04. Satya Nangis

562 79 8
                                    

Walcome My Story
.
.
Hallo Janlup Vote dan Komen!!

Bel pulang berbunyi, Satya duduk didalam mobilnya dengan mata kekanan juga kekiri, melihat satu persatu siswa-siswi yang keluar dari dalam sekolah. Senyumannya merekah saat melihat orang yang dia tunggu kini sudah keluar bersama dua anak lainnya.

Saat Adiba sudah hampir mendekati mobilnya, Satya bergegas keluar. Adiba kaget sebentar lalu dia mendatarkan wajahnya.

"Hai," Satya menyapa kedua teman Adiba yang tidak lain Denis dan Wiliam.

"Om, foto yuk," balas Denis.

"Boleh," balas Satya.

Satya melirik raut wajah Adiba yang tidak ada senyum-senyumnya, jujur Satya sekarang tengah panas dingin melihat Adiba.

"Jemputanku udah sampai, duluan ya Diba," ucap Wiliam.

"Iya hati-hati," jawab Adiba tersenyum dengan senyuman khas gadis remaja ini.

"Sepertinya Adiba masih kesal sama Gue buktinya sama neh anak senyum sama Gue gak," batin Satya.

"Makasih Om, udah seratus neh foto," ucap Denis tanpa dosa.

Satya hanya bisa melongo dan Adiba berusaha untuk tidak tertawa.

"Eh itu nyokap sudah jemput Gue, duluan ya Diba juga Om," Denis berlari kearah Mamanya.

Tinggallah Satya dan Denis, Satya membukakan pintu mobil dan Adiba masuk setelahnya lalu disusul Satya.

"Adiba mau beli sesuatu?"

"Adiba ada janji sama Papa, karena Ayah jemput jadi batal deh,"

"Maaf ya, Ayah gak tahu,"

Adiba hanya diam tidak bersuara. Dia melihat pemandangan sambil diam-diam menahan tawanya.

"Ayah minta maaf ya Sayang, Ayah janji gak ngonten lagi deh, Ayah akan cari kerja yang lain aja kalau Adiba gak suka,"

"Gak perlu," balas Adiba pura-pura jutek.

"Adiba jangan marah dong sama Ayah ya, Adiba maaf ya,"

"Ayah fokos nyetir aja dulu,"

"Iya-iya Sayang,"

Sesampai di rumah, Adiba turun tanpa menunggu Satya, dia masuk kedalam kamarnya.

"Lemes banget," ucap Mawar ke Satya yang baru masuk.

"Adiba masih marah sama Aku,"

"Masa sih,"

"Beneran Mawarku Sayang,"

"Hallo besti," Mahesa datang tiba-tiba.

Dia menatap kearah Satya.

"Kenapa lo Bang?" tanya Mahesa.

"Adiba marah sama dia," jawab Mawar.

"Tumben Adiba marah, sama lo lagi Bang, Adiba kan anaknya gak gampang marah, kesalahan lo fatal banget deh kek nya Bang," ucap Mahesa memanas-manasi.

TIGA PAPA MUDA (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang