Allenio

4 0 0
                                    

Penulis: Mayrezha Caylana

Pintu terbuka, aroma buku langsung menyambut kedatangan seorang pemuda berwajah manis dengan rambut panjangnya. Allen menutup pintu perpustakaan dah berjalan menyusuri rak-rak buku, ketika Allen sudah menemukan buku yang ia cari, Allen segera mencari tempat duduk yang nyaman.

Perlahan Allen membaca kata demi kata yang ada di dalam buku, terlarut dengan bacaannya, pemuda manis berambut putih itu bahkan tidak sadar jika jam sudah menunjukkan angka tiga. Bahkan ia tidak sadar jika sang Kakak sudah berada di belakangnya sejak tadi.

Grevanio menggeleng pelan melihat betapa fokusnya sang Adik pada buku, ia menepuk pelan pundak Allen bermaksud untuk tidak mengagetkan Adik manisnya itu. Tapi sepertinya usahanya sia-sia, karena Allen tetap terlonjak kaget ketika merasakan tepukan.

"Kakak? Jangan mengejutkanku seperti itu! Itu tidak lucu!" kesal Allen dengan bibir cemberut.

Gemas dengan Allen, Grevanio mencubit pipi Adiknya itu. "Haha, maaf. Ayo pulang, Mama pasti sudah menunggu."

Mengangguk, Allen membereskan bukunya dan tanpa basa-basi Grevanio menggandeng tangan Allen lalu keluar dari perpustakaan sekolah.

"Kakak, aku ingin ke luar angkasa," celetuk Allen di tengah koridor menuju gerbang sekolah.

Sebelah alis Grevanio terangkat bingung. "Kamu masih kecil, kamu bahkan masih harus digandeng seperti ini saat berjalan," balasnya sembari mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Allen.

"Itu karena Kakak yang selalu menggandeng tanganku duluan, aku sudah besar kenapa masih digandeng? Lagipula, aku sudah berumur enam belas tahun, sudah besar! Makanya aku ingin ke luar angkasa."

Grevanio menghela napas kecil. "Kenapa kamu ingin ke sama hm? Di sana tidak ada oksigen dan gravitasi, akan sulit bagimu untuk bergerak."

"Kakak tahu? Buku yang tadi aku baca itu menulis tentang teori Bigbang yang membentuk galaksi bima sakti. Itu terdengar keren! Aku ingin melihat galaksi bima sakti itu!"

Binar cerah dari kedua manik hitam Allen membuat Grevanio menghela napas kecil. "Tapi kamu masih kecil. Haah ... nanti kita minta Papa membelikan teleskop untukmu. Sekarang kamu tidak bisa pergi ke luar angkasa, tapi setidaknya kamu bisa melihat sebagian kecil dari galaksi bima sakti itu melalui teleskop."

"Benarkah!? Apa itu boleh!?" tanya Allen dengan semangat yang diangguki oleh si empu.

Pelukan dari arah belakang Grevanio dapatkan, ia langsung menjaga keseimbangannya guna mencegah sang Adik terjatuh. "Terima kasih, Kakak! Aku sayang padamu."

Senyum tipis terbit di bibir Grevanio, ia membalas pelukan Allen dengan lembut. "Apapun untukmu, manis."

NAGA IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang