Penulis: Nafidatul Mauliha
Anak kecil itu hanya bisa terdiam di bawah hujan. Hari ini ia mengalami hal yang bahkan tidak ia prediksi sebelumnya. Ayahnya, pahlawannya, super hironya, dan pondasi hidupnya pergi. Pergi untuk selamanya, dijemput oleh Tuhan yang maha kuasa. Dia terlalu kaget untuk bersedih. Di umurnya yang baru menginjak 10 tahun, harus kehilangan seseorang yang berharga baginya. Ia menunduk, mencoba untuk menangis, tapi tidak bisa. Wajahnya yang basah karena hujan, membuat dirinya terlihat menyedihkan.
"Ayah.... Ayah... Ayah..." gumamnya terus menerus. Kini keluarganya bak rumah tanpa atap. Tidak ada yang melindunginya lagi selain tembok. Sang ibu yang melihatnya langsung memeluknya. Tangisan ibunya tak cukup membuatnya menangis. Orang-orang di sekitarnya menatap mereka berdua dengan tatapan yang sama terlukanya. Menyedihkan, keluarga harmonis yang tadi pagi baru saja berangkat untuk liburan, kini mereka harus mengantar sang kepala keluarga ke tempat peristirahatan terakhirnya. Tak jauh dari rumah duka, ada seorang pria dengan setelan rapih dan memakai topi, lengkap dengan sarung tangan dan rokok mahal yang ada di mulutnya hanya bersandar pada sebuah pohon besar. "Misi selesai." ujarnya lalu pergi sembari melepaskan topi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAGA II
RandomNAGA atau Narasi Gambar adalah kegiatan mingguan Country of Literacy yang dilaksanakan setiap hari Selasa. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan imajinasi dan kreativitas para member Country of Literacy. Dan kegiatan ini juga membantu...