KURAS LOTENG

0 0 0
                                    

2039,

Di rumah Keluarga bunda Ayu...

Jam 7 pagi...

Terlihat cahaya matahari yang memasuki ruang tengah melalui sebuah jendela yang terbuka lebar disana. Hawa dingin memasuki ruangan ini karena pintu depan rumah mereka dibuka lebar.

Bunda ayu dan Rani terlihat sedang duduk di sofa besar sambil menonton berita di TV. Mereka baru saja selesai sarapan. Keduanya tampak serius. Rani sesekali mengecek notifikasi chat WhatsApp yang masuk ke hpnya. Jika ada notifikasi pesan, dia langsung membalasnya.

“Ran, nanti kamu bantu bunda milihin barang barang bekas di loteng ya? Itu udah numpuk banget” ucap Bunda Ayu melihat Rani didekatnya.

“Iya bund” kata Rani sambil melihat layar hpnya. Dia sedang membaca pesan chat dari seorang temannya. Tiba tiba Bunda Ayu berpaling ke seorang presenter pembawa berita di tv.

“Pemirsa, Telah terjadi Tanah longsor Di desa Leuwihills, kabupaten Bogor. Hingga saat ini, tim Basarnas masih melakukan proses pencarian terhadap 13 korban yang masih hilang statusnya. Gara gara ini, lebih dari 45 keluarga kehilangan rumahnya. Semua warga telah diungsikan ke posko pengungsian yang berada di halaman depan kantor desa Leuwihills. Bagi yang ingin berdonasi tanpa syarat follow tiktok, silahkan ke alamat yang ada dibawah ini. Mereka butuh bahan makanan, pakaian, alat alat pembelajaran sampai sedikit duit gajian milik anda. Anda juga bisa berdonasi lewat rekening Bank ketuhorang di nomor yang ada dibawah ini. Ini rekening punya kita ya? Jadi ini resmi” kata presenter itu

“Bun, kayaknya kita masih simpan sepatu sepatu bekas yang masih bisa dipakai deh. Terus baju baju, mainan” ucap Rani yang berpaling dari tv ke Bunda Ayu. Bunda ayu berpaling ke Rani lalu berkata,

“Ada kayaknya, emang mau buat apa ran?”

“Mending kita sumbangin aja ke anak anak di Leuwihills. Daripada nyempit nyempitin rumah kan bund?” Balas Rani dengan senyumannya. Bunda ayu bergumam sambil memejamkan matanya. Dia berpikir sejenak untuk memutuskan. Beberapa saat kemudian, Bunda Ayu pun memutuskan untuk setuju dengan ide Rani.

Mereka pun bergegas pergi ke loteng, tempat barang-barang bekas itu disimpan. Ketika mereka melewati kamar Eru yang masih tertutup, mereka berhenti sejenak.

“Ran, kamu bangunin Eru deh. Suruh bantuin bunda juga milihin barang barang donate” kata Bunda Ayu kepada Rani yang ada dibelakangnya.

“Serahin sama Rani bund,” kata Rani sambil membuka pintu kamar Eru lalu masuk ke dalamnya. Bunda ayu sudah bersiap-siap dengan menutup kedua telinganya. Dan Akhirnya...

“ERUUUUU!!!!!!!!!!!!!!!”

Cara Rani membangunkan Eru benar benar brutal. Dia memakai teriakannya untuk membangunkan Eru. Suara Rani benar benar mampu menggetarkan rumah dan mengusir burung-burung yang sedang hinggap di kabel tiang listrik samping rumah mereka. Di dalam kamar Eru,

Rani berdiri membelakangi Eru yang terduduk di atas ranjangnya sembari memegangi keningnya. Dia pusing banget, karena habis dibangunin sama suara bom atom max volume.

“Cepat bangun! Udah jam setengah 8 tau!” Kata Rani yang segera berjalan keluar dari kamar Eru. Eru pun segera turun dari ranjangnya dan bergegas keluar dari kamar menyusul Rani.

Di depan kamar Eru,

“Ran, kamu bisa gak sih bangunin Eru nya ngotak dikit” ucap Bunda Ayu yang melihat Rani baru keluar dari kamar Eru. Wajah Rani kelihatan kesel banget. Rani berpaling ke Bunda Ayu lalu berkata,

“Masalahnya Bun, Eru tuh kalau dibangunin pake cara lembut malah makin pules tidurnya”

“Ya tapi kalau pakai caramu tadi, gak cuman Eru yang bangun. 10 tetangga kita juga bisa bangun. Bunda juga yang malu sama tetangga nanti” balas bundanya. Rani pun segera berjalan ke arah loteng melewati bundanya seraya berkata,

JAKARTA 39Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang