05. Hadiah Ultah dari Adiba

610 71 10
                                    

Walcome My Story
.
.
Ayo! Voting dan Komen ya Kakak
(By : Adiba)

Mawar hanya bisa mengelus pelan dadanya melihat Satya yang masih saja ingin menangis padahal mereka tengah diatas motor menuju kafe Reyhan. Awalnya Satya menolak tapi Mawar memaksa dengan alasan ingin ngidam makan disana.

Akhirnya mereka berdua sampai, Kafe tampak sunyi dan Satya belum menyadari, dia sibuk membantu Mawar.

"Hati-hati sayang," ucap Satya lembut.

"Iya, ayo masuk,"

Mereka berdua jalan bersamaan.

"Kenapa sunyi ya Sayang, biasanya udah mulai ramai loh," tanya Satya.

"Gak tahu juga, mungkin belum," jawab Mawar.

Mawar membiarkan Satya membuka pintu, saat dibuka dia kaku terdiam sedangkan Mawar hanya bisa menahan tawa. Kafe serba pink sekali.

"Ini kenapa pink semua," tanya Satya kepada Mawar yang mengangkat kedua bahunya.

Tiba-tiba suara musik terdengar, suara seorang perempuan muncul. Adiba keluar dari balik kue dengan gaun putihnya, sayap malaikat bertengger indah dipunggungnya.

Adiba dan Mahesa bersamaan menyanyikan lagu 'Yang Terbaik Bagimu'

'Ayah dengarlah'

'Betapa sesungguhnya ku mencintaimu'

Pecahlah kembali tangisan Satya, laki-laki yang memakai kameja hitam itu bergegas masuk dan memeluk erat Adiba. Dia berulang kali mengucapkan terima kasih, dia juga berulang kali mencium lembut kedua pipi Adiba, Adiba-nya.

Mawar, Labiba, Reyhan, Mahesa dan beberapa karyawan menahan haru.

"Sialan, Gue mau nangis juga neh," Mahesa balik badan.

Reyhan menepuk kedua pundak Mahesa menyalurkan perasaan yang juga dia rasakan.

"Selamat ulang tahun Ayah," ucap Adiba.

"Iya bidadarinya Ayah," Satya mencium tangan Adiba lalu dia kembali memeluk Adiba.

"Ayah jangan nangis lagi, Adiba minta maaf ya sudah bentak Ayah, Adiba cuma bercanda kok, Adiba suka apapun yang dikerjakan Ayah, Adiba sayang Ayah,"

"Gak papa kok, Diba mau pukul Ayah juga Ayah bersumpah gak akan marah, bahagia Adiba segalanya bagi Ayah, tanpa Diba Ayah bisa gila, Ayah sangat menyayangi bidadari Ayah ini," balas Satya.

Kini giliran Adiba yang menangis, Satya menghapus air mata Adiba dengan lembut.

"Ayah sehat terus dan panjang umur ya biar bisa lihat Diba jadi orang sukses dan bikin kalian semua bangga,"

"Tentu, Diba akan jadi orang yang sukses, Diba akan jadi apapun yang Diba inginkan, Adiba kan anak Ayah yang paling baik, tidak ada satu pun yang tidak menyayangimu nak," ucap Satya.

"Udah dong, ini kita potong kue aja," ucap Mahesa, mata laki-laki ini sudah merah karena drama yang menguras air mata ini.

Satya tersenyum kecil melihat sahabatnya itu. Dia menggendong Adiba dan membawa gadis ini menuju kearah kue.

TIGA PAPA MUDA (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang