika Zion muncul di ruang kerjanya tanpa pemberitahuan. “Sesimu sudah selesai?”

Zion menggeleng cepat. Kali ini dia datang ke De Luca Hospital bukan sebagai pasien. Selama tiga tahun terakhir, Zion memang rutin datang ke De Luca Hospital untuk berkonsultasi dengan psikiater. Namun, kali ini dia hanya ingin menemui Arlo.

“Kalau begitu kenapa datang?" 

Pertanyaan Arlo membuat Zion mengernyit heran. "Tidak boleh?"

"Bukan tidak boleh. Aneh saja." 

"Apa anehnya?" Zion berjalan mendekat, lalu langsung duduk di depan Arlo.

"Sejak ada gadis itu, kamu belum pernah ke sini lagi." 

"Begitukah?" ujar Zion heran. 

Arlo mendengkus geli melihat reaksi Zion. Dia tahu adiknya benar-benar tidak menyadari hal itu. "Entah kamu berlagak bodoh atau memang tidak sadar."

"Terserahlah," sahut Zion tidak peduli.

Arlo mengamati Zion sepintas, kemudian berkomentar, "Suasana hatimu sepertinya jauh lebih baik sekarang."

"Jangan bilang begitu," keluh Zion. "Kamu membuatku merasa bersalah."

Arlo mengernyit heran. "Karena?"

Zion mengembuskan napas perlahan. "Aku seperti mengkhianati Alysia."

"Mencoba bahagia tidak menempatkanmu dalam posisi bersalah," ujar Arlo menasihati. "Kalau Alysia tahu kamu hidup seperti orang mati selama ini, dia juga pasti tidak akan suka."

"Anehnya setiap kali bersama dia, aku seperti melihat sosok Alysia dalam dirinya." Zion mengatakan itu sambil mengenang kebersamaan dirinya dengan Nicole akhir-akhir ini.

"Wajah mereka memang persis sama." Arlo tidak heran jika Zion merasakan kedekatan emosi dengan Nicole. Menurutnya itu merupakan hal yang wajar. "Entah dia memang Alysia atau bukan, kita akan terus berusaha untuk mencari tahu kebenarannya."

"Terima kasih karena selalu mendukungku," ujar Zion tulus.

Arlo mengangguk sambil tersenyum samar.

"Ah!" Tiba-tiba Zion teringat sesuatu. "Terima kasih juga untuk bantuanmu beberapa hari lalu."

Ucapan Zion membuat Arlo juga teringat sesuatu. Hal yang sudah hendak disampaikannya beberapa hari lalu, tetapi terlewat karena banyaknya kesibukan. “Aku baru teringat sesuatu."

"Apa itu?"

"Sepertinya kamu harus mengawasinya dengan baik mulai sekarang.” Suara Arlo terdengar sangat serius ketika mengatakannya.

Kewaspadaan Zion langsung meningkat melihat keseriusan sikap Arlo. “Memangnya kenapa?”

“Beberapa hari yang lalu, ketika kamu memintaku mengalihkan perhatian para pengawalnya, bukankah kamu mematikan alat pelacak yang dipakaikan untuk gadis itu?”

“Apakah timbul masalah karena itu?”

         Arlo menggeleng pelan. “Aku tidak yakin, tapi mungkin saja.”

         “Coba jelaskan,” pinta Zion.

         “Aku mencoba melacak keberadaan kalian lewat alat pelacak yang gadis itu gunakan.”

         “Berhasil?”

         “Berhasil, tapi hanya bisa berfungsi sebentar saja.” Arlo mulai mencari folder berisi rekaman data dari kejadian beberapa hari lalu. Setelah menemukan yang dicari, Arlo langsung membuka dan menunjukkannya kepada Zion. 

Hymn of Beautiful ScrarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang