Walcome My Story
.
.
#Sabar Mahesa yaMalam telah tergantikan dengan pagi, Adiba perlahan mengerjabkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam ruangan tempat dia dirawat. Gadis remaja itu terdiam melihat kearah langit-langit setelah matanya berhasil terbuka sempurna. Adiba kembali teringat setiap adegan menakutkan yang terjadi padanya. Tubuhnya mendadak menggigil ketakutan, dengan sekuat tenaga Adiba menarik napasnya lalu menghembuskannya agar dia bisa kembali tenang.
Satya perlahan membuka pintu masuk ruangan Adiba. Matanya membulat kaget saat melihat keadaan Adiba yang tampak tidak baik-baik saja. Satya mempercepat langkahnya menghampiri Adiba.
"A-ayah," ucap Adiba dengan suara bergetar.
"Ayah disini sayang, jangan takut," sahut Satya dengan suara yang tidak kalah bergetar.
Adiba menangis kencang disela pelukan mereka, dengan sigap Satya mempererat pelukannya. Dia berulang kali membisikkan kata-kata penenang untuk putrinya.
Hampir sepuluh menit berlalu akhirnya Adiba mulai tenang. Dia melepas pelukan mereka, Satya menangkup wajah Adiba lalu mencium keningnya perlahan.
"Kamu gak perlu takut lagi ya, Ayah sekarang disini dan Ayah janji tidak akan meninggalkan Kamu,"
Adiba mengangguk pelan dengan senyuman kecil membingkai wajahnya. Keadaan mendadak sunyi, baik Satya maupun Adiba sibuk dengan pemikiran mereka.
Perlahan Adiba kembali melihat kearah Satya lalu beralih menuju pintu masuk.
"Ayah, Papa Mahesa mana?" tanya Adiba.
Satya dengan cepat menatap kearah Adiba saat gadis remaja ini menyebutkan nama Mahesa, diam-diam dia mengepalkan tangannya. Sambil tersenyum Satya menggelengkan kuat kepalanya.
"Ayah gak lihat dia Dib," ucap Satya.
"Adiba khawatir tentang keadaan Papa, dia gak terluka kan Ayah?"
"Diba mau ketemu Adik gak?" ucap Satya sengaja mengalihkan pembicaraan.
Mata Adiba berkilat senang, dia tentu saja ingin bertemu dengan adiknya. Satya mengelus rambut Adiba.
"Kalau begitu Adiba harus cepat pulih agar bisa ketemu adik," ucap Adiba.
"Kamu bisa ketemu dia sekarang kok Nak," balas Satya.
Adiba menggelengg, Satya mengerutkan keningnya agak bingung.
"Adiba gak mau terlihat seperti ini didepan Adik, Adiba mau terlihat lebih sehat saat Kami bertemu biar bisa masuk konten Ayah,"
Satya tertawa kecil mendengar penuturan Adiba. Dia mencubit pelan kedua pipi Adiba.
"Baiklah jika itu keinginan peri kecil, Ayah akan turuti,"
Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi tepat. Adiba kembali tertidur setelah meminum obatnya begitu juga dengan Satya yang tidur disofa. Langit tampak mulai menurunkan hujannya, petir tiba-tiba menyambar, Satya terbangun kaget. Dia langsung melihat kearah Adiba memastikan putrinya itu dan betapa leganya Satya saat melihat Adiba tampak tenang tidak terganggu dengan suara petir.
Satya memutuskan untuk keruangan Mawar melihat keadaan istri dan bayi mereka, dia pun melangkah keluar.
Suara pintu kembali terdengar terbuka dan kali ini bukan Satya. Mahesa masuk dengan langkah sepelan mungkin lalu duduk dikursi samping Adiba tertidur. Dia melihat kearah luka Adiba yang sudah diobati. Andai kata tadi malam dia terlambat, Mahesa benar-benar tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA PAPA MUDA (SEQUEL)
Fiksi Penggemar[Jangan Lupa Vote dan Komen Ges!!] [Siapa yang rindu dengan cerita satu ini!! kalau masih pada penasaran kelanjutannya, Aku bikin versi sequel-nya] Cerita ini berawal dari Satya, Reyhan, dan Mahesa yang merawat anak kecil yang tiba-tiba berada dide...