34. Nina dan Permohonan Maaf-nya

242 28 3
                                    

Walcome My Story
.
.
Janlup Komen dan Votenya!! Rindu banget sama komenan dari kalian huhu!!

Hari kembali berlalu sedang keadaan Adiba berangsur-angsur telah membaik. Gadis remaja itu kini tengah duduk dibangku taman rumah sakit dengan Satya juga Mahesa, sedangkan Reyhan tengah sibuk mengurus santrinya yang mengikuti perlombaan. Pria itu benar-benar sibuk sekarang!

Adiba duduk diantara Mahesa yang sibuk mengikatkan rambutnya sedangkan Satya yang sibuk menyuapinya makan. Jika ada yang bertanya dimana Mawar? Sosok Mama Adiba itu sibuk bertelponan dengan Labiba dikamarnya menunjukkan anggota baru mereka kepada istri Reyhan itu. Setelah Reyhan memberi tahu istrinya tentang kelahiran putra Satya, Labiba dan Mawar jadi sering memberi kabar.

"Ayah, Adiba bisa makan sendiri kok," ucap Adiba sambil menelan makanannya.

"Gak bisa, Kamu harus Ayah suapi," jawab Satya.

"Akhirnya selesai hasil kepangan Gue," sela Mahesa.

Adiba mengalihkan pandangannya kearah Mahesa, dia tersenyum tulus.

"Makasih Papa,"

Mahesa berdehem mengiyakan. Satya kembali fokos menyuapi Adiba. Mahesa bersyukur bahkan sangat bersyukur jika dia bisa melihat senyuman Adiba lagi, matanya fokos melihat kearah gadis remaja ini. Mahesa berjanji akan semakin menjaga Adiba bagaimanapun caranya.

Teriakan membahana terdengar jelas, Denis dengan seorang gadis berkacamata yang begitu Mahesa kenal datang menghampiri mereka bertiga. Mahesa langsung berdiri dan tanpa sadar tangannya sibuk merapikan pakaian kaos hitamnya itu.

"Adiba, Gue datang lagi, gimana keadaan lo hari ini?" tanya Denis.

"Sudah membaik dari kemarin," jujur Adiba.

Denis menghela napas lega, dia tersenyum cerah kearah Satya. Ayah Adiba itu berdiri dan mempersilahkan Denis untuk duduk. Dengan santainya Denis bergegas duduk dan Satya kembali menyuapi makanan ke mulut Adiba sambil berdiri.

"Adiba, Kak Nina minta maaf ya, Kamu seperti ini juga gara-gara Kak Nina," ungkap Nina.

"Lo ngomong apa sih Nin, semua ini terjadi murni karena Gue," sahut Mahesa dan sedikit agak ngegas didengar.

"Maaf ya Diba, Kak Nina janji akan melakukan apapun untuk Kamu karena ini bukan salah Mahesa," balas Nina tanpa mendengarkan Mahesa sedikit pun.

Adiba tersenyum, dia mengangguk kecil sedangkan Satya sibuk melihat raut wajah Mahesa. Laki-laki itu sempat cerita jika dia lupa membawa Adiba pada hari itu karena panik mendengar motor Nina mogok meskipun endingnya dia tetap tidak jadi menjemput gadis berkacamata ini.

Nina beralih kepada Satya yang tampak aget karena tiba-tiba Nina melihat kearahnya.

"Pak Satya Saya juga minta maaf Pak," ungkap Nina menunduk dalam.

"Gak papa Nina, semua sudah terjadi dan Mahesa juga sudah sadar letak kesalahannya dan itu jauh lebih baik kok, ini bukan salah siapapun," balas Satya sok bijak.

"Tapi Pak-" Nina sangat merasa bersalah. Jujur dia juga baru tahu tentang ini ketika Denis pulang dari rumah sakit semalam dan bercerita.

TIGA PAPA MUDA (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang