Everlasting Love [END]

23.

Semenjak bertunangan kedekatan KayZee maupun Gracia sudah sering terlihat, bahkan mereka tanpa ragu menebar keromantisan didepan banyak orang. Hanya saja mereka masih menutupi status pertunangan mereka, karena menurut mereka belum saatnya jika hal itu dipublikasikan, terlebih lagi posisi mereka yg masih duduk dibangku sekolah.

Veranda dan Keenan selaku orang tua Gracia merasa senang sekaligus tenang karena putri kedua mereka tersebut sudah memiliki sosok pelindung, begitu juga Naomi yg merasakan hal yg sama. Keinginan Naomi untuk menjadikan Gracia menantunya sudah mulai ada perkembangan, Naomi senang Gracia menjadi pilihan yg tepat untuk putranya yaitu KayZee, Naomi merasa jika Gracia memang sangat cocok dengan KayZee. Terlebih lagi keduanya memiliki sifat yg bertolak belakang, hal itu menjadi penutup kekurangan dari mereka masing masing menurut Naomi pribadi.

Dan untuk yg dirasakan oleh Gracia maupun KayZee, mereka sangat sangat senang dan tentu juga gembira. Mungkin takdir memang sudah menyatukan keduanya untuk menjadi satu kesatuan, hanya tinggal menunggu waktu saja keduanya bisa resmi menjadi pengantin baru.

Di pagi hari itu, bertepatan dengan berjalannya 1 bulan hubungan Gracia dan juga KayZee termasuk hitungan pertunangan mereka. Keduanya kini sedang bersiap-siap untuk berangkat kesekolah, KayZee rutin mengantar-jemput tunangannya itu. Sudah menjadi tugas wajib tambahan yg harus KayZee lakukan. Gracia tidak pernah menolak, sebenarnya ia pernah sekali menolak hal ini tetapi laki laki yg berstatus tunangannya itu terus memaksa, hingga sampai dimana Veranda dan Keenan mendengarnya, kedua orang tuanya memberikan pengertian kepada Gracia agar membiarkan saja KayZee melakukan hal itu, sebagai awal fondasi hubungan keduanya yg perlahan lahan mulai terbentuk.

KayZee sedang menunggu Gracia diruang keluarga kediaman tunangannya itu, ia sampai dipersilahkan oleh Veranda dan Keenan untuk sarapan terlebih dahulu. Tetapi KayZee menolak, ia beralasan jika dirinya sudah sarapan saat dirumah sebelum menjemput Gracia.

Sudah menjadi kebiasaan KayZee akhir akhir ini datang kerumah Gracia dan disambut oleh kedua orang tua gadis itu.

"Kamu beneran sudah makan, nak?" Tanya Veranda lembut

"Sudah kok, tante" Jawab Zee sopan seraya menganggukkan pelan kepalanya

"Maaf ya, Gracia emang agak susah kalau dibangunin. Yg biasa bangunin Gracia kalau mau sekolah itu Cicinya"

"Gpp kok, tante. Lagian masih banyak waktu juga, jadi masih bisa agak santai"

Veranda mengangguk.

"Mommy kamu gimana kabarnya?"

"Baik, tante. Cuman akhir akhir ini Mommy lagi sibuk ngurus perusahaan, jadi ya gitu deh"

"Kamu kalau memang gaada teman dirumah selagi Mommy kamu sibuk, bisa datang kesini kok. Ajak main Gracia, tante persilahkan kamu ajak Gracia pergi main, asal ingat waktu"

KayZee menggeleng.

"Maaf, tante. Bukannya Zee ga mau ajak Gracia keluar, tapi Zee juga harus paham kalau dunia yg dimiliki Gracia bukan cuma Zee aja, Gracia juga punya impian yg lain. Terlebih lagi Gracia juga suka banget belajar. Jadi ya, rasanya kalau Zee ajak main keluar terus takut bosen, tante"

Veranda tertawa kecil, ia salut kepada pemuda yg berstatus tunangan putri keduanya ini. Ia tidak menyangka jika pemuda ini memiliki pemikiran yg begitu dewasa, bukan hanya dari segi fisik yg sudah beranjak dewasa tetapi pemikirannya pun juga perlahan sudah mulai dewasa.

"Jujur, tante salut banget sama kamu, nak. Tante masih ga percaya kalau ada pemuda yg baik dan punya pemikiran dewasa diluar sana seperti kamu ini, Gracia beruntung mendapatkan kamu."

KayZee tersenyum tipis. "Tante, justru yg harusnya beruntung itu aku, Zee beruntung bisa mendapatkan sosok Gracia yg menurut, Zee pribadi. Berbeda dari kebanyakan perempuan lain, Gracia itu tangguh, kuat, dia juga baik, pintar apapun yg hal baik dia borong semuanya. Zee rasa yg harusnya bersyukur dan beruntung itu Zee sendiri, tante"