✍️📚❣️HAPPY READING ❣️📚✍️
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _*•*•*•*
"Dari mana saja kalian?"Dex berdiri di dekat pohon rindang dengan ekspresi yang tidak dapat dibaca.
Pemuda bersurai blonde itu menatap datar ke arah orang-orang yang datang bersama kedua adiknya.
"Maaf Ace."Dax menundukkan kepalanya begitupun dengan Der, mereka sadar akan kesalahan yang mereka lakukan.
"Baby"Dex menelisik penampilan adik pertamanya yang tampak berantakan.
"Maaf bunganya rusak,Dax tidak sengaja merusaknya Ace,maaf."Dax meremas kedua tangannya dan terus menunduk.
"Hufft,hm.Pulang."Dex meraih lengan kedua adiknya dan membawanya pulang tanpa menghiraukan orang yang bersama adik-adiknya itu.
"Tunggu,maaf apa kami boleh ikut?"Tanya Ryo dengan sedikit berteriak karna jarak mereka yang jauh.
Dex menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang memberikan isyarat kepada Lucas melalu tangannya kemudian kembali melanjutkan perjalanan nya yang tertunda.
Sementara itu Lucas mengangguk paham dan kemudian mengajak yang lainnya untuk mengikuti ketiga saudara itu.
Setelah berjalan jauh,Dex berhenti di jalan setapak berkerikil yang dikelilingi padang bunga liar. Tanpa sepatah kata, ia melepas genggaman di lengan kedua adiknya. Dax dan Der saling pandang, ragu-ragu, sebelum akhirnya mendekat.
“Petik bunga untuk Baby,” ujar Dex singkat, namun nada suaranya terdengar seperti perintah yang tak bisa dibantah.
Dax segera berjongkok di dekat sekumpulan bunga lili ungu, tangannya bekerja cepat memilih yang terlihat paling segar. Sementara itu, Der memetik bunga camelia putih yang tumbuh di sisi kanan jalan, tangannya sedikit gemetar, khawatir kalau hasilnya tidak memuaskan sang kakak.
“Cepat sedikit,” ucap Dex tanpa menoleh, kedua tangannya bersedekap. Ia berdiri tegak seperti penjaga, memastikan tak ada yang mengganggu kedua adiknya. Angin sore bertiup, mengibarkan surainya yang pirang, sementara tatapannya tetap tajam mengawasi mereka.
Tak lama kemudian, Dax dan Der mendekat, membawa beberapa tangkai bunga dengan hati-hati. Dax berusaha mengatur napasnya yang tidak beraturan, dan Der menatap kakaknya dengan sedikit cemas.
“Bagus.” Dex memeriksa bunga-bunga itu sekilas. Tanpa basa-basi, ia meraih rangkaian di tangan adik-adiknya dan menyusunnya dengan cepat. Jemarinya bekerja seperti seniman, menghasilkan buket sederhana namun anggun.
“Ayo pulang. Baby pasti menunggu,” ujar Dex, nadanya lebih lembut kali ini. Ia berbalik dan melanjutkan langkahnya dengan mantap.
Di belakang mereka, Ryo dan Lucas, bersama beberapa orang lainnya, memperhatikan ketiganya dari kejauhan. Lucas menyentuh bahu Ryo, memberi isyarat agar tidak mengganggu momen itu.
“Jadi mereka sering seperti ini?” tanya Ryo pelan, penasaran dengan dinamika ketiga bersaudara itu.
Lucas mengangguk tipis. "Benar dia memang seperti itu. Tegas, tapi dia sangat peduli pada adik-adiknya.”
Lex menatap sendu punggung ketiga pemuda itu,dia iri melihat kedekatan mereka walaupun sang Ace terlihat dingin dan cuek tapi dia tetap menyayangi adik-adiknya secara adil tidak sepertinya.
Ketika mereka semua kembali' melanjutkan perjalanan, matahari mulai tenggelam di ufuk barat, mewarnai langit dengan semburat oranye keemasan. Dax dan Der, meski masih merasa bersalah, tampak lebih lega. Mereka tahu betapa pentingnya bunga-bunga itu bagi Rex, dan Dex telah memberi mereka kesempatan untuk menebus kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Rays Of love
RandomMenceritakan kisah tentang seorang pria berusia 35 tahun yang sangat menginginkan anak dari pernikahannya namun harapannya harus kandas karna sang istri menolak mentah-mentah untuk melahirkan seorang anak demi menjaga penampilan tubuhnya. Hingga sua...