7

374 42 6
                                    

Benar yang diucapkan seokjin, si kembar langsung demam pada malam harinya. Yoongi sibuk menenangkan daehyun karena anak itu terus menangis dan tak ingin digendong siapapun selain dirinya.

"Syutt sayang, jangan menangis. Cup cup cup, pusing hm? tahan ya, besok juga akan sembuh" ucapnya lembut, sembari berjalan-jalan mengelilingi kamar guna menenangkan si kecil yang terus menangis.

Sedangkan di sudut lain, seorang pria dewasa tengah memandanginya kasihan. Ia ingin membantu, tapi si kecil tak ingin di gendong olehnya. Jadi yang bisa ia lakukan hanyalah duduk diam, memperhatikan sembari menjaga daejung yang juga bangun namun tak menangis.

"Sayang, sini biar aku bantu. Kau sudah sedari tadi terus menenangkan daehyun"

"Tak apa, kau tolong jaga daejung saja  taetae" tolak nya halus, dengan badan bergerak kecil ke kanan ke kiri, menimang.

Taehyung menghela nafas, menoleh pada si kecil daejung yang ternyata tengah menatapnya. Senyumnya mengembang, merasa senang saat mata sewarna safirnya menatap dirinya datar. Jika seperti ini, ia merasa satu jiwa dengan sang anak.

"Taetae, bisa kau tolong hubungi seokjin hyung? demam si kembar tak turun, daehyun juga barusan muntah" pinta yoongi dengan nada cemas

Taehyung mengangguk cepat, merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel dan mendial nomor sang kakak ipar.

Jari telunjuknya mengetuk resah, sesekali kepalanya mendongkak menatap jam yang sekarang sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.

"Tidak diangkat"

Yoongi menghela nafas, menoleh pada daehyun yang masih menangis di gendongannya. Ia rasanya ingin menangis, tidak tega jika harus melihat kedua jagoannya seperti ini

"Apa kita bawa saja ke rumah sakit sayang?" tanya nya tenang, berusaha menekan rasa cemas agar si manis lebih tenang.

"Kurasa tidak perlu, aku takut jika membawa mereka di jam seperti ini"

"Baiklah jika itu kep_

Drtt...drttt...

Ucapan taehyung terpotong saat dering ponsel terdengar, ia dengan cepat menarik icon hijaunya setelah melihat siapa yang menghubunginya.

"Yyak! kemana saja kau huh? aku menelponmu dari tadi!" semburnya kesal yang membuat pria disebrang sana meringis merasa bersalah

"Maaf, tadi aku tidur"

"Ck! dokter macam apa kau yang kerjaannya tidur terus eoh?"

Terdengar helaan nafas kasar di sebrang sana, namun taehyung tak peduli.

"Ada apa kau menelponku? apa semuanya baik-baik saja?" tanya seokjin

"Tidak baik, si kembar demam tapi tak juga turun-turun. Padahal sudah diberi obat yang kau resepkan, apa kau benar-benar memberikan kami obat penurun demam eoh?"

"Mana mungkin aku salah memberikan obat tae, aku bisa di penjara jika melakukan itu. Lagipula itu wajar, tandanya obat yang aku berikan bekerja dengan baik. Kalian jangan khawatir, satu atau dua jam kedepan demamnya pasti akan turun"  jelas pria berbahu lebar itu panjang lebar

Taehyung tak menanggapi, dan langsung mematikan sambungannya sepihak yang membuat seokjin menghela nafas dengan gelengan kepalanya.

Pria dewasa itu berjalan mendekati sang istri yang memunggunginya, lalu merangkul bahu sempitnya lembut.

"Kata seokjin, kita jangan khawatir. Hal ini wajar, itu berarti obatnya sedang bekerja sayang"

"Syukurlah jika seperti itu" ucap yoongi dengan helaan nafas leganya.

THE KIM'S ( TAEGI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang