32. Kedatangan Reyhan

345 39 4
                                    

Walcome My Story
.
.
Mahesaa jangan pergii ya!!

Hujan turun semakin lama semakin deras dan Mahesa tidak peduli dengan semua itu, dia sampai didepan rumahnya dengan keadaan basah juga kacau. Mahesa rasanya putus asa sekali, jika sampai Satya pergi pindah karena dia, Mahesa tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

Mahesa melepaskan helmnya dan beranjak dari motor, dia tidak akan membiarkan Satya yang pergi bersama keluarga kecil pria itu. Lebih baik dirinya saja yang  menjauhi mereka karena seperti yang dia pikirkan, Mahesa pembawa sial kan?

Badannya mendadak menegang disaat melihat Reyhan berdiri didepan rumahnya dengan raut datar. Mahesa melangkah mendekati sahabatnya itu.

Disaat Mahesa sudah berdiri didepan Reyhan, tangan pria yang kerap memakai peci putih itu terbuka lebar, memberikan Mahesa ruang untuk memeluknya. Mahesa menatap bingung.

"Lo gak mau meluk sahabat lo ini? Gue sahabat lo Sa, lo masih punya Gue," ungkap Reyhan tersenyum kecil, raut datar tadi seakan hilang tergantikan dengan senyum yang begitu menenangkan.

Mahesa memeluk erat Reyhan, dia kembali menangis.

"Sa, Gue kesal tahu, kalian gak kasih tahu Gue kabar gembira tentang Mba Mawar yang sudah melahirkan. Tapi Gue lebih kesal kalian gak kasih tahu Gue tentang kejadian yang menimpa Adiba," ucap Reyhan masih sempatnya menjitak kepala Mahesa pelan.

"Masa Gue harus tahu kabar ini dari pihak sekolah, Gue tadinya sampai disini pukul setengah delapan, niat mau kasih kalian kejutan sekaligus mau ngasih titipan Labiba, tapi malah Gue yang dapat kejutan, kalian ini tega banget sama Gue ya," lanjut Reyhan.

Reyhan melepaskan pelukannya, dia menunjuk kearah rambutnya yang basah. Mahesa terkekeh kecil disela isakan tangisannya melihat wajah Reyhan yang cukup menghibur baginya ditengah kalutan gila yang menerpa dia.

"Rambut Gue basah karena harus pergi ke sekolah buat nemuin lo sama Adiba, karena entah kenapa Gue punya firasat gak enak lihat rumah kalian kosong dan ternyata benar adanya ada yang gak beres kan?"

Mahesa menghapus air matanya begitu juga dengan lendir yang keluar dari hidungnya.

"Adiba seperti itu karena Gue yang ninggalin dia sendirian disekolah, selain gak bertanggung jawab, Gue juga memang pembawa sial, dulu Kakak Gue lalu Lara, sekarang Diba. Keknya Gue harus pergi ja-"

"Iya, sekalian lo pergi ke hutan amazon sana, bergaul sama binatang buas, tolol dipelihara gini nih," ucap
Reyhan mengetuk jidat Mahesa.

Mahesa mengangguk tampak setuju dengan saran Reyhan, lagi-lagi Mahesa menerima kekerasan dalam pertemanan. Reyhan meraih kepala Mahesa dan memasukkan ke ketiaknya. Mahesa memberontak karena pengap.

"Bangsat, Gue gak bisa napas," Mahesa memukul lengan Reyhan.

Setelah berhasil lepas dari Reyhan, Mahesa menatap permusuhan kearah Reyhan yang melotot garang.

"Istigfar gak lo Sa,"

"Apaan sih Han?" tanya Mahesa bingung.

"Istigfar Gue bilang," Reyhan memukul lengan Mahesa brutal.

Mahesa bergegas mengucapkan istigfar, dia berdecih kesal melihat wajah kemenangan Reyhan.

TIGA PAPA MUDA (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang