30 ulang tahun

9.1K 391 10
                                    

pagi pagi sekali suara gevano sudah memenuhi penjuru rumah, membuat siapa saja akan menutup telinganya rapat rapat karena suara nyaring gevano.

"huh! punya suami tidak ada gunanya, di suruh bangunin anak anak malah ikut tidur juga"

"haha yang sabar ya nak vano bibi juga dulu seperti itu tapi sekarang anak bibi sudah pada besar"

gevano tersenyum, "iya bibi, ya sudah aku tinggal sebentar ya bi" ucapnya, bi Sarah mengangguk.

gevano berjalan menuju ke kamar milik naren, padahal dirinya sedang ujian kelulusan tapi kenapa belum bangun juga.

gevano melangkahkan kakinya dengan kasar menuju ke kamar naren.

ceklek!

napasnya memburu melihat penampilan tidur naren, benar benar membuat otak ngebul.

gevano menarik paksa selimut naren yang bergambar tengkorak, padahal gevano sudah membelikan selimut yang bergambar Pororo tapi naren menolaknya karena terlalu mencolok, dia tidak suka.

"naren bangun tidak! kamu hari ini mulai ujian bukan, kamu mau telat?!"

"....."

"NARENDRA SENO TIRTAYASA"

naren langsung terbangun dari ranjang, kalau gevano sudah memanggil nama lengkapnya berarti dia beneran marah.

naren memegang kepalanya yang terasa pusing, gevano berkacak pinggang menatap anak pertamanya.

"Bun, hehe.. t-tadi naren s-sudah bangun tapi....."

"tidak ada tapi tapian dan cepat pergi mandi sekarang!"

tanpa mengatakan sepatah katapun naren langsung berlari menuju ke kamar mandi, gevano menghela napas.

dia merapihkan tempat tidur naren lalu menuju ke kamar sebelah, kamar Kean.

ceklek!

"loh sudah bangun?"

"hehe sudah bun" ucap Kean dengan badan sedikit gemetar.

'untung selamat'

sebenarnya Kean mendengar bunanya memarahi kakanya dari kamar sebelah jadi dia buru buru bangun lalu mandi dan memakai seragam.

gevano yang awalnya ingin marah tidak jadi, "bagus sekarang turun, sarapan"

"Daddy dimana bun?"

"dia masih tidur biarkan saja kita tinggal"

Kean mengangguk saja lalu mengikuti gevano dari belakang.

"kena duduk dulu tunggu kaka mu"

"baik buna"

gevano berjalan menuju ke dapur tapi sampai di sana ternyata ada Kalingga, sedang apa suaminya di dapur bukankah dia masih tertidur.

"sedang apa kamu?"

Kalingga berbalik badan, "aku sedang membuat kopi hehe.."

gevano memincingkan matanya tidak percaya, "tumben"

dia memilih kembali membantu bi Sarah memasak.

pukul 6 pagi sekarang mereka sedang sarapan di meja makan sesekali gevano bertanya kepada kedua anaknya.

selesai makan Kean dan naren berangkat dengan di antar oleh Kalingga, kata Kalingga tidak apa apa lagipula di kantor tidak ada meeting jadi dia bisa mengantar anaknya dulu.

"dadah hati hati jangan ngebut"

chup

"iya sayang"

𝐎𝐌 𝐃𝐔𝐃𝐀 𝐀𝐍𝐀𝐊 𝐒𝐀𝐓𝐔 (ʙʟ) ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang