Penulis: Mayrezha Caylana
"Sudah ku bilang, jangan nekat. Kenapa kau tidak pernah mendengarkan!?" kesal Xyn. Ia menarik telinga sang suami yang kini berlutut atas perintahnya. Zean meringis merasakan betapa sakitnya tarikan Xyn, tapi ia tahu bahwa ia salah. Tidak apa-apa, itu hanya tarikan telinga, bukan tarikan nyawa. Lagipula ia tahu bahwa Xyn tidak akan marah padanya terlalu lama.
"Maaf, Xyn. Aku terlalu bersemangat tadi," sesal Zean sembari menundukkan kepala. Xyn menghela napas kecil usai melepaskan tarikannya pada telinga Zean, gadis berambut pirang itu memijat pelipisnya melihat betapa hancurnya rumah tangga mereka.
"Lalu? Sekarang kita akan tinggal di mana, bodoh!? Tidak mungkin kita tidur di luar." Lagi-lagi Xyn memijat pelipisnya mengingat kelakuan suami bodohnya itu. Hanya karena melihat kecoa yang terbang, Zean sangat bersemangat hingga tanpa sadar membelah rumah mereka menjadi dua dengan sihir. Kini rumah mereka tidak memiliki atap, dan bagian bawah rumah hancur karena kekesalan Xyn yang tidak dapat ditahan lagi.
Zean meringis kecil, ia menggaruk bagian belakang kepala. "Kita tinggal di kediaman Kakakku saja, sementara rumah ini dibangun," usulnya yang disetujui oleh sang istri tercinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAGA II
RandomNAGA atau Narasi Gambar adalah kegiatan mingguan Country of Literacy yang dilaksanakan setiap hari Selasa. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan imajinasi dan kreativitas para member Country of Literacy. Dan kegiatan ini juga membantu...