LEPAS KERUDUNG MU, GAJI MU TURUN

21 5 0
                                    

Suatu hari di rumah Eru...

Terlihat pagi ini benar benar cerah. Langit biru dengan awan putih seperti kapas disana. Cahaya matahari dengan bebasnya masuk kedalam rumah. Rani terlihat sedang berkerja. Rani berkerja sebagai seorang Dokter spesialis di Rumah sakit Nusantara 2, Jakarta Selatan. Rumah sakit ini berada di bawah naungan Cornelia Corp atau perusahaan besar yang menjadi induk dari Coco Edukasi Indonesia Cabang Semarang. Rumah sakit itu baru aja rampung. Rumah sakit itu benar benar magnet buat dokter-dokter muda seperti Rani salah satu nya. Rani yang udah 3 tahun menjadi kru di Indodesember pasca sarjana di Studi spesialis jantung dan peredaran darah FK UI, akhirnya memutuskan untuk resign dan menggunakan kembali ijazah S1 nya buat melamar di rumah sakit itu. Waktu gak kerasa, udah 2 Minggu Rani berkerja di rumah sakit itu.

Rani berangkat dengan hati semangat dan jas dokternya yang putih mengkilat. Eru hanya bisa melihat mobil kakaknya yang pergi meninggalkan rumah kemudian. Eru merasa, semenjak Rani berkerja sebagai dokter... Rumah jadi sepi, Dunianya makin sunyi. Bundanya sering pergi ke rumah teman atau ke tempat bisnis keluarga. Rumah pun jadi sepi dengan Eru yang sendirian rebahan di kamarnya.

Pagi ini, setelah Rani pergi ...

Jam dinding berdetak terdengar di kamar Eru. Eru terlihat sedang merebahkan tubuhnya diatas ranjang empuk dengan kedua kaki bersandar pada dinding kamarnya. Dia terlentang dan merasakan suasana damai disana.

Dia berharap, bakal kejadian sesuatu kek biar hidup dia gak gabut gabut banget. Masa iya bangun tidur, sarapan , nunggu jam kerja. Abis itu, kerja. Pulang, tidur lagi. Gitu aja terus, sampai Megalodon bangkit.

Eru melihat ke arah hp nya yang ada diatas kabinet dekat ranjang. Lalu dia berbicara dalam hati,

“Tumben. Salsa gak nelpon?”

Eru mencoba memejamkan matanya seraya merasakan angin sejuk yang masuk melalui jendela kamarnya yang kebuka lebar.

Baru 2 detik...

Suara pintu diketuk terdengar lalu disusul suara Seorang Gadis lembut,

“Assalamualaikum, ay....”

Akh, itu akhirnya. Salsa...

Eru pun menghela nafasnya lalu mulai bangkit dan melangkah menuju pintu depan. Pintu dibuka, Salsa melihat Eru dihadapannya dengan wajah kusut. Baru bangun tidur kayaknya nih..

“Walaikumsalam, kenapa?” Tanya Eru sambil membuka pintu semakin lebar

“Kamu Sendirian?” Tanya Salsa penasaran dengan tawa kecilnya. Salsa tiap liat muka Eru, bawaanya pingin ketawa aja. Berasa jadi badut, Eru. Moga aja dia gak pernah jadi badut buat Salsa.

“Enggak. Aku berdua” balas Eru ngasal

“Yang bener....! Ceweknya nanya tuh, yang bener!” Kata Salsa sambil menendang kaki Eru dan tertawa cekikikan.

“Ya kan aku sama kamu sekarang, berdua” protes Eru

Kemudian Salsa mengajak Eru untuk menengok teman kerja mereka, Si Poppy di Rumah Sakit Nusantara 2. Kata Salsa, si Poppy ini kena tipes.

“Gak gak! Gak... Gak mau!” Ucap Eru tiba tiba sambil menutup pintu rumahnya kembali. Namun Salsa segera menahannya seraya berkata,

“Dengerin aku dulu loh....”

“Enggak, aku tuh dah tahu gimmick mu... Nengokin temen, nengokin temen taunya minta anter ke mie gacoan” kata Eru yang udah tahu trik Salsa disana. Salsa hanya bisa menahan tawanya sekuat mungkin karena trik dia terbaca oleh Eru.

Pintu segera ditutup sama Eru, sementara Salsa masih ada diluar Rumah. Dia menggedor-gedor pintu rumah Eru yang tertutup seraya berkata,

“Heh! Ay! Ay ih! Beneran ini...si Poppy sakit tipes... Tengok dia ay...”

JAKARTA 39Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang