KEMARAHAN LEX

2.4K 141 1
                                    

____✏️📚❣️HAPPY READING ❣️📚✏️____

                                  ❣️

                                  ♥️

                                  💘

*•*•*•*

Senyum manis terbit di sudut bibir Derick,Daddy dari sembilan putra itu menatap haru pemandangan langka di hadapannya.Dimana Der,Dax dan Rex tengah menyiram bunga dengan sesekali saling menjahili satu sama lain,ralat lebih tepatnya Dax dan Der lah yang menjahili Rex.

Pemandangan ketiga putranya itu membuat Derick tersenyum lebar. Hatinya terasa hangat, dipenuhi rasa syukur yang tak terhingga.Melihat ekspresi bahagia ketiga putranya ,Derick teringat dengan mimpinya di kehidupan sebelumnya.Mimpi yang harus dia kubur dalam-dalam karna istrinya menolak mentah-mentah keinginannya.Namun Kini,semua harapannya dulu terkabul dan mendapatkan anak-anak yang tampan, gagah dan penuh semangat.

"Kalian tahu, nak," Derick berujar pelan, suaranya lembut seperti angin sepoi-sepoi, "Kalian adalah hadiah terindah yang sangat berharga bagiku,selama ini aku selalu bermimpi memiliki banyak anak laki-laki. Anak-anak yang akan tumbuh menjadi pria yang kuat, baik hati, dan bertanggung jawab."

"Dan kini aku mendapatkannya, mendapatkan anak-anak tampan dan baik seperti kalian."

Derick menatap ketiga putranya yang masih asyik dengan kegiatan mereka. Dax, si ,tengah yang selalu menjadi pemimpin yang tenang dan bijaksana. Der, si bungsu, penuh semangat dan selalu ingin membuat orang lain tertawa. Dan Rex, si bayi, adalah anak yang paling manja dan selalu menginginkan  kasih sayang.

"Aku bersyukur, Tuhan telah mengabulkan doaku. Kalian adalah anugerah terbesar dalam hidupku," Derick melanjutkan, matanya berkaca-kaca.

Derick teringat kembali saat-saat menyakitkan yang pernah dia lewati sebelum bersama mereka. Saat Derick atau Draven saat itu harus bekerja keras untuk menghidupi istrinya, saat ia harus mengubur mimpinya untuk memiliki anak karna istrinya menolak untuk melahirkan darah daging untuknya, dan saat ia harus menghadapi berbagai hinaan dari orang-orang disekitarnya.

"Aku akan selalu ada di sisi kalian, anak-anakku.Aku akan selalu memberikan semangat dan kekuatan untuk kalian. Kalian adalah segalanya bagiku, walaupun aku bukan Daddy kandung kalian" Derick berbisik, suaranya bergetar menahan tangis.

Derick bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati ketiga putranya. Ia mengusap kepala mereka satu per satu, merasakan kasih sayang yang tak terhingga mengalir di hatinya.

"Terima kasih, anak-anakku. Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku," Derick berbisik, matanya berkaca-kaca.

Ketiga putranya menoleh ke arah Derick, wajah mereka penuh kebingungan. Mereka tidak mengerti apa yang sedang dirasakan oleh ayah mereka.

"Daddy, kenapa Daddy menangis?" tanya Der, si bungsu triplets, dengan nada khawatir.

Derick tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa, nak.Daddy hanya merasa bahagia melihat kalian tertawa bersama seperti ini."

Derick memeluk ketiga putranya erat-erat. Ia merasakan kehangatan dan kasih sayang yang tak terhingga mengalir di hatinya. Ia bersyukur telah memiliki keluarga yang penuh cinta dan kebahagiaan.

Derick menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Ia tak ingin membuat anak-anaknya khawatir. Ia tersenyum hangat kepada mereka, "Daddy hanya terharu melihat kalian tumbuh menjadi pemuda yang bertanggung jawab dan saling menyayangi."

Dax, si tengah, yang selalu ceria, langsung menimpali, "Daddy, kita memang selalu saling menyayangi, kan? Kita bahkan rela berbagi mainan dan makanan."

Der, si bungsu, mengangguk setuju. "Iya, Dad. Kita selalu bersama-sama, bahkan saat bertengkar pun kita cepat berbaikan."

Daddy's Rays Of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang