9

359 44 5
                                    

Gedung tingkat bertema kanak-kanak itu sudah di penuhi oleh orang tua yang mengantar anak mereka. Yoongi tersenyum senang, menuntun si kembar untuk segera masuk ke ruang kepala sekolah, sedangkan dibelakangnya ada si pria tan yang mengekori sambil melihat-lihat  sekolahan anaknya. Ia tidak ingin salah menyekolahkan, yang nantinya akan merusak si kembar.

"Tuan Kim, silahkan duduk" ramah kepala sekolah pada mereka berdua saat masuk ruangan.

"Terima kasih"

"Jangan sungkan, dan apakah ini si kembar daehyun dan daejung yang akan sekolah disini hm?" tanya nya pada si kembar

"Ucapkan salam, sayang"

Keduanya menurut, membunguk sekilas lalu memperkenalkan diri mereka dengan singkat. Kepala  sekolah bernamtage kim so hyun itu tersenyum gemas, mengusak surai mereka sekilas lalu kembali menatap pasangan kim itu.

"Semuanya sudah lengkap, anda juga sudah menandatangani semua dokumennya. Jadi saya bisa katakan, selamat datang di keluarga besar taman kanak-kanak sunshine. Kami harap, anak anda bisa berkembang disini"

"Kami juga berharap hal yang sama, ssaem" balas yoongi tersenyum ramah

"Baiklah kalau begitu, mari saya antar kalian ke kelas"

Mereka mengangguk, bangkit dari duduk nya mengikuti langkah si kepala sekolah. Yoongi menoleh ke samping, dan disuguhkan rahang tegas sang ahjussi yang baru saja merangkul pinggang nya posesif.

"Jangan berani tersenyum, walau hanya sedikitpun" tekannya tanpa  menatap

Si manis menghela nafas, lelah jika harus melawan sifat sang ahjussi yang selalu muncul disaat seperti ini. Yang bisa ia lakukan hanyalah mengangguk, menurut karena tidak ingin pria dominan itu marah.

"Kalian berdua kami sengaja pisah, untuk daehyun ditempatkan dikelas anggrek sedangkan daejung di kelas tulip. Tidak apa-apa kan?"

"Ah, tentu saja tidak" jawab yoongi

"Syukurlah jika seperti itu"

Si manis mengangguk, berjongkok di hadapan si kembar. Kedua tangannya terangkat, mengelus sayang pipi gembil mereka berdua.

"Jangan nakal ok? nanti siang kami akan jemput lagi, tunggu disini jangan kemana-mana, arrachi?"

"Arraseo, mommy tenang saja. Kita kan good boy" jawab daehyun dengan senyum kotaknya, sedangkan daejung hanya mengangguk tanpa senyum.

"Sana masuklah, dan berkenalan lah dengan teman-teman kalian"

"Ne!"

Daehyun berlari masuk dengan riang, sedangkan daejung masih diam di tempat yang membuat yoongi heran.

"Ada apa sa_

Grep!

Si kecil memeluknya erat, yang semakin membuat si manis kebingunan dan cemas. Tangan putihnya menepuk pelan, berusaha menenangkan.

"Jungie kenapa?"

"H-hanya ingin pelukan mommy sebentar" bisiknya

Raut yang awalnya cemas itu berganti cerah setelah mendengar penuturan sang anak, ia tersenyum lebar lalu mengecup singkat pucuk kepala si kecil sebelum melepaskan pelukannya.

"Sekarang masuk ya, sebentar lagi akan dimulai"

Daejung mengangguk, lalu berjalan santai pergi ke kelas meninggalkan ketiga pria dewasa yang sekarang tersenyum memandanginya.

"Ayo kita pergi sayang"

"Hm" angguk yoongi

Taehyung langsung menggandeng tangan si manis, menatap tajam pada kepala sekolah tampan itu dengan seringaian yang menakutkan lalu segera pergi dari sana setelah si manis berpamitan.

"Sayang, kau ikut saja ke perusahaanku okey?"

"Tapi aku malu, masa ke perusahaan ternama memakai pakaian seperti ini." ujar yoongi menunduk melihat penampilannya sendiri

"Tak apa, kau cantik memakai apapun"

Bugh!

"Gombal" dengus yoongi geli, yang membuat pria tan itu tertawa gemas

"Jadi, ikut aku perusahaan ya?"

"Iya iya, aku ikut" angguk yoongi

Pria dewasa itu mengangguk semangat, lalu tanpa menunggu lama lagi...ia tancap gas berlalu dari sekolahan si kembar untuk keperusahaan.




Disisi lain, di ruangan yang nampak pengap dan lembab serta gelap. Terdapat seorang pria yang tengah diikat di atas kursi. Badan nya sudah rusak dengan lebam dan luka, ditambah tulang-tulang yang mulai terlihat akibat kurangnya gizi.

Cklek!

Pria itu mendongkak dengan mulut terbuka, dengan liur yang menetes. Berdecih saat melihat seseorang membawakan nampan berisi 5 sendok nasi tanpa lauk, serta satu gelas air.

"Makanlah"

"A-aku tidak mau makan, aku mendingan mati daripada harus disiksa selama ini"

Hoseok, pria berprofesi sebagai hacker itu terkikik geli lalu menatap remeh pada im jaebum

"Kau tak akan pernah bisa mati sebelum master sendiri yang melakukannya"

"Lagipula ini salahmu karena berani bermain dengannya" lanjut hoseok, sembari menyimpan nasi itu di paha jaebum.

"Jadi, nikmati saja"

Setelah mengatakan itu, hoseok berlalu dari sana meninggalkan jaebum yang mulai berteriak kesetanan. Pria bermarga Im itu sudah 5 tahun di sekap, dengan keadaan terikat kursi dan selalu disiksa.

"Bajingan! lepaskan aku, yyak brengsek bunuh saja aku!!! yyak!"

Hoseok menutup telinganya, lalu menoleh pada salah satu penjaga di luar.

"Sumpal mulutnya agar tak berteriak, ck ini menyakiti telingaku"

"Baik tuan"

Hoseok memberi gestur untuk segera masuk, lalu berlalu dari sana untuk kembali pada pekerjaan nya.

"Lho, joon? kau kesini? dan ada apa dengan wajah kusutmu itu eoh?"

"Ck! aku pusing dengan tingkah seokjin" decak nya kesal dengan tangan yang meremat surai nya prustasi

"Kenapa?"

Namjoon, pria berdimpel itu menegakkan tubuhnya lalu menatap serius pada sang teman.

"Malam tadi, ia memintaku untuk membelikannya mandu isi anggur lalu tadi pagi...ia tak mau aku dekati, katanya aku bau, padahal baru saja mandi"

"Dia juga cepat marah" lanjutnya menghela nafas lelah

Sedangkan hoseok terdiam, mencerna ucapan sang teman barusan yang entah kenapa mengarah pada tanda-tanda kehamilan

Pria jung itu tersenyum, menatap sang teman yang memejam di atas sofa.

"Jangan terlalu di pusingkan, seharusnya kau senang karena istrimu sedang hamil"

"H-hamil?!" namjoon melotot terkejut, menggeleng tak percaya.

"Tidak mungkin hoseok"

"Tak ada yang tidak mungkin, lebih baik kau periksa saja ke rumah sakit" sarannya.

Namjoon diam beberapa saat, menimang saran sang hacker barusan. Haruskah? lalu bagaimana kalau hasilnya mengecewakan?

Ia menghela nafas pelan, tidak ada salahnya untuk mencoba. Apapun hasilnya nanti, ia akan menerimanya  dengan lapang.

"Baiklah, aku akan mencobanya"

"Hm, pergilah"

Namjoon mengangguk, berjalan mendekati hoseok lalu memeluknya sekilas.

"Terima kasih seok"

"Iya iya, sana pergilah"

Pria berdimpel itu mengangguk cepat, berlari dari sana untuk kembali ke rumah dan membawa seokjin untuk di periksa.

Sedangkan hoseok hanya bisa menggeleng dengan senyum gelinya, dan kembali fokus pada pekerjaannya










Halloha
Vomment ya
Next?
TBC.

THE KIM'S ( TAEGI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang