10

258 41 3
                                    

Membosankan, itu adalah kata pertama yang terngiang di fikiran daejung ketika pembelajaran dimulai. Bahkan ia sempat beberapa kali menghela nafas panjang dengan mata berputar malas menatap guru perempuan di depan sana yang sedari tadi tak henti-hentinya mengoceh tidak jelas.

Choi sana, nama guru itu terus berbicara tentang ini dan itu yang tidak berkaitan dengan pembelajaran, yang membuat telinga  si kecil panas...tak nyaman

"Ck! bisakah anda mulai pembelajarannya? kenapa sedari tadi berceloteh tak jelas? anda menyakiti telinga saya, ssaem"

Sana menoleh, jelas terkejut atas penuturan daejung. Ia segera berjalan mendekat, berjongkok di samping si kecil agar tinggi mereka sama.

"Apa sopan berbicara seperti itu pada orang dewasa hm?"

Daejung melirik tanpa minat, kembali menatap ke depan memandangi board putih kosong yang sama sekali belum mendapat noda spidol.

"Saya tidak peduli itu sopan atau tidak, yang jelas saya disini hanya ingin belajar dan bukan mendengarkan celotehan tak jelas dari anda, ssaem" tuturnya dingin yang membuat sana semakin dibuat terkejut.

"Saya guru disini, peraturan di kelas ini saya yang membuat. Jadi kalian harus menurut, dan tenang menjalani kelas"

Daejung terkekeh kecil, menarik nafas sebentar lalu menoleh sepenuhnya pada sang guru.

"Bisa kita mulai pelajarannya? kita sudah membuang waktu banyak ssaem"

Sana menelan ludah susah payah ketika anak didepannya menatap dengan safir menyala dingin, menghunus lensa matanya yang membuatnya mematung, dan akhirnya mengangguk patah-patah.

Sana segera berdiri, lalu kembali kedepan dengan langkah cepat. Tangannya dengan tergesa membuka buku, entahlah ia merasa terintimidasi dan terdominasi oleh tatapan daejung tadi, dan ia seperti terhipnotis untuk harus mematuhinya.

Daejung hanya tersenyum miring, ada rasa membuncah senang ketika melihat raut ketakutan itu. Rasa-rasanya ia ingin melakukan itu pada orang lain juga.

Ya, persis seperti kim taehyung sekali.

Sedangkan dikelas lain, seorang guru muda tengah kelimpungan sebab permintaan daehyun yang diluar nalar anak tk.

"Tapi itu untuk anak smp, daehyun"

Anak itu menghela nafas dengan raut  wajah kesal, kedua tangannya disilang  di depan dada dengan manik menatap lurus pada sang guru muda.

"Tapi ini terlalu mudah, ssaem. apa tidak ada soal lain selain 1+1? Siapapun pasti akan bisa melakukannya. Tolong berikan soal yang lebih sulit, seperti aljabar misalnya?"

Choi soobin, guru muda itu hanya bisa terdiam seribu  bahasa ketika anak didiknya meminta hal seperti itu. Bukan ia tidak ingin memberikan soalnya, tapi masalahnya disini adalah hanya daehyun saja yang bisa mengerti sedangkan yang lainnya masih belum bisa.

Ia juga sebenarnya tidak terlalu pandai matematika, nilainya pun selalu merah ketika sekolah dulu. Dan sepertinya ia sudah lupa sekarang, bagaimana rumus-rumus itu berjalan.

"Lalu teman-temanmu bagaimana hm?" tanya soobin dengan kedua tangan bersilang di depan dada. 

Daehyun menatap teman sekelasnya satu-persatu, lalu menghela nafas panjang.

"Mereka akan tertinggal, ssaem" lirihnya.

Soobin tersenyum, mengusak rambut daehyun sebentar lalu mengangkat dagu si kecil agar menatapnya.

"Jadi, selesaikan saja soal yang ssaem berikan ya?"

"Tapi ssaem, ini terlalu mudah"

"Jika mudah, kenapa kau masih diam dan tak mengerjakan hm?" gemasnya mencubit pipi gembil daehyun yang membuat empunya mengerang kesal

THE KIM'S ( TAEGI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang