14.

1.2K 193 150
                                    

Malam hari pun tiba, keluarga Keenan dan Veranda terduduk dimeja makan, tampak bingung kemana kah putri keduanya yg sedari tadi tidak menampakkan wujudnya sama sekali. Sementara Shani hanya duduk terdiam sembari memainkan ponselnya seolah tidak peduli akan hal itu.

"Ci"

Veranda yg sedari tadi khawatir pun memutuskan bertanya kepada Shani.

"Kenapa, Mi?"

"Adek kamu ke–.."

"Pergi"

Jawaban singkat itu mampu membuat Veranda dan Keenan mengerutkan keningnya. Pergi? Apa yg dimaksud oleh Shani berkata seperti itu.

"Maksud kamu pergi– Pergi kemana?" Giliran Keenan bertanya.

"Udh lah, Pi. Gausa cari cari anak gatau diri itu" Jawab Shani ketus, ia tampak kesal yg terlalu memikirkan Gracia.

Keenan menghela nafas. "Shani, Gracia itu adik kamu. Ga sehar–.."

"Dia ga pernah mau nurut apa yg Shani bilang" Shani memotong begitu saja perkataan Keenan.

Veranda sudah kalut setelah mendengar putri keduanya pergi, kemana perginya Gracia sekarang.

"Gracia pergi kemana?" Tanya Veranda sekali lagi

"Shani gatau, Mi. Gausa bahas Gracia kenapa sih"

"SHANI!" Veranda menggebrak meja makan itu, kesabarannya sudah habis melihat tingkah laku putri pertama ini yg seperti tidak memilik rasa kasihan sama sekali.

"Kenapa sih, Mi? Mami selalu belain Gracia akhir-akhir ini" Shani malah membalas dengan berkata seperti itu, membuat emosi Veranda memuncak seketika.

Plak!

"Jaga bicara kamu ya, Shan. Gracia adik kamu, anak kandung Mami juga!"

Shani yg mendapat tamparan keras dari Veranda, menatap sinis Maminya tersebut.

"Mami udh ga sayang sama Shani? Mami lebih milih Gracia sekarang keti–.."

"STOP! Jangan pernah kamu bilang seperti itu ke Mami, apapun yg kamu mau. Mami selalu turutin, tapi apa? Sekarang apa? Kamu bahkan ga punya keinginan untuk mandiri sama sekali, bahkan adik kamu sendiri pergi, kamu! Ga peduli sama sekali. Mami salah besar sudah memperlakukan kamu terlalu berlebih, kamu jadi orang yg haus akan kasih sayang seperti ini, jangan kamu kira Mami ga tahu apa yg kamu lakukan diluar sana"

"Ve, sudah"

"Diam, Mas. Anak ini sudah keterlaluan, dia ga peduli sama adiknya sendiri"

"Shani jadi seperti ini juga gara gara, Mami!"

"SHANI!"

Plak!

Suasana di keluarga itu semakin runyam. Keenan selaku kepala keluarga tidak bisa berbuat banyak, semakin ia mencoba untuk melerai, semakin runyam suasana yg terjadi.

"Kamu bener-bener sudah keterlaluan, Shan. Mami bener-bener kecewa sama kamu"

Tatapan kecewa Veranda terpancar jelas dimatanya, Shani putri pertamanya sudah benar-benar kelewat batas. Veranda menyesal sekali memperlakukan putri pertamanya ini sampai menjadi sosok seperti ini sekarang.

Shani sudah berlinang air mata setelah mendapatkan 2× tamparan keras tepat di pipi kirinya, ia beranjak dari tempatnya kemudian berlari menuju kamarnya yg berada di lantai atas.

Veranda menatap kepergian putri pertamanya itu, tamparan yg ia berikan masih tidak sebanding dengan rasa sakit yg dialami oleh putri keduanya. Gracia, Veranda benar benar menyesal selalu memprioritaskan segala sesuatunya kepada Shani.

Everlasting Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang