PENYESALAN & KEBENCIAN

236 24 5
                                    

✍️📚❣️HAPPY READING ❣️📚✍️
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

*•*•*•*

Di bawah pohon rindang yang  bergerak-gerak liar karena hembusan angin, Ray berdiri menghadap taman mini milik triplets dengan tatapan kagum, taman mini berisi beraneka ragam warna bunga mawar.

Ray menatap takjub pada hamparan bunga dihadapannya, remaja itu perlahan melangkah ke depan, tatapan nya terpaku pada salah satu tanaman mawar pink yang sangat indah.

Ray kemudian berjongkok di dekat setangkai bunga mawar merah, yang tumbuh di sela-sela bunga mawar putih. Ray mendekatkan wajahnya pada kelopak mawar tersebut seraya memejamkan matanya, menghirup aroma khas dari mawar tersebut.

Ray membuka matanya dan tersenyum manis, merasakan sensasi aroma yang dikeluarkan bunga mawar itu.
"Ahh, manis sekali."

Melirik sekelilingnya yang tampak sepi, Ray lalu tersenyum lebar dan menatap takjub bunga di hadapannya.
"Apakah boleh??" Remaja itu,  kemudian mengulurkan tangannya hendak menyentuh kelopak mawar tersebut yang tampak sangat menggoda bagi Ray.

"Apa yang kau lakukan?"



Deg...



Ray tersentak kaget dan refleks berdiri, melirik takut pria di hadapannya.

"Bodoh," Satu kata yang mampu membuat Ray menundukkan kepalanya dengan kedua tangan yang meremas celananya, menyalurkan rasa takut yang dirasakannya.

Melihat tingkah remaja itu, pria yang menegur Ray terkekeh kecil kemudian tersenyum miring.
"Lancang sekali kau menyentuh milikku dengan tangan kotormu itu."

"M...maaf," gumam Ray pelan.

Pria yang tidak lain adalah Der, mencondongkan tubuhnya ke depan memposisikan bibirnya tepat di depan telinga Ray, lalu membisikkan kata-kata yang mampu membuat Ray melotot.

"Jangan pernah mendekati milikku, meski kau dan Rex saudara kembar, tidak menjamin kedudukan kalian sama di hati kami. Rex adalah Permata berharga bagi kami sedangkan kau hanyalah seorang hama yang tidak berguna." Bisik
Der dengan ekspresi serius dan penuh penekanan.

Ray terdiam di tempatnya, diliriknya wajah tampan Der yang mirip dengan sang Daddy kemudian kembali menundukkan kepalanya dan berusaha menahan tangisnya.

Melihat ekspresi saudara adiknya, Der kemudian menjauhkan tubuhnya dan tersenyum sinis.

"Kalian berbeda, sangat berbeda bagi kami termasuk Daddy." Der membalikkan tubuhnya hendak melangkah pergi, namun sebelum itu dua orang pemuda tampak berlari menuju tempat mereka berada dengan ekspresi cemas di wajah mereka.

"Adek," kedua pemuda itu yang tidak lain adalah Len dan Mel berhenti tepat di depan Der kemudian melangkah mendekati Ray dan memeriksanya untuk melihat apakah ada yang terluka atau tidak.

Melihat tingkah orang-orang itu, membuat Der menggeleng pelan dan berdecak pelan, "ck,ck. Drama murahan."

Mendengar gumaman Der, Len menatap Der dengan tatapan datar, pemuda itu membuka mulutnya hendak protes pada Der namun sebelum itu terjadi suara seseorang lebih dahulu menghentikan nya.

"Adek," Dax mendekati adiknya seraya menentang sebuah keranjang buah  yang telah penuh dengan beberapa jenis buah-buahan yang segar.

"Ada apa ini?" Dax melirik orang-orang dihadapan sang adik dengan pertanyaan yang tertuju pada Der.

"Seseorang mencoba menyentuh milikku, Ace taukan Der tidak suka berbagi dengan orang lain" Balas Der dengan santai seraya melipat tangan di depan dada.

"Hm, lalu?" Dax melirik kearah bunga-bunga indah milik adiknya yang terlihat sedang bermekaran indah.

Daddy's Rays Of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang