26. Keputusan Reyhan

313 64 15
                                    

Walcome My Story
.
.
Janlup Vote dan Komen ya!!

Malam semakin larut menyisakan Reyhan yang masih membuka matanya, dia menoleh kearah Labiba yang sudah tidur lelap. Perlahan Reyhan bangkit dan berjalan keluar kamar. Kakinya melangkah menuju sebuah kamar yang wajib dia kunjungi jika pulang kesini.

Sesampai disana, Reyhan menyalakan lampu yang ada di kamar Ummi-nya. Dia melangkah masuk kedalam lalu duduk diatas kasur. Reyhan menatap sekeliling, di kamar ini penuh dengan foto dirinya dari kecil hingga foto pernikahan dirinya dengan Labiba.

Tangannya meraih sebuah foto dimana didalam bingkai itu terdapat Reyhan kecil yang tengah dipeluk Ummi-nya. Senyuman lebar terpampang jelas disana.

"Muhammad lihat kearah kamera Nak," seru Abi kepada putranya.

"Ayo Muhammad, kita ambil foto," ucap Ummi.

"Ummi jangan peluk, Muhammad geli," jawab Reyhan kecil tertawa karena pelukan dari Umminya.

"Muhammad jangan gerak," ucap Ummi yang juga ikut tertawa.

Reyhan mengusap pelan bingkai foto itu, jika ditanya bagaimana perasaannya saat ini? Tentu saja dia sangat sedih, masih segar diingatan Reyhan tentang jawaban Ummi-nya kala itu disaat Reyhan memberikan kabar tentang keadaan Labiba lewat telpon beberapa hari lalu.

"Ummi yakin Labiba bakal sembuh kok Nak," ucap Reyhan dibalik telponnya.

"Bagaimana kalau Labiba gak bisa hamil Ummi? Reyhan tidak masalah tentang itu tapi apa Ummi akan kecewa kepada Kami?"

"Nak, Kamu saja tidak mempermasalahkan hal itu, lalu kenapa Ummi harus kecewa? Yang terpenting bagi Ummi adalah kesehatan Labiba, katakan saja padanya Ummi akan segera berkunjung kesana,"

"Terima kasih Ummi,"

"Nak, jangan menyalahkan siapapun, jangan menyalahkan dirimu, Labiba, atau takdir. Disetiap musibah masih banyak hal yang bisa Kamu syukuri, Ummi akan selalu mendoakan kalian, setelah Kamu lahir doa Ummi hanya untuk putra Ummi dan setelah Labiba juga hadir, doa Ummi untuk kalian berdua,"

Air mata Reyhan kembali luruh, dia memeluk erat bingkai foto itu. Hari ini Reyhan begitu banyak menangis, benteng pertahanan Reyhan benar-benar runtuh sekarang. Suara lembut itu tidak akan pernah lagi menyapa, menyebut namanya, ataupun menesehatinya. Semua kini hanyalah kenangan, Ummi cantiknya telah berkumpul dengan Abbi disurga sana.

Ketukan dari arah pintu terdengar, Reyhan bergegas menghapus air matanya. Dia mendongak melihat kearah dua orang yang tengah berdiri didepan pintu. Satya dan Mahesa melangkah mendekat, duduk disamping Reyhan.

Setelah pemakaman selesai, mereka bertiga belum sempat berkumpul bersama terlebih Reyhan sibuk mengurus hal ini dan itu.

"Foto lo banyak juga ya," ucap Mahesa memecahkan keheningan.

"Ummi dan Abi suka mengabadikan momen," sahut Reyhan.

Satya menunjuk kearah bingkai foto dimana Reyhan tersenyum lebar tanpa gigi depannya. Mahesa tertawa pelan begitu juga Reyhan.

"Lo pamer gak punya gigi depan ceritanya?" tanya Satya.

"Anjir lah, gak nyangka Gue lo pernah gak punya gigi depan," ejek Mahesa.

TIGA PAPA MUDA (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang