MISI PENCARIAN GINALD

712 44 2
                                    

        ✍️📚❣️HAPPY READING ❣️📚✍️
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

*•*•*•*

Tit...tit...tit...

"Dokter! Dokter! Cepat!" Suara Stone  pecah, bercampur dengan kepanikan yang menusuk tulang.  Tubuhnya gemetar,  kaki  melemah  seolah  tak  mampu  menyangga  berat  tubuhnya.

Mata  Len membulat  cemas.  Ia  menatap  sang Papa yang  terbaring  tak  berdaya  di  tempat  tidur,  wajahnya  pucat  seperti  kertas.  Napasnya  terengah-engah,  dada  naik  turun  dengan  cepat  dan  teratur  seolah  berusaha  menyerap  oksigen  sebanyak-banyaknya.

"PAPA... Papa...  bangun  Papa..."  Len berteriak histeris,  suaranya  bergetar  karena  ketakutan.

Lon, pemuda  berusia  25  tahun itu,  menggenggam erat tangan adiknya,  matanya  bening  menatap  sang Papa  dengan  tatapan  yang  tak  mengerti. 

Sedangkan Ryo,dia berusaha  menenangkan  Stone dengan  memeluk  erat  Papinya,  namun  tangisannya  tak  terbendung.

"Papa...  Papa..."  Len menangis  pilu,  suaranya  bercampur  dengan  isakan  yang  menghancurkan  hati.

Deru mesin  ventilator  yang  menenangkan  berubah  menjadi  suara  mengancam  di  telinga  mereka.  Itu  menandakan  bahwa  kondisi  Land  semakin  buruk.

Dokter  muda  yang  bertugas  berlari  cepat  ke  arah  tempat  tidur  Land.  Ia  segera  memeriksa  kondisi  Land  dengan  cepat  dan  teliti.  Wajahnya  tampak  muram  dan  mencemaskan.

"Tekanan  darah  Land  turun  drastis...  Detak  jantungnya  lemah...  Segera  panggil  tim  medis!"  teriak  dokter  itu  dengan  suara  yang  keras  dan  tegas.

Seketika  suasana  di  ruangan  rawat  berubah  menjadi  sangat  menakutkan.  Para  perawat  berlarian  dengan  cepat  ke  arah  tempat  tidur  Land,  menjalankan  persiapan  untuk  penanganan  darurat.

"Ryo...  Kau  dan yang lainnya  tunggu  di  luar.  Ini  berbahaya..."  ucap  Clifford dengan  suara  yang  bergetar,  matanya  menatap  Land  dengan  kesedihan  yang  mendalam.

"Tapi  Opa..."  Lon menangis  terisak-isak,  tak  berani  meninggalkan  sisi  Land.

"Pergilah...  Pergi  bersama  adik-adik mu..."  Clifford memeluk  Stone erat  seolah  ingin  menyerap  semua  kesedihan  yang  menyerang  hatinya.

Ryo dan Lon terpaksa menyeret paksa Len untuk meninggalkan  ruangan  rawat  dengan  air  mata  yang  mengalir  deras.  Mereka  bertiga  duduk  di  kursi  tunggu  di  luar,  menatap  pintu  kaca  yang  memisahkan  mereka  dengan  Land.

Di  balik  pintu  kaca,  Clifford menatap  anak-anaknya  dengan  tatapan  yang  penuh  kesedihan  dan  ketakutan.  Ia  berusaha  tetap  kuat  demi  anak-anaknya,  tetapi  hatinya  terasa  hancur  berkeping-keping.

"Land...  bangunlah...  bangunlah...  "  bisik  Clifford dengan  suara  yang  sangat  lemah.

Seketika,  semua  harapan  berkumpul  pada  dokter  yang  sedang  berusaha  menyelamatkan  hidup  Land.  Namun,  ketakutan  dan  kesedihan  menyerbu  hati  mereka  semua.

"Papa kuat,papa pasti bangun, Papa pasti bisa bertahan..." lirih Len dengan  suara serak.

Suasana di ruang tunggu masih penuh dengan kesedihan yang menggantung di udara. Len, dengan mata sembab dan hati yang terus-menerus berdoa, tak bisa berhenti berharap ada keajaiban di balik pintu kaca. Lon dan Ryo duduk terpaku, menggenggam tangan Len dengan erat, berusaha mencari kekuatan dari sisa-sisa harapan yang tersisa.

Daddy's Rays Of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang