KEKHAWATIRAN DEX

3K 173 12
                                    

____✏️📚❣️HAPPY READING ❣️📚✏️____

                                  ❣️

                                  ♥️

                                  💘

*•*•*•*

Dex menyandarkan tubuhnya di kursi, tatapannya lurus ke depan, pikirannya menjadi kacau.  Ia merasa kesepian, terabaikan, dan tidak dicintai.  Ia melihat bagaimana Der dan Dax begitu dekat dengan Rex, bagaimana mereka selalu bercanda dan bermain bersama.  Dex merasa bahwa ia tidak mendapatkan perhatian yang sama dari adiknya.

"Kapan,kapan aku bisa merasakannya."lirih Dex dengan suara bergetar.  Ia ingin merasakan kehangatan dan kasih sayang seperti yang dirasakan oleh Der dan Dax.  Ia ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki seseorang yang selalu ada untuknya, yang selalu mendukungnya, dan yang selalu mencintainya.

Usai sarapan bersama, kini Dex berada di belakang rumah.  Ia berjalan menuju taman yang luas, di mana terdapat kolam renang dan taman bermain.  Ia duduk di sebuah bangku taman, matanya menatap kosong ke depan.  Pikirannya masih tertuju pada Rex, Der, dan Dax.  Ia merasa iri kepada mereka.

Dex merasa bahwa ia tidak akan pernah bisa mendapatkan kasih sayang yang sama dari adiknya,Rex. Ia merasa bahwa ia selalu menjadi orang yang terlupakan, orang yang tidak penting.  Ia merasa bahwa ia hanya menjadi bayangan di keluarga mereka.

"Kenapa aku harus merasakan ini?" tanya Dex pada dirinya sendiri.  "Kenapa aku harus merasa kesepian dan tidak dicintai?"

Dex menghela napas, berusaha untuk mengendalikan emosinya.  Ia tahu bahwa ia tidak boleh menunjukkan rasa cemburunya kepada ayah dan adik-adiknya.  Ia harus tetap bersikap tenang dan profesional.

Dex berdiri dari bangku taman dan berjalan menuju kolam renang.  Ia melihat Der dan Dax sedang bermain air dengan Rex.  Mereka tertawa bersama, kelihatannya sangat bahagia.

Dex menghela napas, hatinya terasa sakit.  Ia ingin sekali bergabung dengan mereka, namun ia merasa bahwa ia tidak pantas berada di sana.  Ia pasti hanya akan membuat Rex takut .

Dex kemudian berbalik dan berjalan kembali menuju rumah.  Ia merasa lelah dan putus asa.  Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi.  Ia merasa bahwa ia akan selalu menjadi orang yang terlupakan, orang yang tidak penting.

Dex memasuki rumah dan menuju kamarnya.  Ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur, matanya menatap kosong ke langit-langit.  Ia merasa sangat sedih dan kesepian.

Dex meringkuk di tempat tidurnya, mencoba untuk melupakan perasaannya.  Ia tahu bahwa ia harus tetap kuat dan bersikap profesional.  Ia harus tetap menjadi anak yang baik dan bertanggung jawab, meskipun hatinya sedang terluka.

tanpa Dex sadari,Derick memperhatikannya dari kejauhan.Derick melihat semuanya,saat Dex menatap adik-adiknya dengan wajah sendu.

Derick menarik napas dalam-dalam, hatinya terasa sesak melihat Dex. Ia memahami perasaan Dex, perasaan terabaikan dan tidak dicintai. Derick tahu bahwa Dex mencintai adik-adiknya, namun ia merasa tidak pantas untuk mendekatinya.

Derick berjalan menuju kamar Dex ,






cklek....







Derick melangkah mendekati Dex, langkahnya pelan namun pasti. Ia duduk di tepi tempat tidur, matanya menatap Dex dengan penuh kasih sayang.

"Boys," panggil Derick lembut, "Ada apa, nak?"

Dex terkejut, ia tidak menyangka bahwa Derick memperhatikannya. Ia langsung menutupi wajahnya dengan selimut, berusaha menyembunyikan kesedihannya.

"Tidak apa-apa, Dad," jawab Dex, suaranya terdengar berbisik, "Aku hanya lelah."

Daddy's Rays Of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang