HUJAN DAN GARAM

3 1 1
                                        

Oke, jadi Eru dan Rani adalah dua anak kandung dari Bunda Ayu Dan suaminya. Mereka berdua lahir di kabupaten Bogor dengan selisih yang gak terlalu jauh lah tahunnya. Rani yang merupakan kakak kandung dari Eru cuman punya beda 2 tahun dari Eru. Sebelum pindah ke Jakarta, mereka tinggal di kecamatan Cibinong kabupaten Bogor. Sejak di Bogor, Rani dan Bunda Ayu punya kebiasaan setiap datangnya hujan. Nah kebiasaan itu dibawa sampai ke Jakarta sampai Sekarang.

Jakarta, Tahun 2039....
Suatu pagi Yang berawan di rumah keluarga Eru...

Terlihat Rani dan Eru yang sedang sarapan di ruang tamu sambil menonton berita di TV. 

"Pemirsa, ini kita hadirkan prakiraan cuaca untuk hari ini dari BMKG. Diprediksi, pagi ini Jakarta akan berawan seperti kemarin dengan kelembapan udara cukup tinggi. Lalu di siang hingga sore hari, diprediksi akan turun hujan lebat disertai badai petir yang kalau bunyi benar benar bikin jantung copot, mata melotot. Ingat ya badai petir bukan badai halilintar. Jadi kalau bunyi, pasti DUARRR bukan ASHIAAAAP!!!" Kata seorang presenter pembawa berita di TV

"Akh! Makin kesini, berita makin ngaco aja!" Ucap Eru yang langsung berdiri dan mengganti channel TV dengan remote TV. Rani langsung merebut remote TV dari tangan Eru seraya berkata,

"Adek..!! Jangan diganti dong, kakak lagi liat berita ih"

Rani mengganti kembali saluran TV nya.

"Kak, cari saluran berita itu yang berkualitas dikit. Kaya CNN Indonesia contohnya"  balas Eru dengan segala penegasannya.

"Dek, kualitas sebuah berita tergantung pendengarnya" balas Rani sambil menyendok nasi di piringnya. Eru segera duduk kembali disamping kakaknya. Mereka menonton berita bersama.

Tiba tiba, Bundanya yang datang dari arah dapur segera menghampiri mereka berdua. Rani berpaling ke Bunda Ayu lalu berkata,

"Bunda, mau kemana? Rapi amat"

"Bunda mau pergi ke arisan di rumah temen Bunda. Bunda titip rumah ya ran?" Balas Bunda Ayu sambil mengecek kembali isi tas selempang yang dia kenakan.

"Ouh, iya bund" balas Rani berpaling kembali ke TV.

"Oh ya, nanti kalau hujan... Jangan lupa angkat jemuran, tabur garam depan pintu biar gak ada hewan yang masuk, cabut semua colokan listrik, jangan ngechas hp dan jangan duduk di dekat jendela. Paham?" Pinta Bundanya kepada mereka berdua

"Paham bund" kata Rani dengan sigap.

"Awasi Eru, kayaknya dia gak paham" balas Bunda Ayu menatap tajam ke arah Eru. Rani segera berpaling ke Eru lalu menyikut bahu Eru seraya berkata,

"Heh! Dek, paham gak?"

"Paham, paham"  kata Eru sembari memandangi TV dengan pandangan kosongnya

"Oke, yaudah ya. Bunda udah telat nih. Bunda pergi dulu ya, assalamualaikum" ucap Bunda Ayu sambil melangkah keluar rumah.

"Walaikumsalam" ucap Rani melihat kepergiannya bundanya dari ruang tamu.

Tak lama kemudian, mendung menyelimuti kota Jakarta. Suasana perumahan angsa putih yang tadinya cerah jadi gelap mendadak. Rani yang melihat situasi ini dari jendela, langsung bergegas bangkit dari duduknya dan segera melangkah menuju dapur. Di dapur, Rani cuci semua piring kotor bekas dia sarapan secepat dia bisa. Lalu tiba tiba datanglah Eru yang menaruh piring kotornya di dekat tangan kanan Rani seraya berkata,

"Kak. Sekalian ya"

Rani berpaling ke Eru yang ada dibelakangnya lalu berkata,

"Eh dek! Bantuin kakak angkat jemuran dong di depan"

JAKARTA 39Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang