29. Mahesa Moster

295 49 10
                                    

Walcome My Story
.
.
Setelah Aku Teliti ya ges
Kenapa semakin banyak part semakin sedih ya!!!

Hujan terus membasahi seisi bumi, sedangkan keadaan Adiba kini, dia tengah berusaha sekuat tenaga untuk tidak bersuara. Gadis remaja ini  menutup rapat mulutnya dengan kedua tangannya yang sudah bergetar hebat. Setelah sempat tertangkap, Adiba berhasil melarikan diri dan masuk kedalam sekolah, bersembunyi didalam lemari yang berada disalah satu ruang kelas dan untungnya tidak dikunci.

Suara langkah ketiga preman itu terus terdengar, tampaknya mereka tidak akan menyerah sebelum menemukan Adiba. Penampilan gadis ini sudah kacau bahkan rambutnya saja sudah berantakan karena tarikan kuat dari salah satu preman, lengan seragam Adiba saja sudah penuh dengan darah akibat luka yang dia dapat.

"Tuhan, Papa pasti datangkan," batin Adiba.

"Keluar sekarang juga atau Kami akan bertindak kasar," teriak salah satu mereka.

"Ayolah adik kecil sini sama Kami," sahut yang lainnya.

Terdengar suara pintu tempat Adiba bersembunyi dibuka kasar, gadis ini terus merapalkan doa untuk keselamatannya, perlahan dia mulai menjauhkan tangannya dari mulutnya lalu meraih tasnya.

Adiba membukanya dan mengambil pulpen miliknya, berharap dengan mata pulpen yang tajam ini akan dapat menolongnya.

"Ayolah keluar Adik manis, Kamu dimana? Apa dibawah meja? Tampaknya tidak ada sih-"

Mata preman itu menatap kearah lemari.

"Bagaimana jika didalam lemari sana ya," preman itu mendekat kearah lemari namun untungnya saat dia berhasil membuka lemari itu, Adiba dengan cepat menancapkan mata pulpen tepat dipipi kanan preman dengan dalam.

Preman itu berteriak kesakitan dan membuat kedua temannya yang sibuk mencari Adiba membalikkan badan, Adiba kembali berlari dengan keluar dari sekolah. Bagaimanapun ini kesempatan dia untuk meminta bantuan kan?

Memangnya apa yang bisa dilakukan Adiba, seorang gadis remaja. Tentu saja dia kalah, preman itu mampu mengejarnya. Salah satu dari mereka berhasil meraih tangan Adiba dan menyeretnya paksa untuk masuk kedalam mobil. Didalam sana sudah ada preman yang berhasil dilukai Adiba tadi.

"Cepat bawa dia masuk," serunya.

Adiba terus memberontak, tangannya rasanya akan patah jika dia terus ditarik paksa seperti ini.

"Gadis ini merepotkan sekali,"

Beralih dari tangan kini rambut Adiba yang dia tarik paksa sambil menyeret gadis ini yang sudah berteriak kesakitan.

"Papa-" lirih Adiba.

Belum sempat kaki Adiba masuk kedalam mobil, seseorang memukul kepala preman itu dari belakang. Mahesa datang dengan balok besar ditangannya. Laki-laki itu membabi buta memukulkan balok itu kearah preman.

Dua preman yang ada dimobil ikut keluar, mereka bersama-sama berniat menghantam Mahesa namun entah setan apa yang merasuki Mahesa, laki-laki ini mampu melawan mereka berdua dengan mudah. Mahesa memukuli wajah mereka berdua tanpa ampun.

Hujan semakin deras begitu juga dengan darah yang menggenang diatas jalanan, ketiga preman itu tergeletak dengan wajah dan badan yang sudah penuh luka karena olah dari Mahesa.

TIGA PAPA MUDA (SEQUEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang