08. Adiba dan Wiliam

517 67 18
                                    

Walcome My Story
.
.
Janlup Vote dan Komennya!!

Nina mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya, dia baru saja sampai setengah jam lalu, setelah mandi Nina duduk dikasurnya sambil menikmati teh hangat sekarang. Gadis berkacamata minus ini kembali tersenyum mengingat tentang dirinya dan Mahesa tadi.

Nina mengingat jelas alasan dia mengikuti Mahesa padahal jalan menuju rumahnya bukanlah jalan itu. Saat itu entah kemana Mahesa, padahal jauh duluan Mahesa pamit dibandingkan Nina. Dia yang sudah sampai diparkiran tanpa sengaja mendengar seseorang yang parkir disamping motor Mahesa mengatakan jika ban motor ini bocor.

Dia ingin sekali meminta tolong agar orang itu menunggu Mahesa datang dan memberitahunya namun orang itu sudah pergi sebelum Nina bicara. Saat Mahesa datang, Nina malah tidak berani mengatakan jika motor laki-laki itu bocor, jadilah dia mengikutinya.

"Aku memang gadis tolol, kenapa gak telpon montir aja ya, tapi Aku kan gak punya no montir, dasar gadis tolol," gumam Nina.

Gadis ini tertawa kecil, dia jadi ingat Mahesa mengatai dirinya gadis tolol.

"Astaga, Aku lupa ngasih kabar sama Mahesa,"ucap Nina bergegas mencari handphonenya.

Sedangkan dirumah yang berbeda, Mahesa tengah rebahan dikasurnya sambil memaikan handphonenya.

"Si Nina kenapa gak ngasih kabar ya, Gue takut banget dia mati kedinginan disana, ini Gue cuma takut dia mati kedinginan ya!"

Mahesa melempar handphonenya lalu mengambil buku yang ada dimeja samping kasurnya, dia harus mempelajari materi untuk mengajar besok. Baru saja beberapa menit kemudian, Mahesa kembali melirik kearah handphonenya.

Hingga sebuah notif masuk dan benar dugaannya jika itu dari Nina, Mahesa bergegas mengecek. Gadis itu mengatakan jika dia sudah sampai di rumah dengan selamat.

Tanpa basa-basi, Mahesa menelpon Nina, awalnya gadis itu tidak mengangkat panggilannya hingga akhirnya panggilan Mahesa diterima.

"Lo benaran selamat kan, Gue cuma mau mastiin lo selamat aja, gak usah mikir kejauhan," ucap Mahesa to the point tanpa ada salam atau basa-basi lainnya.

📞 Nina : I-iya, Aku sampai dengan selamat kok

"Syukur deh kalau begitu,"

📞 Nina : Terima kasih dan maaf baru ngabarin, tadi Aku lupa

"Oh gak masalah kok, Gue gak nungguin chat lo, kalau lo gak kabarin juga gak papa, ingat ya! Gue gak sedikitpun nunggu chat dari lo," tekan Mahesa simanusia paling gengsian.

📞 Nina : Iya Mahesa, gak usah Kamu ulangin juga Aku tahu Kamu gak nunggu chat Aku hehe

"K-kalau aja kan lo mikir Gue uring-uringan nunggu chat lo, Gue aja fokos belajar buat materi ngajar besok," jelaskan Mahesa padahal Nina tidak bertanya sedikit pun.

📞 Nina : Mana berani Aku mikir gitu apalagi sampai ngira Kamu uring-uringan nunggu chat dari Aku, memang Aku sepenting itu bagi Kamu? Memangnya kita punya hubungan? Jawabannya gak kan

Mendadak Mahesa terdiam seribu bahasa, dia tidak dapat mengatakan sepatah kata pun. Entah kenapa Mahesa merasa agak tertampar, tindakan Mahesa tadi seakan Nina sangat penting baginya tapi benar kata Nina, memangnya mereka berdua punya hubungan apa?

TIGA PAPA MUDA (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang