Pada suatu hari di tahun 2024, di gedung Coco edukasi Indonesia, sebuah institusi pendidikan ternama di Jakarta, terdapat sebuah ruangan yang selalu ditinggalkan kosong. Ruangan itu berada di lantai paling atas, jauh dari keramaian dan aktivitas sehari-hari. Ruangan ini dikenal sebagai Ruangan 707...Menurut legenda yang beredar, Ruangan 707 adalah ruangan yang angker. Banyak karyawan yang mengaku merasakan kehadiran yang tidak biasa saat melewati ruangan tersebut, bahkan di siang bolong. Ada yang mengatakan mereka mendengar suara bisikan halus, ada pula yang merasa seperti ada yang mengawasi mereka.
Jam berdetak di dinding, Ayu berjalan di koridor sendirian sambil membawa beberapa arsip arsip lama milik Zaskia. Suara sepatu hak tinggi Ayu menemani langkahnya.
“Mana ada coba resepsionis disuruh nganter arsip ke lantai pelosok yang jauh dari lobby. Kak Zaskia aneh banget sih!” Ayu menggerutu. Ayu harus mengantarkan arsip arsip tersebut ke ruang 792. Ruangan tersebut melewati ruang tujuh ratus tujuh. Didepan Ruangan 707 Ayu berhenti melangkah karena dia melihat tali sepatunya lepas.
“Eh! Jangan sekarang dong my shoes!!” Ucapnya sambil segera bersimpuh untuk membetulkan tali sepatunya. Namun tiba-tiba,
“Ayuuuuuuuu~” sebuah bisikan misterius terdengar di telinga Ayu. Ayu pun segera melihat ke sekitarnya bahkan ke belakang dirinya namun disana hanya ada Ayu dan lantai gedung yang sepi dan hening.
“Aduh~ nih males nih. Gua mulai merinding lagi. Perasaan tadi kayak ada yang bisikin” katanya pelan
Setelah selesai , Ayu kembali bangkit dan melanjutkan langkahnya. Namun bisikan itu terus terdengar membuat hati Ayu gelisah. Setiap Ayu menengok ke belakang, gak ada siapa-siapa padahal suara bisikan tadi sangat jelas masuk ke telinga Ayu. Akhirnya, Ayu memilih untuk tidak mempedulikannya mengingat dia harus melanjutkan pekerjaannya dan ruangan yang Ayu Tuju masih jauh.
Namun bisikan menghilang berganti perasaan yang lebih tidak nyaman dimana Ayu merasakan ada seseorang yang sedang mengikutinya dari belakang. Namun pas Ayu melihat ke belakang, tidak ada siapa-siapa. Beberapa kali begitu sampai akhirnya, perasaan ini membawa Ayu ke keputusan langkah seribu. Dia berlari sambil melihat ke belakang sampai akhirnya,
DUAK!!!!!!!
Ayu bertabrakan dengan sosok Diana yang berada dihadapannya lalu berteriak,
“AYOOOOOO!!!!!!!!!” Teriak Diana
Ayu yang terjatuh bersama arsip-arsip berantakan di atas lantai, hanya bisa terkejut melihat wajah Diana, “bisa gak sih kalau jalan matanya pasang!”
Ayu segera membereskan arsip-arsip yang berserakan tersebut seraya berkata,
“Maaf maaf”
“Lari lari udah kaya dikejar dep kolektor. Pertanyaannya, kenapa?” Balas Diana
Ayu yang berdiri didepan Diana menjelaskan ,
“Gapapa”
Diana melihat wajah Ayu yang seperti Orang ketakutan. Lalu,
“Kenapa? Kok muka kamu pucat?! Kamu gak kena anemia kan?” Tanya Diana
“Enggak~ ini cuman tadi,” balas Ayu sambil terus menengok ke belakangnya.
“Kenapa si? Habis Liat setan?” Tebak Diana
“Apa sih!? Enggak! Jangan NGACO!” Kata Ayu
“Ya terus kenapa? Ada dua sebab sih, kalau gak karena liat setan, karena belum sarapan. Nah! Lu belum sarapan ya?!” Diana belum berhenti menebak.
“Udah Diana Putri Utami!!!!!!! Sarapan itu number one after berharap sama orang yang gak bisa ngasih kepastian” balas Ayu
WADOOOOOO
KAMU SEDANG MEMBACA
JAKARTA 39
Science FictionSelamat membaca kisah para pegawai sebuah badan lembaga independen pengembangan dan inovasi pendidikan Indonesia bernama Coco Edukasi yang berlatar di Jakarta pada tahun 2039 keatas. Kisah mereka gak cuma berasal dari 1 karakter. Ada banyak karakter...