kringg!..
suara lonceng pada pintu berbunyi pertanda kalau ada yang masuk. dan terlihat seorang pria gagah memasuki toko roti.
"selamat datang tuan" ujarnya dengan sopan.
"saya ingin membeli challah bread dengan Multigrain bread, sudah itu saja nona" ujar pembeli itu dengan tersenyum ramah.
"baik, dan... m-maaf s-saya laki laki bukan perempuan" ujar gevano sedikit canggung. tidak lihatkah kalau dirinya sangat tampan dan juga, gagah? bahkan dadanya juga rata.
pria itu tampak terkejut sebelum akhirnya meminta maaf "maaf saya kira anda perempuan yang potong rambut pendek menyerupai laki laki, sekali lagi saya minta maaf"
"a-ah tidak apa, ini pesanan mu tuan" gevano tersenyum canggung dengan menyerahkan roti pesanan pria itu.
"terima kasih"
lalu pria bertubuh besar itu keluar dari toko. gevano mendesah pelan, apa dirinya tidak terlihat manly sampai di kira perempuan.
"apa aku harus berolahraga supaya membentuk otot yang besar, sangat memalukan sekali" memijat pangkal hidungnya.
tepukan pada bahu gevano membuat dia harus mengalihkan pandangan nya ke belakang.
"oh iya, ada apa?"
gadis itu hanya tersenyum kemudian menggeleng "tidak, apa terjadi sesuatu sepertinya kau terlihat kesal"
"tidak ada apa apa hanya saja..." jeda gevano, sungguh dia malu kalau mengingatnya lagi.
"kenapa gevano, apa kamu punya masalah, cerita saja padaku aku akan mendengarkan semuanya" ujar gadis itu dengan lembut.
"tidak chelsea hanya... aku ingin bertanya apa boleh" tanya gevano sedikit canggung
"tentu saja, ingin bertanya apa" ujar gadis itu yang bernama lengkap chelsea Camelia antarexa.
umur mereka hanya berselisih dua tahun tentu saja chelsea yang lebih tua dari gevano.
"ini memalukan tapi aku harus mengatakan nya, tadi ada seorang pria yang datang untuk membeli roti dan— dan dia mengatakan nona kepadaku" ujar gevano dengan semburat merah di pipi nya.
chelsea tertawa pelan "apa dia mengira kalau kamu perempuan? haha astaga, tapi benar waktu pertama kali bertemu dengan mu aku pikir juga kau seorang perempuan karena wajahmu cantik, sungguh aku tidak berbohong"
chelsea terus tertawa melihat wajah malu gevano. sedangkan pria di depannya tampak kesal terlihat dari raut wajahnya.
gevano mempoutkan bibirnya "ternyata kau sama saja, sudahlah"
"hei ayolah, jangan memasang wajah seperti itu kau tambah cantik sekarang" chelsea terus menggoda gevano.
entahlah dia merasa nyaman saja berada di samping gevano, kalau kalian mengira dia menyukai gevano kalian salah besar. dia hanya menganggap gevano sebagai adiknya tidak lebih.
"aku laki laki chelsea seharusnya ganteng!" ujarnya dengan wajah yang di tekuk.
"hei, apa kau berpikir kalau cantik itu hanya untuk seorang wanita? ayolah cantik itu relatif banyak juga pria yang berwajah cantik salah satu nya adalah kau" ujar chelsea dengan berkacak pinggang.
gevano merotasi bola matanya "tapi aku ganteng!"
"baiklah kau ganteng, apa kau puas?" ujar chelsea, lebih baik dia mengalah saja dari pada harus berdebat dan meributkan hal tidak terlalu penting, lagi pula gevano sangat keras kepala.
gevano tersenyum bangga lalu mengangguk semangat.
sedangkan chelsea menahan gemas, kenapa gevano cantik sekali, pikirannya. dia seorang laki laki sedangkan chelsea perempuan tapi dia merasa kalah cantik dengan pria itu. pria itu terlihat cantik dan ganteng secara bersamaan.
"kamu lucu sekali vanoo" chelsea dengan berani mencubit pipinya dengan gemas, sedangkan si empu mengaduh kesakitan.
cubitan chelsea tidak main main ini sakit "sakit ishh!" gevano langsung menyingkirkan tangan chelsea dari pipinya dan mengelus nya pelan.
-
-
-sekarang sudah sore Kalingga masih berada di kantor dengan terus berkutat pada laptop dan berkas yang terus menumpuk.
drrttt! drrttt!
Kalingga meraih saku dan mengambil benda pipih lalu menggeser tombol hijau.
"maaf tuan, naren dia sangat rewel dia terus mengatakan kalau ingin buda dan tidak ingin makan sedari tadi siang"
Kalingga menghela napas jengah, kenapa anaknya tidak mau menurut sekali apa dia tidak tahu kalau sekarang Dady nya sedang pusing?
"saya akan pulang sekarang!"
pip!..
panggilan berakhir Kalingga langsung beranjak dari duduk nya untuk kembali ke rumah.
di perjalanan sedikit macet karena ramai pengendara, Kalingga menggeram marah, memukul setir mobil dengan kasar.
"sial! kenapa bisa macet begini apa orang di depan sedang tidur atau apa!" marah Kalingga.
sampai di rumah dia memasukan mobil ke dalam bagasi lalu masuk ke dalam. baru masuk dia sudah di suguhi tangisan kencang oleh anaknya.
berjalan ke arah meja makan dan menatap anaknya tanpa ekspresi. dia sangat lelah sekarang dan di tambah lagi anaknya yang sedang menangis.
"kenapa menangis" tanya Kalingga tanpa ekspresi menatap wajah anaknya.
naren menatap wajah dadynya dengan wajah yang sembab akibat menangis
"hiks.. Dady di mana buna hiks... nalen mau buna"
"Dady sudah bilang bukan, kenapa kamu tidak menurut sekali naren. dady capek kerjaan kantor banyak apa kamu tahu hah!?" bentak kalingga, naren tambah menangis takut.
"hiks.. mau buna... DADY JAHAT!"
naren berlari ke arah kamar dan menutup pintu dengan kasar meninggalkan Dady nya yang sedang menatapnya dengan marah.
Kalingga menghela napas panjang mungkin dia sudah keterlaluan, tapi sungguh kerjaan kantor membuat dirinya tidak bisa mengontrol emosi.
dia berjalan ke arah kamar dan menutupnya, dia akan mandi untuk membersihkan tubuhnya.
tbc.
maaf kalau ga nyambung dan banyak typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐌 𝐃𝐔𝐃𝐀 𝐀𝐍𝐀𝐊 𝐒𝐀𝐓𝐔 (ʙʟ) ||End
Romancegevano Sagara anggarta pemuda manis yang hidup sebatang kara, karena ditinggal oleh kedua orang tuanya dia harus mencari pekerjaan untuk kebutuhan sehari-hari. • • • "hiks... cakit" anak kecil yang menabrak pemuda itu menangis membuatnya panik. "hei...