TAPERA ISSUE

18 6 1
                                        

Suatu pagi di rumah Amalia  Putri barian. Amelia ini adalah seorang pegawai di salah satu pabrik pembuatan kain katun yang berada dibawah naungan Coco Edukasi Indonesia Corporation. Gaji Amelia pas Pasan lah untuk makan sehari-hari dan bensin. Buat jajan dia? Hahaha gak!. Gajinya itu cuman, 1,3 juta perbulan. Amalia  termasuk perempuan yang beruntung. Karena dia habis lulus dari SMA langsung diterima berkerja di pabrik ini. Yah, udah 4bulan  lah disini. Benar benar senang tuh Amalia tiap gaji turun.

Suatu pagi...

Amalia sedang menikmati sarapannya di meja makan bersama sang ibu. Sinar matahari yang cerah masuk ke dapur itu melalui jendela yang ada disana. Hangat dan nyaman.

(Jam menunjukkan pukul setengah 7 pagi)

"Buruan nak, habiskan. Nanti telat lho" ucap ibunya kepada Amalia

Amalia yang sedang mengunyah makanannya hanya bisa memberikan sang ibu acungan ibu jarinya dan senyuman manis. Setelah makanannya habis, kaya biasa. Ambil Sling bag trus Salim sama ibunya habis tuh berangkat ke pabrik dengan motor Scoopy kesayangannya.

Wusssh! Hampir lunas nih bos! Senggol dong!

Amalia gak berharap bakal disenggol sama pengendara lain sih. Kalau bener kesenggol bisa bisa dia nyungsep pas lagi ngendarain motor secepat ini.

Amalia dengan cepat menembus dinginnya angin pagi. Motor amalia melaju sangat cepat. Macet dilewatin, angin dicuekin. Kerudung Amalia tersibak sibak saat dia menembus angin pagi itu. Dalam hati Amalia, dia berharap hari ini akan lancar berkerja sampai pulang.

Sesampainya di tempat kerja, Amalia langsung memakirkan motornya di pelataran parkir depan pabrik. Baru aja turun dari motornya, Novi seorang delegasi dari Coco Edukasi Indonesia yang juga temannya Novi menghampiri Amalia. Amalia menaruh helmnya dan melihat ke arah Novi dengan senang.

"Amalia! Bestie aku!!!!!!!" Seru Novi yang langsung meluk amalia disana. Mereka akrab banget padahal Baru sebulan kenalan. Setelah berpelukan , mereka pun masuk ke dalam area pabrik bersama sama . Dalam langkahnya, Novi berkata jika Coco Edukasi Indonesia akan membantu setiap pegawainya termasuk Amalia untuk mendapatkan 1 unit rumah di perumnas angsa putih, cempaka putih Jakarta pusat. Gimana gak seneng tuh Amalia?

Oh iya, di kota tempat Amalia tinggal ini UMR nya diatas 1 juta dibawah 1,3  juta. Cuman buat Amalia sendiri biaya hidup selama sebulan minimal 1, 3 juta.
 

"Bentar, gimana mereka bantuin kita?" Tanya Amalia sambil berjalan masuk area pabrik bersama dengan Novi.

"Ya, mereka bakal kita ngasih tunjangan buat mencicil rumah. Ya emang sih waktunya pasti lama tapi kalau cicilannya gak ada masalah jadi kayak ini tuh cuman masalah waktu aja" jelas Novi

"Berapa sih harga rumah sekarang?" Tanya amalia

"Kalau di perumnas angsa putih, paling murah 45 doang sih" balas Novi

"45 juta? Yang bener kak!"

"Milyar"

Amalia terkejut mendengar balasan novi. Bukan 45 juta, tapi 45 milyar. Itu kalau dibandingin sama pajak  permainan monopoli berapa banyak ya?

"Perasaan rumah kosong di sebelah rumahku aja cuman dijual seharga 380 juta kak" kata Amalia

"Itu kan di komplek biasa, kalau di perumnas beda. Design rumahnya lebih mewah, futuristik, aestetik, intrinsik, aerobik, ekstrinsik..." Novi menjelaskan keunggulannya disana.

"Waah... Aku kok jadi pingin ya punya rumah sendiri....enak juga kalau punya rumah yang aestetik. Bisa viral di tiktok tuh" ucap Amalia disusul bel masuk pabrik yang berbunyi nyaring, "eh udah dulu ya kak. Aku masuk dulu"

JAKARTA 39Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang