Membuat Daftar…
“Jangan pernah membuka ruangan nomor 24 di lantai 13” ucapan Zaskia yang selalu terngiang-ngiang di kepala Jihan.
Jihan sedang memangku kepalanya dengan satu tangan diatas meja kantin. Dia sedang bosan menunggu Salsa kembali dari panggilan alamnya.
Salsa pun akhirnya kembali dari kamar mandi dan kembali duduk bersama Jihan Disana.
“Maaf ya Jihan, kakak sakit perut soalnya” ucap salsa yang kembali duduk di depan Jihan
“Hm,.. kak eru dah tahu kak?” Tanya Jihan
Salsa tersentak lalu dia membalas dengan terbata-bata,
“Ta tahu apa?”
“Tahu kakaknya sakit” balas Jihan
“Oh, enggaklah. Ngapain dia harus tahu” kata salsa sambil menyendok mie nya lagi.
“Mungkin karena dia pacar kakak” ucap Jihan sambil memakan mienya.
“Ah, udah deh jangan bahas dia. Bikin ga nafsu makan lho. Oh ya, habis ini kita ke lantai 13 buat ngambil laporan keuangan bulanan CEI ya?” Kata salsa
Jihan mengangguk karena dia sedang mengunyah makanannya.
“Kata Bu Zaskia, kita gak boleh buka ruangan 24 kak. Kenapa?” Tanya Jihan melihat salsa yang makan dihadapannya
Salsa tidak menjawab pertanyaan Jihan. Karena dia sendiri gak tahu jawabannya.
Sesuai omongannya salsa, Mereka berdua naik lift pergi ke lantai 13. Sesampainya di lantai 13, mereka menyusuri koridor gelap panjang. Ruangan bernomor 1 , 2 , 3 , 4 dst berjejer Disana. Setiap nomor berganti seiring langkah mereka semakin banyak. Mereka kini menuju ruangan penyimpanan arsip yang berada di ujung koridor.
Menghilangkan kesepian, mereka pun memutuskan untuk memutar obrolan.
“Kak. Kakak sayang gak sama kak eru?” Tanya Jihan menanyakan pertanyaan krusial.
“Sayang banget, kenapa jihan?” Tanya balik salsa
“Gapapa. Kakak berani gak teriak ‘eru aku menyayangimu lebih dari mantanku!’ gak?” Tantang Jihan. Salsa sedikit terkejut mendengarnya.
“Ngapain begitu?!” Tanya salsa dengan sedikit sewot
“Ya kalau kakak sayang beneran, kakak berani dong” ujar Jihan yang membuat salsa risih di sana.
“Ga jelas dih” balas salsa
Tiba tiba langkah salsa berhenti didepan ruang 24. Gatau ni ruang kerja atau ruangan apa? Yang jelas, pintu ruangannya terbuat dari kayu dengan bercak-bercak merah tua di beberapa bagian pintunya. Kayak di bawah engsel pintu, di bagian celah bawah, sama di bagian kusen nya. Entah cat atau blood. Di atas pintu, ada lubang ventilasi dan Disana mereka berdua bisa melihat jika lampu didalam ruangan tersebut mati. Gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAKARTA 39
Science FictionSelamat membaca kisah para pegawai sebuah badan lembaga independen pengembangan dan inovasi pendidikan Indonesia bernama Coco Edukasi yang berlatar di Jakarta pada tahun 2039 keatas. Kisah mereka gak cuma berasal dari 1 karakter. Ada banyak karakter...