8.

1.4K 228 184
                                    

"Udh selesai antarnya, dek?" Tanya Christoper yg melihat Zia datang dengan tersenyum lebar itu.

Zia yg ditanya seperti itu akhirnya berbelok menuju Christoper kakaknya dan juga Naomi Mommynya yg masih berada diruang keluarga.

"Udh kok" Jawab Zia singkat.

"Terus gimana? Rumahnya jauh dari sini kah?" Giliran Naomi bertanya.

"Ah engga kok, Mom. Rumah kak Gracia tadi ga jauh dari sini"

"Emang dimana rumahnya?"

"Komplek perumahan sebelah"

Christoper yg berada diposisi merebahkan tubuhnya langsung bangkit begitu saja setelah mendengar hal itu.

"Komplek sebelah? Jadi rumahnya di komplek sebelah?"

Zia mengangguk. "Iya, kak Gracia rumahnya di komplek sebelah. Emang kenapa? Awas ya sampai abang Chris macam-macam sama kakak cantik aku!"

Gadis itu langsung beranjak dari sana yg entah menuju kemana meninggalkan Christoper dan Naomi yg menggelengkan kepalanya.

"Tuh adek kamu, udh seenaknya klaim orang jadi kakak cantiknya aja" Kata Naomi

Christoper terkekeh. "Ya mau gimana, Mom. Emang yg namanya Gracia itu baik, dibilang cantik juga cantik, sopan juga iya. Ketutup aja sama penampilan cupunya aja, adek juga kan emang dari dulu kepengen banget punya kakak cewek"

Naomi menghembuskan nafas kasar. "Iya, Mommy tau kok. Mommy doakan yg terbaik aja buat Zee, semoga dia bisa beneran perjuangan dengan apa yg layak diperjuangkan"

"Setuju, Mom!"

Sementara Christoper dan Naomi melanjutkan berdiskusi kecil seperti itu. Zia, gadis ini baru saja berganti pakaian di kamarnya, ia keluar sejenak melirik kamar Kakak pertamanya yaitu KayZee tampak sedikit terbuka.

Zia melangkah pelan, mengintip sedikit dari balik celah pintu yg sedikit terbuka itu. Zia dapat melihat jika KayZee sedang memunggungi pintu kamarnya yg berarti, KayZee tidak bisa melihat dirinya.

Zia buka perlahan-lahan pintu itu, tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Kakinya melangkah masuk bak maling yg tidak menimbulkan suara sama sekali.

Zia mendekat kearah KayZee, ia dapat melihat kakaknya atau abangnya itu tengah menatap ponsel pintarnya dengan wallpaper seorang gadis.

"Akh, Cie! Cie! Foto siapa tuh!"

"Astaga!! ZIA!" KayZee terpenjat kaget dengan buru-buru mematikan ponselnya sebelum Zia adiknya ini melihat.

Zia tertawa renyah melihat ekspresi KayZee sekarang.

"Yaelah, bang. Ngapain sih ngelihatin wallpaper hp? Emang foto siapa yg abang lihat?"

"Kepo banget bocil, udh deh sa–.."

"Enak aja! main usir-usir, ga bisa lah. Zia ratu kedua dirumah ini setelah Mommy. Jadi apapun yg Zia lakuin tetap benar" Kata Zia dengan gaya kedua tangannya ia lipat didada.

KayZee menghembuskan nafas kasar. Adiknya ini sungguh membuatkan kesal berkali-kali lipat hari ini, entah makan apa adiknya hari ini sampai menjadi seperti ini.

"Kamu kok ngeselin ya? Habis makan apa sih?"

"Dih, kata aku mah, dih. Mana ada seorang Zia Syakalla yg syantik ini ngeselin, oh tidak bro!"

KayZee memutar bola matanya malas. "Udh deh, kalau ga penting mending keluar aja. Abang mau istirahat"

"Ada yg penting tauk, emang abang ga mau?"

Everlasting Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang