9. Masih Diberi Kehidupan

814 93 38
                                    

Untuk menenangkan opini publik, Jordi terpaksa harus memberikan sebuah video klarifikasi terkait tentang masalah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk menenangkan opini publik, Jordi terpaksa harus memberikan sebuah video klarifikasi terkait tentang masalah ini. Laki-laki itu membenarkan tentang fakta bahwa Karen adalah anak tirinya. Juga, Jordi menjanjikan akan memberikan pengajaran kepada Karen, agar anak itu tidak melakukan kesalahan yang sama. Terakhir, Jordi juga menjamin, bahwa si korban akan mendapatkan keadilan, salah satunya bisa kembali ke sekolah.

Dengan begitu, orang-orang telah menjadi tenang. Walaupun tetap ada yang masih mengungkit berita ini. Hanya saja, tak sebanyak sebelum Jordi akhirnya muncul dan memberikan sebuah klarifikasi. Karena pada akhirnya, semua orang akan lupa seiring berjalannya waktu nanti.

Nadikta sudah kembali ke sekolah. Cowok itu berjalan menelusuri koridor dengan santai, seolah tak pernah terjadi apa-apa. Bahkan tak sekali dua kali Nadikta juga membalas sapaan dari beberapa siswa. Yang mereka tahu, bahwa di sini, Nadikta juga adalah korban dari Karen Laka.

"Belum ada kabar dari Karen?" tanya Sagara, pada Dewa. Pagi-pagi sekali, Sagara sudah berdiri menghadang Dewa di depan pintu kelas cowok itu.

Dewa menggelengkan kepala dengan wajah lelah. Sepertinya, cowok itu semalaman tidak tidur sama sekali. Setelah melihat video klarifikasi dari Jordi, justru membuatnya tak tenang. "Gue belum bisa ngehubungin dia. Bahkan sampe sekarang, gue nggak tau kabar dia gimana. Handphone nya nggak aktif dari kemarin."

"Gue juga." Kini Sagara menyesal karena tak cepat-cepat dalam mengambil tindakan. Sekaligus tak menyangka, jika Abeng tetap nekat untuk membocorkan identitas Karen. "Kalau gitu, tolong lo terus pantau kabar Karen. Gue mau selesaiin urusan gue sama Abeng dulu."

"Sagara."

"Hm?"

"Gue boleh ikut? Gue juga mau ketemu langsung sama Abeng." Dewa tahu, tak seharusnya dirinya marah kepada Abeng. Hanya saja, melihat bagaimana tindakan Abeng, Dewa merasa bahwa Abeng salah sasaran. Tidak seharusnya menargetkan Karen. Untuk apa? Karena pada akhirnya Nadikta tetap kembali ke sekolah ini. Dan Analika juga tetap bisa bertemu dengan pelaku yang sudah membuatnya trauma, bukan?

Ragu sejenak, tetapi Sagara tetap menganggukkan kepala. "Gue nggak bisa nolak. Karena gue tau, Karen temen baik lo dan lo ngerasa ini semua nggak adil buat dia. Lo boleh ikut. Tapi, lo nggak boleh ambil tindakan main hakim sendiri."

"Tentu. Gue Ketua OSIS, Sagara, gue tau apa yang harus gue lakuin untuk menjaga nama baik gue."

Mendengar itu, Sagara tersenyum tipis. "Ayo ikut gue."

Kedua cowok yang awalnya benar-benar tak bisa akur itu, kini justru berjalan berdua untuk mencari keadilan bagi teman mereka. Pagi itu juga, seluruh siswa di sekolah seperti melihat sebuah keajaiban langka. Karena melihat pemandangan Sagara dan Dewa berjalan bersama.

•••

"Akhirnya lo balik juga, bro!!"

Nadikta mengulas senyum, kala seruan dari temannya itu terdengar, begitu dia melangkahkan kaki ke dalam kelas. "Kangen ya lo sama gue?"

Karen Laka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang