Di pagi hari yg cerah, suasana hiruk pikuk perkotaan mulai produktif perlahan-lahan. Disebuah kawasan perumahan elite bernuansa retro klasik terdapat sesosok gadis yg baru saja menyelesaikan kegiatan mandinya. Seperti gadis umum seusianya yg di pagi hari selalu berangkat sekolah, sama halnya dengan gadis satu ini yg kini sudah bersiap-siap berganti seragam.
Make up tipis, model rambut twin-tale sedikit acak, ditambah kaca mata bulat yg kini bertengger diatas hidung mancungnya. Setelah dirasa siap dengan penampilannya, gadis itu dengan cepat bergegas turun menuju meja makan.
Sementara itu di meja makan sudah terdapat 2 orang berbeda usia. Kedua orang itu tengah bersiap-siap menyantap sarapan sembari menunggu satu orang lagi.
"Pagi, Mami/Cici!"
2 orang itu langsung menoleh kearah sumber suara yg kini perlahan mendekat.
"Pagi juga Sayang/Dek!"
Gadis yg sempat bersiap-siap untuk berangkat sekolah akhirnya tiba dimeja makan, menarik satu kursi kosong yg ada disana. Gadis itu lantas langsung mendaratkan pantatnya tepat di kursi dan segera duduk.
"Papi kemana, Mi?" Tanya Gadis itu
"Papi sudah berangkat pagi pagi banget, ada meeting penting katanya" Sahut Sang Mami kepada putri ke 2 nya.
"Kamu kok masih betah penampilan kayak gini sih Ge? Cici heran deh, style fashion kamu kayak bocah ketinggalan trend gini" Heran kakak dari gadis itu yg kerap disapa dengan Cici Shani.
Gadis yg memiliki panggilan 'Ge' itu mendadak melengkungkan bibirnya kebawah, memanyunkan bibirnya perlahan. "Ya gimana Ci, kan Cici tau sendiri Gege jarang ngikutin kayak gitu. Jadi ya apa adanya aja" Cicitnya
"Ya Cici tau, tapi seenggaknya tuh update Gracia update, jangan jadi kudet deh" Kesal Shani
Memang benar Shani kerap kali kesal melihat penampilan adiknya ini yg terbilang polos, lugu dan terkesan cupu. Berbeda dengan dirinya yg stylist, modis dan bisa dibilang mengikuti trend fashion terkini. Blazer putih dipadukan dengan celana putih yg Shani kenakan memang memperlihatkan jika sosoknya adalah orang yg cantik, rupawan. Berbeda sekali dengan sang adik.
"Sudah, sudah. Ga perlu debat masalah ini, biarin aja Ci. Kan adikmu juga ga permasalahkan hal itu, lebih baik sekarang kita sarapan ya" Lerai Veranda, Mami dari 2 putrinya ini selalu sabar menghadapi perdebatan seperti ini di pagi hari dengan topik yg selalu sama.
Shani dan Gracia yg kerap kali berselisih paham tentang penampilan selalu menjadi asupan pagi Veranda sebelum sarapan. Seperti halnya sekarang ini, jadi jangan ditanya jika kesabaran Veranda sudah mencapai tahap akhir.
"Tapi Ma–.."
"Sudah, kamu mau sarapan atau debat. Kalo masih kepingin debat mending gausa sarapan" Ancam Veranda kepada Shani.
"Minta maaf ke adik kamu!"
Shani memutar bola matanya malas, pundaknya turun perlahan diselingi helaan nafas panjang seolah tidak ikhlas dengan ini.
"Cici minta maaf" Meski terkesan tidak ikhlas, tangannya tetap ia ulurkan seperti selayaknya orang yg tulus meminta maaf.
"Iya Ci, Gege juga minta maaf ya" Gracia jabat uluran tangan Cici-nya itu, kemudian ia peluk singkat.
Sesi itu tidak berlangsung lama setelah keduanya selesai meminta maaf, kondisi kembali hening. Veranda tersenyum melihat momen yg sempat terjadi dihadapannya, momen yg akan terus terulang jika salah satu dari putrinya tidak ingin menurunkan egonya.
"Sudah, sekarang sarapan. Mami ga mau salah satu dari kalian terlambat, kamu Ci kan ada meeting hari ini dan kamu Dek hari ini hari pertama sekolah" Tegas Veranda
KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting Love [END]
RomanceSeorang gadis cupu dan lugu yg dipertemukan dengan laki laki tampan di sekolahnya, entah apa yg terjadi didalam hidup gadis ini kedepannya. Bahagia atau malah sebaliknya? Fiction not Real!! Stop carrying a real life!! 👌🏻 Start : Kamis, 1 Agustus...