06 hampir saja

20K 1.2K 13
                                    

typo bertebaran.
—————————

setelah kepergian Kalingga mereka berdua lanjut membuat kue sesekali tertawa bersama.

anak itu juga sangat aktif membantu gevano, wajahnya saja sudah belepotan dengan cream di pipinya.

"seno coba cicipi ini sayang" dia mengambil satu kue kering lalu menyuapi anak itu, anak itu dengan senang hati langsung melahapnya.

"eum! nena buna" tersenyum manis, tangannya akan meraih piring yang berisi kue kering yang dipegang gevano tapi dia lebih dulu menjauhkan darinya.

"nanti ya"

anak itu memiringkan kepalanya membuat pemuda di depannya tersenyum gemas. dia sedang menaburi gula halus pada kue itu.

setelah selesai dia mencuci tangan dan membereskan kekacauan yang mereka perbuat.

"seno tunggu disini sebentar ya sayang buna mau mencuci ini dulu"

"siap buna hihi" dia berpose hormat dengan bibir yang tersenyum lebar.

gevano mengelus rambut anak itu lalu di kecupnya setelah itu dia mulai mencuci alat yang digunakan untuk membuat kue.

selesai mencuci dia kembali menghampiri anak itu yang terlihat kelelahan.

"seno mengantuk sayang?" suara gevano membuat anak itu kembali menegak kan badannya "nda buna ceno nda nantuk" menggeleng ribut lalu merentangkan kedua tangannya ke arah gevano.

dia yang paham akhirnya mengendong tubuh Narendra, anak itu langsung memeluk leher gevano dan menyembunyikan kepalanya di ceruk lehernya.

"sebentar ya buna mau sisain ini buat Dady" anak itu mengangguk dalam gendongannya, dia lalu mengambil piring dan menaruh beberapa kue kering untuk Kalingga.

dia membawa satu piring ke kamar Seno membiarkan satu piring lainnya berada di dapur.

ceklek..

membuka pintu dan mendudukkan tubuh Narendra di kasur.

"seno mau susu juga?"

"mau buna"

"sebentar ya buna buatkan dulu susunya Seno tunggu sini, okey?"

dia tersenyum "otey" gevano mengecup pipi gembul itu lalu keluar menuju dapur untuk membuat susu.

di dapur dia tampak kesulitan mencari susu formula anak itu.

"astaga ternyata disana pantas kucari tidak ada, tapi tinggi aku tidak sampai" dia melompat-lompat untuk meraih susu yang berada di lemari di atas kepalanya.

merasa capek dia akhirnya berdiam sejenak tapi tiba-tiba suatu lengan terulur untuk mengambil susu itu, dia menoleh ke samping dan betapa terkejutnya dia ketika dirinya melihat kalau itu adalah Kalingga dan jarak antara mereka terlalu dekat hidungnya saja sampai bersentuhan membuat dia sedikit gugup.

kalau dilihat dari belakang mungkin mereka dikira sedang berciuman.

pria itu menatap manik gevano yang sedang menatapnya tanpa berkedip, mengangkat sebelah alisnya "kau lihat apa?" suara berat nan tegas milik Kalingga membuat pemuda itu tersadar dan langsung menjauhkan tubuhnya.

dia gelagapan melihat wajah Kalingga yang menatapnya tanpa ekspresi, itu membuat dirinya sedikit takut.

'bodoh apa yang kau lakukan, malu sekali aku.. huhu mau pulang'

"hei aku sedang berbicara denganmu, apa kamu tuli!?"

"enak saja! aku dengar ya, sudah sini susunya!" dia merampas dengan kasar susu yang berada di tangan Kalingga.

pria itu tampak terkejut dengan sikap pemuda itu, berani sekali dia dengannya apa dia tidak tahu siapa dirinya?

"kau——

sebelum dia menyelesaikan ucapannya gevano lebih dulu menyelanya.

"itu ada kue kering yang tadi aku buat dengan seno, k-kamu makan saja itu untuk mu" ujar gevano tanpa menoleh ke arah pria itu.

wajah gevano sudah memerah padam akibat kejadian tadi, malu sekali semoga tidak ada yang melihat mereka berdua.

dia menyelesaikan dengan cepat lalu langsung bergegas meninggalkan Kalingga yang sedang menatapnya dengan intens.

"apa-apaan dia, orang aneh!"

pria itu meraih piring yang berisi kue kering buatan anaknya dan pemuda aneh itu, membawa kue itu ke kamar.

kalingga pov

sebenarnya dia ke dapur untuk membuat kopi tapi saat dia sudah tiba disana dia melihat kalau pemuda itu yang tidak lain adalah gevano sedang melompat-lompat seperti anak kecil, dia mengerutkan keningnya.

"sedang apa dia, apa dia berpikir kalau dapur ku ini tempat trampolin?"

aku berjalan menghampiri pemuda itu setelah sudah dekat aku baru sadar kalau pemuda itu ingin mengambil susu formula yang berada di lemari tinggi.

"cih makanya jadi orang jangan pendek! nyusahin saja"

aku meraih susu itu membuat aku ditatap terus menerus oleh pemuda itu. aku mengernyit bingung kenapa dia terus menatap ku.

"kau lihat apa?"
aku berucap seperti itu tapi dia tidak juga membalasnya.

"hei aku sedang berbicara denganmu, apa kau tuli!?"

setelah itu dia baru tersadar dan menjauh dariku lalu mengambil susu yang berada di tanganku dengan kasar.

"baru pertama kali ini aku diperlakukan seperti itu" menggeleng tidak percaya.

dia membelakangi ku dengan membuat susu sepertinya itu untuk naren, setelah selesai dia langsung berlalu pergi. aku pikir dia akan menyapaku atau berbicara apa ternyata tidak.

dia langsung meninggalkan ku begitu saja? wow biasanya orang-orang ingin menghabiskan waktu denganku walau hanya sekedar berdiam di sampingku tapi... pemuda itu malah seperti tidak perduli denganku.

aku mendengus kesal lalu pergi menuju ke kamar membanting pintu itu dengan kasar.

Kalingga pov end

di kamar milik Narendra sekarang dia sedang menikmati kue kering bersama dengan gevano sambil menonton film kartun di tv.

"hahaha itu lucu cekali buna haha"

"sudah sekarang tidur ya? sudah malam"

anak itu menggeleng " nda mau buna tan becok libul"

"tatap saja sayang kamu harus tidur, anak kecil tidak boleh tidur larut malam tidak baik, Seno mau nanti digigit setan?" ujar gevano menakut-nakuti anak itu.

dia menggeleng ribut lalu memeluk tubuh gevano dengan erat membuat dirinya tidak bisa bernapas.

"nda mau ceno mau tidul"

"iya iya tapi lepaskan dulu pelukannya buna susah bernapas"

Narendra langsung melepaskan pelukannya dan menatap wajah gevano.

"sudah sini tidur"
dia menepuk tepat di sampingnya mengintruksi agar anak itu berbaring di sampingnya.

Narendra langsung merebahkan tubuhnya lalu menyembunyikan kepalanya di dada milik gevano.

gevano mengelus punggung Narendra, 15 menit akhirnya dia tertidur pulas dia juga ikut mengantuk akhirnya dia ikut tertidur dengan memeluk tubuh Narendra.

tbc.

sepi amat dah ni cerita, heran gua🗿

𝐎𝐌 𝐃𝐔𝐃𝐀 𝐀𝐍𝐀𝐊 𝐒𝐀𝐓𝐔 (ʙʟ) ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang