Apa Pengaruh Sabu bagi aku?

83 6 2
                                    

Suatu hari di kantor Coco Edukasi Indonesia,

Eru dan Tamara sedang menghadap Zaskia Didalam ruang kerjanya. Mereka berdua berdiri didepan meja kerja Zaskia dengan tegap. Zaskia punya misi buat mereka.

*Tamara, seorang Jurnalistik untuk Coco press divisi 2. Dia sering meliput berbagai kejadian di wilayah Jabodetabek. Ada liputannya yang karena inisiatif dia sendiri, ada juga yang dari perintah Atasannya.

"Tamara, Eru?" Tanya Zaskia yang langsung dibalas jawaban sigap kompak dari mereka berdua, "ya kak!"

"Kalian hari ini ditugaskan untuk meliput dan menginvestigasi  kasus kekerasan yang diduga dilakukan oleh salah satu anggota kepolisian kepada salah satu demonstran di demo depan gedung DPR kemarin" balas Zaskia

"Oh oke" balas Tamara.

"Ini daftar narasumber yang bisa kalian dapatkan keterangannya. Ini dari kepala redaksi dua.." balas Zaskia dengan senyuman manisnya melihat mereka berdua. Tamara dan Eru pun mengangguk. Eru mengambil secarik kertas yang diberikan oleh Zaskia, dan melihat tulisan diatasnya. Sederet nama narasumber tertulis disana.

"Pertanyaan terbesarnya, Eru Tamara... Kenapa itu bisa terjadi? Dan apa buntut dari kasus ini?" Kata Zaskia.

"Publish kapan?" Tanya Eru spontan

"Secepatnya" balas Zaskia.

"Kak, boleh gak ngajak kak Salsa?" Tanya Tamara yang langsung disambut wajah lesu dari Eru. "Napa harus ngajak dia?" Tanya Eru melirik Tamara yang berdiri disebelahnya.

"Iya, Tamara kenapa kamu pingin ada Salsa?" Tanya Zaskia yang bingung sama Tamara juga. Tamara menjawab, jika Salsa dapat membantu dalam hal teknis pekerjaan nya di lapangan ketimbang Eru. Karena sebenarnya, Salsa pernah menjadi reporter di salah satu kantor berita terkenal di Jakarta pada tahun 2036. Karena alasan ini, Zaskia tidak memperbolehkan nya dengan alasan jika Salsa masih dibutuhkan di ruang redaksi. Apalagi, pas Eru lagi mendapatkan misi untuk menemani Tamara disana.

Setelah itu, Eru mengambil kamera nya dan mereka berdua pun keluar dari ruang kerja Zaskia. Kemudian, mereka berdua berjalan ke arah lobi kantor sembari mengobrol, "Ra, siapa narasumber pertama kita?" Tanya Eru melihat Tamara yang berjalan disebelahnya sambil membaca isi kertas tadi.

"Korban pemukulan terduga pelaku kak. Bernama Kino Dewanto, seorang mahasiswa semester 4 jurusan Sastra Inggris, Uwiiiiiii....." Balas Tamara

"Oke, alamat rumah dia?" Tanya Eru lagi, "di Jalan Douwes Dekker no. 82, tanjung priuk Jakarta Utara" kata Tamara.

Mereka berdua pun sampai di lobi, dari lobi mereka langsung pergi ke area parkir tempat Mobil Honda Brio RS hitam Eru berada. Mereka masuk ke mobil dan segera cabut dari sana.

Di perjalanan...

Eru melihat Tamara yang menyandarkan kepalanya ke jendela pintu mobil. Lemas lesu, lelah, dan letih kelihatannya. Tamara terlihat kayak orang yang gak punya tenaga. Ini bikin Eru sedikit khawatir.

"E...Ra? Are you okay?" Tanya Eru

"aku gapapa kak, cuman sedikit pusing pas liat cahaya matahari didepan" balas Tamara yang terus memalingkan wajahnya dari Eru. Sinar matahari memang sedang berada di depan mereka. Menyinari mobil mereka, cahaya nya tembus ke kaca depan dan menghangatkan dashboard mobil.

"Makan ya? Ni ada roti nih" bujuk Eru sambil membuka laci dashboard dan mengambil roti dari dalam sana. Eru menyodorkan roti itu kepada Tamara. Namun Tamara berkata jika gak mau.

"Laper loh, tar kan liputannya lama kan?" Tanya Eru lagi

"Iya kayaknya" balas Tamara.

"Ya makanya makan dulu" bujuk Eru makin gencar. Tamara kemudian berpaling ke Eru dan melihat roti yang ditawarkan kepadanya. Tamara membuang muka nya lagi seraya berkata,

JAKARTA 39Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang