✍️📚❣️HAPPY READING ❣️📚✍️
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _*•*•*•*
Pagi hari di desa Aurora Sinar mentari yang lembut mulai menerobos di antara pepohonan pinus, menciptakan siluet yang menenangkan di bukit-bukit jauh. Di sebuah rumah minimalis di tepi desa, Rex terbangun dengan perasaan damai. Dia menarik napas dalam, merasakan kesejukan udara pagi yang segar, bercampur aroma embun di rerumputan.
Di luar, deretan rumah-rumah desa dengan atap jerami masih diselimuti kabut tipis. Burung-burung kecil berkicau di dahan, melengkapi suasana harmonis pagi itu. Suara gemericik sungai kecil di belakang rumahnya mengalir lembut, memberi kesan seolah-olah alam sedang menyapa pelan.
Rex melangkah keluar dari kamarnya , membuka pintu rumah dan berjalan menuju teras. Di halaman, Dax sudah siap dengan sebuah selang dan air yang mengalir, bersiap menyiram tanaman. "Selamat pagi,bayi," kata Dax sambil tersenyum.
Rex tersenyum simpul, "Pagi Ace,hari ini cuacanya terlalu indah untuk dilewatkan."
"Benar baby."
Desa Aurora memang terkenal dengan kesuburannya. Kebun-kebun terbentang luas hingga ke kaki bukit, dengan garis-garis hijau buah-buahan yang siap panen. Para petani sudah mulai beraktivitas, membawa cangkul dan sabit mereka, siap menyongsong hari yang baru.
Setiap sudut desa menyimpan cerita. Anak-anak berlarian riang di jalan setapak berbatu, saling melempar tawa yang seolah menambah harmoni suasana pagi itu. Tak jauh dari sana, di pasar kecil desa, pedagang-pedagang sudah menata dagangannya: sayur-mayur segar, buah-buahan hasil kebun, dan kain-kain tenunan khas desa. Aroma wangi masakan dari warung kecil juga mulai tercium, mengundang warga desa yang hendak sarapan setelah beraktivitas di pagi hari.
Namun, pagi yang damai itu terasa berbeda bagi Rex. Sudah beberapa hari terakhir dia merasa ada sesuatu yang berubah, meski dia tak bisa menjelaskan apa itu. Ada rasa cemas yang menggumpal di dadanya, seperti tanda bahwa sesuatu yang besar akan terjadi.
"Baby terlihat tidak tenang," suara lembut Dax terdengar lagi. "Ada yang ingin baby ceritakan,hm?"
Rex menggeleng pelan, meskipun jauh di lubuk hatinya dia tahu, perasaan ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Hari ini, di tengah keindahan pagi yang menenangkan, sesuatu akan berubah. Sesuatu yang mungkin akan mengguncang kehidupan tenang di desa kecil ini.
"Daddy kemana Ace?"tanya Rex.
"Daddy sedang ke pasar bersama Der,baby?"balas Dax sembari menyiram tanaman.
"Benarkah,kenapa mereka tidak membangunkan Rex padahal Rex juga ingin ijut,"gumam Rex pelan dengan wajah cemberut.
"Jangan cemberut begitu,mereka akan segera pulang jangan khawatir."Dax meletakkan slang yang dipegangnya.
"Oh yah,hari ini kita akan panen buah anggur .Ace,Daddy,dan Der akan pergi ke kebun untuk memanen sedangkan baby dan Dax Ace akan tetap di rumah."Ujar
Dax berdiri di depan Rex, mengusap lembut kepala anak itu dengan senyum menenangkan. "Jadi baby tinggal sama Dax hari ini, oke? Kita bisa bersenang-senang sambil menunggu Daddy dan Der pulang."
Rex menghela napas kecil, masih ada sedikit kekecewaan di wajahnya. "Tapi Rex juga mau lihat anggur-anggur itu... Apa mereka sudah siap dipetik? Yang warna ungu tua, kan?"
"Benar, baby," jawab Dax dengan nada lembut. "Nanti kita bisa makan anggur sepuasnya, Ace akan menyimpan sebagian untukmu. Tapi sekarang, bagaimana kalau kita buat sarapan dulu? Aku tahu baby suka roti madu, iya kan?"
Rex perlahan tersenyum. "Iya, tapi baby juga mau susu hangat!"
"Setuju. Ayo kita masuk dan mulai," kata Dax seraya meraih tangan Rex dan mengajaknya kembali ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Rays Of love
OverigMenceritakan kisah tentang seorang pria berusia 35 tahun yang sangat menginginkan anak dari pernikahannya namun harapannya harus kandas karna sang istri menolak mentah-mentah untuk melahirkan seorang anak demi menjaga penampilan tubuhnya. Hingga sua...