Walcome My Story
.
.
Thanks to AllLabiba kira kesedihan keluarga kecil mereka hanya masalah tentang rahim dia yang bermasalah namun dia salah. Keesokan harinya, sebuah telpon datang memberikan kabar yang membuat suaminya sangat terkejut, kabar tentang Ummi yang mendadak masuk rumah sakit tadi pagi.
Keadaan Ummi tiba-tiba drop dan untungnya beliau saat itu tengah di mesjid. Para warga bergegas membawanya kerumah sakit, bayangkan jika Ummi tengah dirumah sendirian, hal yang tidak dapat dibayangkan Reyhan juga Labiba.
Mereka bergegas pulang kampung saat itu setelah memberikan kabar kepada Satya dan Mahesa. Kedua sahabat Reyhan itu akan segera menyusul setelah Adiba dan Mahesa meminta izin untuk absen.
Sepanjang perjalanan baik Reyhan ataupun Labiba terus berdoa untuk kesembuhan Ummi. Hingga tepat pukul 11.00 siang. Mereka berdua sampai. Ustadz Fahri, Kakak Labiba sudah disana dengan Ayah kandung Labiba.
"Assalmualaikum Abba dan Ustadz," Reyhan menyalami kedua tangan pria yang ada didepannya diikuti Labiba.
Abba Labiba memeluk erat putrinya yang sudah menangis. Perlahan Ustadz Fahri menjelaskan kejadian tadi pagi tentang Ummi Reyhan yang tiba-tiba pingsan saat sembahyang subuh dan sekarang beliau masih dirawat dokter.
Uatadz Fahri menenangkan Reyhan, tidak berselang lama Dokter keluar meminta Reyhan dan Labiba untuk masuk karena permintaan Ummi.
Mereka berdua masuk bersama, terlihat jelas Ummi menatap kearah mereka dan berusaha untuk tersenyum. Reyhan mendekat mencium kening Ummi begitu juga dengan tangan Ummi-nya.
"Ummi, Muhammad dan Labiba disini," ucap Reyhan.Ummi mengelus tangan Reyhan pelan, dia menatap kearah Labiba lalu semakin melebarkan senyuman diwajah pucatnya.
"Nak, jangan sedih ya, Ummi yakin Labiba akan sembuh dan bisa melahirkan anak perempuan yang cantik juga anak laki-laki yang tampan, Labiba kan wanita yang kuat, putri Ummi-"
"namun jika kemungkinan buruk terjadi, Ummi tidak akan pernah kecewa atau pun sedih Nak, Labiba sehat itu jauh lebih baik bagi Ummi," ucap Ummi terbata-bata.
Labiba ikut memegang erat tangan Ummi dibalik tangan Reyhan.
"Setelah Muhammad lahir, doa Ummi selalu menyertainya tidak putus, lalu setelah Labiba hadir dihidup Muhammad, doa Ummi juga ikut menyertai Labiba. Kamu bukan hanya menantu Ummi tapi Labiba adalah putri Ummi, melihat Labiba sehat dan bisa tersenyum pun sudah mampu membuat Ummi bahagia,"
Labiba mengangguk disela tangisnya. Dia tidak tahu harus bersyukur seperti apa lagi memiliki mertua sebaik Ummi sedangkan Reyhan tidak mengalihkan sedikitpun tatapannya dari Ummi-nya. Kini wanita paruh baya itu kembali melihat kearahnya.
"Muhammad, Ummi boleh minta tolong untuk yang terakhir kalinya,"
Reyhan menarik napas sesaknya lalu perlahan mengangguk mengiyakan.
"Ummi minta maaf jika selama Ummi menjadi Ibu mu pernah menyakiti hatimu, membuatmu sedih atau pun kesal dengan setiap tindakan Ummi,"
"Muhammad juga minta ridho dari Ummi selama menjadi anak banyak membuat Ummi sakit hati dan sebagainya,"
"Iya Muhammad, Ummi ridho,"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA PAPA MUDA (SEQUEL)
Fanfiction[Jangan Lupa Vote dan Komen Ges!!] [Siapa yang rindu dengan cerita satu ini!! kalau masih pada penasaran kelanjutannya, Aku bikin versi sequel-nya] Cerita ini berawal dari Satya, Reyhan, dan Mahesa yang merawat anak kecil yang tiba-tiba berada dide...