22. Masalahmu Masalahku Juga

314 54 10
                                    

Walcome My Story
.
.
Janlup seperti biasa ya!!

Malam telah datang. Baik Adiba atau Mawar sama-sama diam tidak bersuara, mereka fokos dengan makanan masing-masing. Tidak ada yang sekedar bertanya atau menjelaskan, hening tak bersuara.

"Adiba mau ikannya lagi?" tanya Satya.

"Boleh Ayah," jawab Adiba.

Satya beralih kearah Mawar yang ternyata juga melihat kearahnya. Pria ini tersenyum.

"Kamu mau ikan juga Sayang?" tanyanya dengan nada lembut.

"Udah cukup ini aja, Aku mau ke kamar duluan," Mawar berdiri meninggalkan Adiba dan Satya.

Adiba hanya melirik sekilas kearah Mamanya lalu kembali fokos memakan ikan yang diberikan Satya.

"Ayah gak tahu harus cerita seperti apa Diba, tapi Mama Kamu butuh waktu untuk cerita semuanya sama Kamu,"

"Adiba termasuk anak yang cukup peka Ayah, tanpa diceritakan pun Adiba sudah mengerti tentang kejadian hari ini, Paman badut itu sahabat Mama yang juga dibenci olehnya karena dulu dia termasuk orang yang bungkam saat Mama bertanya tentang keberadaan Ayah," ucap Adiba.

Satya mengelus pelan rambut Adiba. Putrinya memang terbaik.

"Seperti biasa Ayah, Adiba gak benci dengan Ayah kandung Adiba dan jika diposisi Mama, Adiba juga bisa memahami, Ayah kandung Adiba memang salah, tanggung jawab tetaplah tanggung jawab, sesulit apapun jangan pernah meninggalkan itu tapi Ayah kandung Diba melakukannya, wajar jika Mama membenci dia," ucap Adiba lagi.

Satya mengangguk membenarkan.

"Adiba, jangan pendam semuanya sendiri, masalah Adiba juga masalah Ayah, kita keluarga dan sudah seharusnya saling membantu," balas Satya.

"Iya Ayah,"

"Kalau Adiba ingin menemui Paman Fahri juga boleh, Adiba berhak tahu tentang Ayah kandung Adiba,"

Adiba hanya bisa diam, dia berdiri pamit untuk kembali ke kamar.

Baik Adiba dan Mawar mengurung diri mereka di dalam kamar masing-masing. Semua yang terjadi hari ini berasa begitu cepat ditambah fakta yang didengar Mawar dari Fahri. Wanita ini mengusap wajahnya.

Satya masuk membawakan air untuk Mawar. Dia duduk disamping wanita ini, meraih kaki istrinya dan meletakkannya di pahanya. Memijat pelan kaki Mawar yang agak membengkak. Mawar menatap lekat kearah Satya.

"Udah gak usah dipikirkan lagi,"

"Adiba bagaimana?" tanya Mawar.

"Dia tampaknya udah tidur, Kamu juga perlu istirahat, pasti lelah banget kan," balas Satya.

Mawar mengangguk, Satya membantu istrinya berbaring lalu menyelimutinya. Mawar membalikkan tubuhnya memunggungi Satya. Lampu kamar mati, namun tidak membuat mereka berdua tidur. Mawar terus mengingat ucapan Fahri tentang Andre yang mencari Adiba dan dirinya lalu pria itu meninggal saat ingin menyusulnya keluar negeri.

"Andre, Kamu mau kemana?"

"Pergi,"

"Meninggalkan Kami berdua? Kamu gila," teriak Mawar tepat didepan wajah Andre.

TIGA PAPA MUDA (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang