SHIFT MALAM & KOPI

20 4 4
                                        

Cerita ini dibangun melalui berbagai inspirasi dan sumber. Salah satunya...

https://ottencoffee.co.id/majalah/sejarah-singkat-masuknya-kopi-ke-indonesia

Suatu pagi di dalam kantin Coco Edukasi Indonesia ..

Terlihat Zaskia sedang duduk di satu meja sambil menikmati secangkir cappucino nya. Sebuah TV tak jauh darinya menayangkan sebuah berita...

"Ditengah bencana penurunan devisa negara, Jakarta International College mengirimkan dana sebesar 21 triliun hasil dari pendapatan bisnis penyangga mereka untuk membayarkan hutang negara ke China. Bersama saya, Nanda Andromeda akan menemani anda dalam 1 jam kedepan untuk membahas berbagai informasi terupdate di tanah air bersama CCN INDONESIA NEWS" ucap sang presenter

Zaskia mulai fokus melihat berita di tv itu sambil terus meminum cappucino nya sedikit demi sedikit.

"Kita awali berita hari ini dengan Perkembangan income yang pesat dari Coco Edukasi Indonesia Jakarta di tahun ini. Perkembangan pendapatan ini menjadi perkembangan yang dinilai paling baik dari 4 tahun kebelakang oleh berbagai ekonom di tanah air, bahkan digadang gadang sebagai salah satu pencapaian terbaik Indonesia dalam bidang tekhnologi inovasi selama 1 dekade terakhir" Ucap presenter mengawali acaranya. Tiba tiba Eru dan Novi masuk ke dalam kantin. Zaskia berpaling ke arah mereka.  Mereka berdua yang Melihat Zaskia, langsung menghampirinya.

"Pagi kak!" Ucap Eru dan Novi hampir bersamaan.

"Pagi, Eru. Novi...." Balas Zaskia. Kemudian Zaskia menyuruh mereka duduk dihadapannya. Eru dan Novi pun duduk lalu Zaskia bertanya apakah keduanya mau pesan kopi atau gak? Kalau iya, mau ditraktir nih sama Zaskia. Eru dengan malu malu berkata enggak sementara Novi, boleh. Zaskia pun memesan secangkir kopi untuk Novi. Ternyata, Novi suka dengan kopi robusta. Buset...

Eru hanya menggelengkan kepalanya karena dia heran sama Novi. Bisa bisanya Novi yang masih cantik unyu lucu suka dengan kopi robusta. Kopi pesanan Novi pun segera datang dan mereka bertiga menikmati suasana pagi disana kemudian...

Setelah itu...

"Nih kopi paling mahal tau harga jualnya, soalnya di impor dari India langsung" kata Zaskia melihat secangkir kopi yang sedang diminum Novi.

"Nov, Nov. Bayar Nov. Gua tahu persis gimmicknya" balas Eru disusul tawa kecilnya. Zaskia ikut tertawa geli lalu dia berkata, "gak, gak! Aku gak minta ganti guys.... cuman ngasih tahu. Sekilo biji kopi robusta itu harganya Rp. 340 ribu dari India. Terus pas udah masuk ke Indonesia jadi 500 ribu. Sampai ke CEI jadi 700 ribu."

"Kak, mending cari supplier biji kopi dari Indonesia aja. Lebih murah loh" balas Eru

"Masalahnya begini Ru, kalau soal kopi terus bahan makanan kantin harus yang bener bener berkualitas daripada tempat lain. Soalnya apa? Kantin ini harus jadi kantin yang paling bersih di tahun 2045" kata Zaskia

"Ya kan Indonesia juga gak kalah kualitasnya kak" balas Eru

"Ya sih, bener. Tapi kakak tetep mau dari India sih" kata Zaskia kukuh.

"Terserah kakak deh" jawab Eru

Kemudian Zaskia berkata jika sebenarnya kopi yang ada di Indonesia awalnya dari India. Tepatnya dari daerah Malabar kenapa begitu? Ternyata Belanda pernah mengimpor biji kopi ke Indonesia pada tahun 1696. Di tahun itu biji kopi impor itu pernah di distribusikan dan dikembangkan di daerah Kedawung. Cuman, gagal. Karena waktu itu kebun kopinya kena banjir dan sering gempa. Percobaan kedua Belanda terjadi di tahun 1699 dengan mendatangkan stek pohon dari tempat yang sama yaitu Malabar India terus pas di tanam di Indonesia, hasilnya baik. Tanaman kopi berkembang dengan sangat baik.

Pada tahun 1706 sample kopi pertama dari Indonesia dibawa ke Amsterdam dan hasilnya sangat memuaskan. Belanda menilai, kopi yang ditanam di Indonesia memiliki kualitas yang lumayan bagus. Pada tahun 1878, wabah karat daun mulai muncul dan merusak perkebunan kopi Arabika milik Belanda di Indonesia. Untuk menanggulangi ini, Belanda mendatangkan tanaman kopi baru bernama kopi liberika. Kopi robusta sendiri masuk pas tahun 1907. Sama, hasilnya yaitu baik pas ditanam di Indonesia. Dan lebih bagusnya lagi, jenis kopi ini bisa ditanam di dataran rendah dan kuat sama wabah karat daun. Tahun 1945, seluruh perkebunan kopi Belanda dinasionalisasi.

"Oh gitu..." Kata Eru setelah mendengarkan penjelasan dari Zaskia yang panjang lebar.

"Btw, nanti kamu sama Novi  pergi ke CoCo Creatures Laboratorium ya? Buat ngambil racun kobra, sama Scorpion Venom" balas Zaskia

Sempat ada rasa penyesalan karena mereka menghampiri Zaskia tadi. Tapi, Eru yang sadar ini bagian dari pekerjaannya ya iya iya aja. Lagian dia juga pingin tahu bagaimana cara pegawai laboratorium itu menangani hewan kobra dan kalajengking saat bisa mereka dibutuhkan untuk dijual kembali.

*Coco Edukasi Indonesia adalah salah satu Badan Inovasi pendidikan yang paling ngejar cuan dari kegiatan mereka. Salah satunya mengembang biakan hewan hewan Absurd untuk diambil keuntungannya. Kayak ular kobra dan kalajengking yang bisa diambil bisa/racun nya untuk dijual kembali ke Amerika serikat. Bisa kedua hewan ini biasanya dipake untuk pengembangan IPTEK. Selain itu, Bisa kalajengking diketahui mampu mengobati penyakit imun. Sedangkan, Racun ular kobra bisa dipake buat obat penawar campuran obat patirasa. Coco Edukasi Indonesia Jakarta  pernah menjadi perusahaan penjual bisa kobra terlaris kedua di Indonesia setelah Blackrewards.inc. Setiap tahunnya, Coco Edukasi Indonesia Jakarta meraup keuntungan hingga 13 milyar dari bisnis ini. 8 milyar nya disumbangkan untuk membayar hutang negara ke luar negeri.

Siang hari jam 9 pagi....

Ketika Eru dan Novi sudah pergi ke CCL, Zaskia sedang mengawasi jalannya bongkar muatan biji biji kopi di warehouse. Sebuah truk peti kemas terparkir disana dengan pintu belakang containernya yang terbuka. Para staff warehouse menurunkan setiap muatannya yang tak lain adalah pasokan biji kopi dengan total berat 800 ton per container. Zaskia ternyata punya ide gila ternyata. Dia berencana akan membuka lebih banyak cabang cafe CEI di wilayah aglomerasi guna mengejar target Income dari divisi kopi dan tanaman herbal sebesar 45 triliun di tahun ini. 45 triliun itu ingin Zaskia pakai untuk disumbangkan ke negara dengan melampirkan laporan income bisnis penyangga kopi dan tanaman herbalnya. Dia ingin menunjukan ada yang lebih unggul dari Jakarta international college dalam memberikan sumbangan devisa ke negara. Beberapa pegawai menilai rencana ini sebagai usaha pencitraan CEI Jakarta.

18 truk peti kemas pengangkut biji kopi jenis arabica dan robusta masih menunggu giliran untuk proses bongkar muatan di warehouse. Kedelapan belasnya berjejer parkir di pinggir jalan raya depan gedung koala.

Para petugas checker memeriksa setiap biji kopi yang ada didalam setiap karung dari container. Ketika mereka menemukan ada biji kopi yang hancur atau sudah berubah warna/aroma/karakteristik maka mereka akan memisahkannya dengan biji kopi yang masih bagus. Selanjutnya, semua biji kopi yang sudah disortir segera dimasukan ke dalam karung khusus untuk segera di distribusikan ke coffee shop coffee shop milik Coco yang tersebar di wilayah aglomerasi menggunakan kendaraan logistik CEI. Di waktu yang bersamaan, Para manager divisi kopi dan tanaman obat mengadakan rapat tertutup di ruang meeting lantai 12 bersama Denti untuk membahas perluasan pasar dan peluang investasi di komoditas kopi. Jadi, Zaskia ingin membuka cabang coffee shop yang lebih banyak lagi tapi dia gak pingin ada kejadian overload di komoditas biji kopi yang disimpan di setiap cabang Coffee shop CEI Jakarta. Dia ingin semua cabang coffee shop diberikan stok biji kopi yang cukup karena biji kopi yang lebih itu ingin dia pasarkan ke tempat lain yang mampu memberikan lebih banyak income untuk CEI Jakarta. Bagaimana caranya? Para manager lah yang harus memikirkan itu.

Jam 10, keputusan dari meeting telah di kirim ke ruangan Zaskia. Zaskia terlihat sedang berjalan kembali ke ruangan setelah memastikan proses Bongkar  muatan 18 truk container tadi telah selesai di warehouse.

Ketika Zaskia sedang berjalan menyusuri koridor yang sepi di lantai 2, Zaskia bertemu dengan Eru dan Novi yang mengatakan jika mereka sudah menyelesaikan tugasnya. Cairan racun ular kobra sebanyak 12 liter dan Cairan bisa kalajengking sebanyak 80 liter sudah disimpan di laboratorium lantai 4. Zaskia bergegas untuk mengeceknya sendiri ke lab.

Sementara itu di dalam laboratorium...

Terlihat Ada Salsa dan Fiona yang sedang meneliti kandungan dari setetes racun ular kobra melalui lensa mikroskop.

"Udah bikin cairan penetral kak?" tanya Fiona pada Salsa

"Udah, dan racunnya masih bagus nih" kata Salsa yang segera bergegas mengambil pipet dari sebuah rak. Salsa sedot kembali racun ular kobra yang ada diatas meja preparat menggunakan pipet tadi. Lalu dia teteskan itu ke dalam tabung ukuran 15 liter berisi racun ular kobra.

"Padahal cuman setetes ya Sa?" Tanya Fiona diikuti tawa kecilnya

Salsa berpaling ke Fiona seraya mengangguk dan berkata, "iya, kalau tetesan tadi jatuh ke lantai. Gua juga yang dikasih pesangon"

Tiba tiba Zaskia masuk ke dalam laboratorium seraya berkata,

"Siang guys, gimana semuanya? Aman?"

Salsa Fiona melihat ke arahnya. Lalu Salsa berkata, "aman kak"

"Bisa kalajengking juga aman kak. Semua nya bagus" kata Fiona

"Good job. Oh ya barang yang lain udah datang?" Tanya Zaskia yang langsung melihat isi dari tabung kaca berisi 12 liter racun ular kobra tadi.

"Cairan LSD sama Darah biru kepiting baru datang nanti jam 12. Tadi ada yang nelpon trus bilang begitu kak" ucap Salsa sambil menekan tombol alat press. Alat press pun berkerja menutup tabung kaca racun kobra dengan sangat rapat. Suara detik mesin press cukup mengerikan dan berisik.

"Oh, pihak CCL udah nelpon?" Tanya Zaskia

"Ya kak udah" balas Fiona.

"Terus Cairan insulin dan merkuri kapan?" Tanya Zaskia lagi

Salsa langsung menyuruh Fiona untuk menggantikannya bekerja di mesin press. Fiona langsung menggunakan mesin press untuk menutup rapat tabung kaca berisi bisa kalajengking. Sementara Salsa memberikan daftar Cairan cairan yang sedang dalam proses pengiriman. Zaskia membaca daftar itu kemudian. Beberapa saat kemudian...

"Kita harus menjual  semua cairan ini sampai habis gak tersisa" ucap Zaskia saat dia selesai membaca daftar itu.

"Bukannya LSD adalah obat terlarang yang udah gak ada?" Tanya Eru kepada Zaskia

Semua orang di dalam laboratorium melihat ke arah Zaskia. Bahkan Salsa jadi mikir mikir lagi kalau senantiasa dia disuruh menguji klinis cairan LSD itu.

Zaskia segera mengambil surat legalitas dari BPOM dan Kemenkes untuk perdagangan cairan LSD dalam upaya pengembangan IPTEK di Amerika serikat pasca perang Rusia Ukraina. Lalu dia menunjukan itu kepada Eru.

"Kalau insulin kakak jual kemana?" Tanya Salsa

"Semua cairan, kita impor" balas Zaskia dengan wajah angkuhnya.

"Emang berapa harga semua cairan ini kak?" Tanya Fiona

Zaskia pun menyebutkan setiap harga per liternya dari setiap cairan yang akan dia impor ke luar negeri. Lalu Eru...

"Mahal mahal tuh, denger denger darah manusia juga mahal. 6 juta 800 ribu rupiah per liter" kata Eru

"Oh  iya... Katanya kamu mau darahnya di sedot ay... Sini! Biar aku sedot trus jual!" Balas Salsa yang langsung mengambil alat injeksi baru disana.

"Dih! Enggak! Gak!" balas Eru dengan cepat disusul tawa lepas Salsa.

"Buru sini! Aku ikhlas kok kalau darahmu dijual" kata Salsa yang langsung menyentil nyentil suntikan ditangannya sembari menahan tawa nya.

"Duluan sini kak Salsa" balas Eru yang langsung menghampiri Salsa. Salsa pun langsung berlari bersembunyi di balik tubuh Zaskia. Zaskia langsung Menodongkan kepalan tangannya ke Eru seraya berkata,

"Maju lo sini kalau mau megang Salsa!"

"Wuedeh! Jadi keinget teh pas Salsa disamperin mantannya di lobi. Si Salsa sembunyi di balik badan Eru terus si Eru teriak ke mantan si Salsa, "maju lo sini kalau mau megang Salsa! Wuedeh!!" Ledek Fiona

"Fin. Diem Fin.. malu Fin" balas Eru yang memasang wajah kesal sama Fiona

"Kaget aku loh pas Eru teriak waktu itu. Aku kira tuh, Ada ribut ribut apaan taunya Eru" balas Zaskia. Salsa malah ketawa cekikikan mengingat kejadian itu.

Semua tertawa geli disana mengingat kejadian yang mustahil buat dilupakan disana. Eru menahan malunya.

"Gua mah bukan masalah lu ngecover Salsa nya kak, tapi yang bikin gua ngakak tuh. Lu salah marahin orang! Mantan Salsa itu dirinya dibelakang kurir Shopi, nah pas lu teriak gitu kurir Shopi nya yang malah ngira lu kak, lagi neriakin dia. Jadi ribut deh kakak sama kurir Shopi" jelas Fiona pada Eru

"Jangan dijelasin lagi bisa gak Fin..." Kata Eru yang udah pasrah dianya dibully.

"Udah kenceng, salah target lagi" balas Zaskia

Tiba tiba masuklah Seorang satpam ke dalam laboratorium. Satpam itu memberitahukan kepada Zaskia jika 1 truk container yang berisi muatan tabung tabung cairan kimia sudah tiba. Zaskia dan Segera bergegas keluar dari laboratorium.

"Kerja lagi bestie!" Ucap Salsa

"Gas kak!" Balas Fiona. Eru dan Novi pun segera keluar dari laboratorium meninggalkan mereka berdua disana.

Jam 12 siang, Zaskia baru selesai mengawasi jalannya bongkar muatan cairan cairan mahal di warehouse.  Dan dia baru aja kembali masuk ke dalam ruangannya. Di dalam ruangan, Zaskia merebahkan tubuhnya yang lelah di kursi kerjanya. Bahunya bersandar pada sandaran kursi. Hawa dingin dari AC meluluhkan hawa panas  badannya.

Tiba tiba dia melihat sepucuk surat diatas meja. Zaskia membuka dan membacanya dengan cepat. Surat itu dikirim dari ruang meeting. Singkatnya, surat itu berisi tentang keputusan hasil meeting sebagai berikut.

Seluruh manager divisi kopi dan tanaman herbal sepakat untuk memulai usaha,

A. Perluasan pasar biji kopi yang tersisa dengan cara mulai menginvestasikan dana dalam divisi untuk pendirian lebih banyak  coffee shop di dalam pusat perbelanjaan. Setiap divisi menginginkan semua ruko yang kosong di setiap pusat perbelanjaan harus di gunakan sebagai cabang coffee shop baru CEI Jakarta. Selain itu, perluasan cabang di luar pusat perbelanjaan akan berjalan bersamaan dengan usaha usaha lainnya.

B. Biji kopi akan dikirim dan mulai dijual kepada perusahaan perusahaan brand kopi terkenal di Indonesia untuk mendongkrak income yang lebih maksimal

C. Pasokan biji kopi dari Semarang dan Gresik harus diamankan semaksimal mungkin serta menjauhkan CEI Jakarta dari penipisan stok biji kopi dalam usahanya memaksimalkan kebutuhan biji kopi bagi setiap cabang bisnis penyangga

D. Biji kopi impor yang jenisnya robusta akan dipasarkan didalam negeri saja namun 40% biji kopi arabica akan di impor ke Amerika serikat.

Zaskia menyetujui semua keputusan mereka. Dan siap mendukung usaha mereka dengan 25% gaji pribadinya. Kalau gaji pribadi nya itu masih kurang, Zaskia gak akan ambil pusing. Dia akan mengambil dana dari saldo pendapatan CEI bulan kemarin yang belum diapa-apain.

2 bulan kemudian...

Seluruh buah dari semua usaha mereka akhirnya selesai dipanen. Total income dari bisnis kopi dan cairan cairan mahal sendiri sudah masuk ke rekening CEI Jakarta sebesar Rp. 943 milyar.

Zaskia yang melihat ini sedikit kecewa. Karena dia pingin bulan ini dia berhasil menebus targetnya yang 45 triliun. Dia pun segera melihat laporan pendapatan dari bisnis penyangga lainnya. Zaskia terkejut banget disitu. Karena, bisnis bisnis penyangga yang diluar kopi dan cairan cairan mahal malah menjadi penyumbang keuntungan terbesar bulan ini.

Ketika dihitung di luar biaya modal, keuntungannya jadi begini...

Dari 25 bisnis penyangga yang bergerak di bidang seragam dan peralatan sekolah, didapatkan profit , 31 milyar rupiah.
Dari 98 bisnis penyangga yang bergerak di bidang kuliner dan Pastry, didapatkan profit hingga 187 milyar
Dari 33 bisnis penyangga yang bergerak di bidang technology & robotics  didapatkan profit hingga 34 triliun. Mereka mendapatkan banyak endorsement terkait berlangsungnya liga Inggris  di bulan ini.
Dari 14 bisnis penyangga yang bergerak di bidang pelayanan pendidikan anak dan bunda Jabodetabek, didapatkan profit hingga 8 triliun.
Dari 21 bisnis penyangga yang bergerak di bidang komunikasi dan informasi, didapatkan profit hingga 7 triliun.

Totalnya, 49 triliun.

Zaskia pelan pelan mengatur jemarinya untuk mentransfer profit profit itu ke kementrian keuangan negara. Ketika transfer sudah selesai... Zaskia masih terperanjat. Dia tidak menyangka akan datang hari ini. Dimana keuntungan benar benar membanjiri CEI Jakarta.

Keesokan paginya di  kantin...

Eru, Munas, Salsa dan Novi sedang duduk bersama dalam 1 meja. Mereka sedang menikmati menu sarapan masing masing disana.

Tiba tiba acara berita di televisi menayangkan berita tak masuk akal bagi mereka semua.

"CEI Jakarta berhasil menggeser Jakarta international college dalam pertarungan sengitnya pelunasan hutang negara ke China dengan mengirimkan dana hibah sebesar Rp. 42 triliun. Bersama saya, Amanda Risky. Kita akan mengawal pagi anda dengan berita berita lainnya dalam 1 jam kedepan bersama CCN INDONESIA NEWS" ucap seorang presenter di acara berita tersebut

Munas tersedak ketika mendengarkan berita tersebut sambil meminum kopi espresso nya. Munas meletakan secangkir espresso nya keatas meja lalu dia berpaling ke TV itu seraya berkata,

"Lu barusan denger kan Ru? Kantor kita ngirim 42 triliun buat bayar utang negara?"

"Iya, lu gak tahu ya? Kalau Zaskia kemaren lagi kalang kabut ngejar target kaya gitu" balas Eru

Munas berpaling ke Eru seraya berkata, "serius lu?"

"Iya, ya kan sayang?" Tanya Eru tiba tiba kepada Salsa. Salsa menahan tawanya melihat Eru. Salsa cuman mengangguk.

"Anjir.... Bakal lembur lagi dah hari ini buat gantiin duit tuh" balas Munas

"Harta CEI Jakarta akan Bosque, gak bakal lembur kali..." Kata Eru

"Mana mungkin gitu" balas Munas yang lanjut minum kopinya.

"Gak heran sih bisa gitu kantor kita. Orang dibantu sama gajinya kak Zaskia juga" ucap Novi  sambil menyendok bakso didalam cuangki nya lalu dia memakannya.

"Hm! Betul! Sebulan bisa sampe 15 juta kak Zaskia kalau gajian. Kemaren aja aku habis dibeliin Jam tangan baru sama Dia" kata Salsa yang sedang menyendok nasi goreng putihnya.

"Lah kenapa gak dipake jam tangannya?" Tanya Eru

"Takut ilang" balas Salsa dengan tawa malu malunya disana.

"Simpen aja dulu. Tar kalau dah jadi barang antik, bakal mahal tuh jam" kata Eru

"Ay? Aku antik gak hari ini?" tanya Salsa yang membuat Eru segera menahan tawanya seraya bergumam, "diemin diemin. Tar juga capek sendiri"

Semua orang terdiam membuat jokes Salsa garing. Salsa langsung menggetok lengan Eru dengan sendok makannya seraya berkata, "ish! Resek!"

Salsa langsung cemberut dan melanjutkan makannya. Eru kemudian melihat Salsa dan berkata,

"Cantik...bukan antik..."

Salsa menahan tawa sambil mengunyah nasi goreng yang masih ada didalam mulutnya. Salsa berpaling dari Eru.

"Udah ah gua males, gua cabut ya!" Kata Munas yang langsung bangun dari tempat duduknya. Eru dan Salsa langsung menahannya.

"Wueeey!!” seru Salsa dan Eru dengan kompak menghalangi Munas agar tidak pergi.

"Jangan kemana mana lu. Sarapan dulu gak sih bro?" Tanya Eru

"Udah deh, kalian sarapan dulu... Daripada nanti kena tipes...trus kepake BPJS nya" celetuk Salsa diikuti tawa kecilnya.

"Waduh! Tiba tiba share pengalaman gitu"  balas Eru. Salsa reflek melihat Eru dengan tatapan mata tajam sembari mengangkat tangannya yang memegang sendok  seperti hendak memukul Eru. Salsa menahan tawanya tapi dia juga merasa kesal banget  sama Eru disitu.

"Aku belum pernah tipes tau!" Protes Salsa pada Eru

"Iya iya belum pernah. Tapi hampir" gumaman Eru yang terdengar oleh Salsa.  Salsa yang tadinya sudah berpaling dari Eru, kembali meliriknya dengan sinis.

Tak lama kemudian, dering notifikasi pesan masuk terdengar dari hp Salsa.
Salsa menerima pesan WhatsApp dari Zaskia. Ketika pesan itu dibuka, isinya mengatakan jika Zaskia memberikan perintah kepada Salsa untuk menjalani shift malam. Jadi hari ini, dia harus masuk kerja jam 9 malam. Kenapa tiba tiba Salsa disuruh shift malam? Karena Zaskia baru mendapatkan kabar jika salah satu resepsionis nya sakit yaitu Valencia. Salsa pun membalas pesan itu,

(Siap kak)

Jam 7 malam di rumah Eru,

Terlihat Salsa dan Eru sedang duduk bersama di teras rumah. Mereka duduk di kursi yang bersebelahan.

“Nanti aku anterin ke CEI ya yank?” Tanya Eru

“Iya, makasih ya ay” ucap Salsa sambil menyenderkan kepalanya di bahu Eru. Eru mengelus lembut samping kepala Salsa yang terbalut kerudung penambah pesonanya seraya berkata,

“Iya, jangan lupa nanti makan”

Salsa mengangkat kepalanya lalu memberi Eru sikap hormat seraya berkata, “siap! Komandan!”

“Semangat banget kamu shift malam,” puji Eru pada Salsa

“Oh iya dong! Kan shift malam tuh gedung sepi... Gak banyak orang yang datang. Jadinya agak santai gitu kerjanya” balas Salsa membanggakan diri dihadapan Eru

“Awas loh, sering ada suara tangisan di lantai 2. Jadi kalau kamu denger suara dari plafon atas meja resepsionis, siap siap aja. Liat penampakannya” kata Eru menakut-nakuti Salsa disana.

Salsa mulai menyeringai kepada Eru. Salsa sedikit meremehkan cerita Eru karena bagi dia, cerita Eru itu full fiksi.

“Tahu kan ruangan arsip yang di lantai 2 Deket ruanganku itu? Nah aku sering liat cewek muka pucet rambut panjang ngintip dari dalam ruangan itu. Waktu itu pas aku mau ke ruangan Zaskia, ngelewatin ruangan itu kan? Nah aku liat kok pintunya kebuka dikit yank, eh disitu aku liat ada cewek tinggi rambut panjang.... Muka pucet, matanya hitam semua. Cuman dia itu kena cahaya dikit dari luar Ruangan. Jadi keliatan muka dia. Daster nya putih sih. Cuman gak keliatan kakinya. Dia diem aja sampai aku lanjut ke ruang Zaskia, balik balik udah gak ada. Pintu ketutup” tambah Eru

Salsa antusias banget mendengarkan cerita Eru. Pandangan Salsa gak berpindah dari  mata Eru dan dia gak berkedip sama sekali saat mendengarkan cerita Eru hingga selesai. 

“Waw, Kamu nonton channel apaan sampai hafal ciri ciri setannya ay?” Tanya Salsa diikuti tawa kecilnya. Salsa membuka aplikasi YouTube di aplikasi nya, “coba ay, channel apaan sih?”

“Windaah , cantik puas?” Tanya Eru. Salsa menahan tawanya dan mulai melirik ke arah Eru. Lalu dia berpaling ke wajah Eru seraya berkata,

“Puas, mas...”

Salsa tertawa karena merasa geli sama tingkahnya sendiri.

“Panas dingin, Gua”  gumaman Eru yang terdengar oleh Salsa. Sambil tertawa lepas, Salsa memukul  lembut  pangkal lengan Eru.

Jam setengah 9 malam didepan gedung koala...
Malam bertabur bintang, disaat semua orang sudah tertidur dan angin malam bertiup lembut....

Eru baru saja tiba di pelataran parkir gedung koala dengan mobilnya. Di dalam mobil,

“Udah ya ay, aku kerja dulu. Kamu besok kerja kan?” Tanya Salsa yang duduk di kabin depan sebelah Eru. Salsa segera menempelkan punggung tangan kanan Eru ke satu pipinya.

“Iya, nanti pas kamu mau pulang... Tunggu aku dulu ya? Biar aku anterin pulang” kata Eru

“Gausah ay, aku bisa sendiri kok” ucap Salsa dengan senyuman lembutnya

“Nganter kamu kan gak lama. Lagian juga aku yang pingin sendiri” kata Eru.

Keduanya bertatapan untuk beberapa saat disana. Saling bertukar rasa sayang dan senyum mesra.

“Yaudah, aku tunggu kamu. Tapi janji ya? Anterin sampai depan rumah” balas Salsa diikuti tawa kecil

“Iya, janji” kata Eru. Salsa segera membuka pintu dan keluar dari mobil seraya berkata,

“Yaudah. Aku kerja dulu ay....!!!”

“Semangat Cantikku....” Ucap Eru yang langsung menarik persneling nya dan memundurkan mobilnya dari sana.

Ayu yang sedang duduk dibalik meja resepsionis sendirian mendengar seruan Salsa kepada Eru dari arah luar gedung. Segera Ayu menghampiri sumber suara itu. Sesampainya di lobi, Ayu melihat Salsa sedang memandangi mobil Eru yang semakin mulai meninggalkan gedung.

Salsa berpaling ke Ayu yang menyambutnya disana lalu dia berkata,

“Malam bestie....!”

“Kak Salsa!” Seru Ayu yang langsung memeluk Salsa. Mereka berdua lompat-lompat kecil dan tertawa lepas seperti halnya ketika  seorang perempuan bertemu dengan sahabatnya. Ayu gak menyangka, pegawai pengganti Valencia hari ini adalah Salsa. Jadi, dia gak sendirian deh, “kakak, kakak shift malam?”

“Iya, aku kena shift malam. Buat gantiin si Nci” kata Salsa

*Nci itu panggilan akrabnya Valencia dari beberapa orang temannya. Yang pasti panggilan akrab ini dikasih bukan karena Valencia adalah pemilik salah satu toko emas ya... Tapi karena kutipan 3 huruf di namanya.

“Wah, jadi resepsionis dong!” Jawab Ayu

“Iyalah, Btw karena aku masih magang, kamu harus ajarin ya yu? Eh KAKAK SENIORRRRRR” kata Salsa sedikit meledek Ayu.

“Siap kak, paling bantu bantu sedikit aja kakak mah. Tapi kakak kan berani orangnya, jadi... Kakak yang patroli ya?” Balas Ayu

“Patroli?” Tanya Salsa bingung.

Ayu pun segera mengajak Salsa untuk masuk ke dalam gedung. Sesampainya mereka berdua didepan meja resepsionis, Ayu memberikan daftar yang harus Salsa kerjakan atau bahasa kita tuh, TO DO LIST.

1. Mematikan semua lampu di semua ruangan di lantai dasar dan lantai 2.
2. Mengunci pintu belakang dan pintu geser di warehouse belakang
3. Membantu memenuhi kebutuhan customer yang menelpon atau berkunjung ke gedung sesuai SOP CEI
4. Mengecek perpustakaan dan mengunci pintunya.
5. Mengunci ruangan Zaskia dan mengembalikan dokumen dokumen ke ruang arsip di lantai 24.

Salsa  memejamkan matanya saat membaca perintah nomor 5. Dia masih teringat jelas tentang apa yang terjadi pas terakhir kali dia mengunjungi lantai nomor 24. Takut sih enggak, cuman trauma. Salsa pun bernegosiasi dengan Ayu agar nomor 5 itu, digantikan sama Ayu. Ayu setuju asalkan 1 sampai 4, Salsa yang mengerjakan.

Ayu dan Salsa pun segera duduk dibalik meja resepsionis bersiap menyambut pengunjung pertama.

Orang gila mana yang datang ke gedung koala malam-malam? Dia...

Sebuah mobil Honda Mobilio datang memasuki halaman depan gedung dan parkir di tempat parkir. Lalu keluarlah seseorang dari dalam mobil itu. Seseorang yang diketahui adalah laki laki paruh baya keluar dari mobil itu dan segera masuk ke dalam gedung.

Salsa langsung bergidik ngeri saat pria itu melihat ke arahnya sambil tersenyum. Pria itu berjalan menuju depan meja resepsionis. Suasana sepi dan hening menyelimuti gedung ini saat pria itu melangkah.

“Ada yang bisa kami bantu pak?” Tanya Ayu dengan ramahnya. Salsa menundukan kepala karena merasa sedikit takut.

Pria itu melihat Ayu dan berkata jika dia ingin membayar uang bulanan bimbel paket SMP. Ayu pun menanyakan apakah pria itu mempunyai kartu kredit bank Meda agar pria itu mendapatkan potongan harga 60%. Salsa mulai melihat pria itu sambil mencoba tersenyum kepadanya.

Pas Salsa senyum, pria itu mengeluarkan reaksi tak terduga. Dia ikut tersenyum melihat Salsa dan mengedipkan satu matanya kepada Salsa. Wah genit nih orang... Salsa langsung membuang mukanya.

Pria itu segera memberikan kartu kreditnya kepada Ayu. Ayu pun menempelkan kartu itu pada scanner lalu...

“Neng, cemberut aja neng?” Tanya pria itu kepada Salsa. Salsa yang jutek mendiamkannya disitu,

“Totalnya 30 ribu ya pak, terimakasih” ucap Ayu sambil memberikan kartu kredit pria itu kembali.

“Neng?” Ucap pria itu mencoba lebih menggoda Salsa. Salsa diem aja, “ya elah, sombong banget sih cantik cantik. Salah apa ya gua?”

Setelah mendapatkan kartu kredit nya lagi, pria itu segera keluar dari gedung dan pergi menjauh bersama mobilnya. Gedung koala kembali sepi. Sembari mengisi waktu kosong, Ayu menunjukan beberapa fitur di meja resepsionis. Ada tombol alarm darurat yang kalau di pencet akan berbunyi nyaring ke seluruh penjuru gedung. Jika alarm ini berbunyi, berarti tandanya  ada situasi yang gak kondusif atau berbahaya di sekitar meja resepsionis.

Ada juga komputer yang terhubung dengan jaringan internet dimana didalam komputer itu terdapat daftar beberapa nama orang dengan kategori Kategori tertentu. Seperti orang orang yang masuk ke dalam DPO Polisi, Daftar orang hilang, Atau Orang orang yang dianggap berbahaya bagi CEI diluar dua kategori tadi. Juga ada beberapa hal yang bisa di gunakan mereka untuk menunjang efektivitas penerimaan dan pengiriman informasi kepada masyarakat. Salsa paham, kegabutan mulai datang.

Beberapa saat kemudian...

Terlihat Ayu yang sedang scrolling tiktok di hpnya untuk menghilangkan rasa jenuh disana. Salsa mengambil senter yang ada didekatnya sambil bangun dari tempat duduknya dan berkata,

“Yu. Aku matiin lampu dulu ya yu”

“Oh iya kak” kata Ayu

Salsa pun berjalan meninggalkan meja dan segera pergi menyusuri lantai dasar..  Sorot senter yang digenggam oleh tangan kirinya membantu Salsa mencari setiap saklar lampu disana.

Beberapa saat kemudian...

Cetek, cetek, cetek. (Salsa menekan saklar lampu beberapa kali)

“Eh? Ini emang mati kan ya?” Tanya Salsa sambil melihat ke lampu di langit-langit depan lift

“IYAAAAA” bisikan misterius mulai terdengar di telinga Salsa. Salsa langsung menengok ke belakangnya karena kaget lalu dia mulai berdzikir disana.

Salsa melanjutkan langkahnya ke sisi lantai pertama lainnya. Dia semakin jauh dari meja resepsionis dan semakin masuk ke dalam kegelapan. Dia mencari ruangan yang masih menyala lampunya  disana.

Ketika sedang menyusuri koridor yang gelap, Salsa tiba tiba melihat setengah wajah yang mengintip dari balik tembok di persimpangan lorong didepannya.

“Astagfirullah! Itu apa!” Kata Salsa spontan

Salsa menghentikan langkahnya dan segera terperanjat melihat ke arah wajah itu. Salsa segera menyorot wajah itu menggunakan senternya. Pas disorot, hilang.

Wajahnya bukan gemetar di tubuh Salsanya....
Salsa menengok ke belakang. Tiba tiba sesosok perempuan dengan wajah mengerikan terbang dengan kencang ke arah Salsa.

“WHAAAAAA!!!!!” Teriak Salsa spontan saat sesosok perempuan itu menembus tubuhnya, terbang melewatinya dan hilang dalam kegelapan disana.

Salsa merasa tubuhnya gak bisa digerakkan sama sekali pas kaget tadi. Salsa yang habis kena jumpscare langsung mengumpulkan kekuatannya kembali.  Dia kembali melanjutkan tugasnya disana.

Dia kembali berjalan mencari ruangan yang masih menyala lampunya. Dia periksa satu persatu sudut.

Beberapa saat kemudian, Salsa memasuki ruangan redaksi 2 yang masih menyala lampu nya. Di dalam ruangan, Salsa segera mencari saklar lampu.

“Itu...” Ucapnya saat menemukan saklar lampu. Segera dia mematikan lampunya. Pas dia berbalik dan ingin keluar dari ruangan, Salsa berhadapan langsung dengan sesosok tubuh tanpa kepala. Salsa yang kaget langsung menundukan kepalanya seraya berkata, “Astagfirullah! Audzubillahiminasaithanirajeem”

Makhluk hilang dengan suara gemuruh keras misterius yang cukup menggetarkan jantung Salsa. Salsa segera keluar dari ruangan habis itu. Baru aja dia keluar dari ruangan, Salsa melihat penampakan siluet tubuh seorang pria dihadapannya.

Salsa menyorot tubuh itu dengan cahaya senternya. Itu terlihat seperti Eru yang berdiri membelakanginya...

Salsa segera menghampiri nya seraya melawan rasa takutnya dan berkata, “hallo...?”

Eru gak menjawab. Dia hanya diam dengan suara nafas yang mulai terdengar oleh Salsa seiring Salsa semakin mendekatinya.

“Ay, itu... kamu?”

Tiba tiba Eru mengeluarkan pistol dengan cepat dan menodongkan pistol itu ke pelipis kanan ya. Lalu tiba tiba...

DUR!!!

*Eru menembak kepalanya dengan cepat dan terjatuh disana. Salsa berteriak histeris karena terkejut.

Air matanya Salsa meluncur secara tiba tiba saat melihat jasad itu berguling terlentang dan memperlihatkan wajahnya. Wajahnya persis Eru. Darah mengucur dari punggung jasad itu. Salsa yang hendak kabur, berbalik badan dan akhirnya....

“Wha!!” Salsa dikejutkan dengan kemunculan Ayu dibelakangnya secara tiba tiba. Salsa segera melaporkan apa yang baru dia lihat. Pas Salsa kembali melihat jasad Eru, Eru nya sudah hilang tak tersisa di sana. Pas Salsa berpaling kembali ke Ayu...

“WHAAAA!!!!!!”

Salsa berteriak karena kaget ada sesosok perempuan dengan wajah mengerikan yang kini sedang berhadapan dengannya.

Wajahnya pucat dengan senyuman yang lebar. Sudut mulutnya dari samping hidung ke samping hidung lainnya, mata itu sangat hitam...

Kulit wajah itu ada bekas bekas luka sayatan dan jahitan. Rambut itu lurus panjang.

Salsa segera berlari menjauhinya. Dia berlari sekencang-kencangnya ke arah lift.

Di depan lift...

Salsa dengan rasa takut yang memburu, menekan cepat tombol lift berkali-kali.

“C’mon c’mon c’mon c’mon!!!!  HRRRRRRRR!!!”

Salsa yang udah kesel akhirnya menonjok tombol lift itu sampai pintunya pun terbuka. Salsa segera masuk dan pintu kembali tertutup. Lift mulai turun kebawah...

Didalam lift....

Salsa mulai mengatur nafasnya disana. Beberapa saat kemudian...

“Eh? Kok ini?” Ucap Salsa yang melihat ada cairan merah yang menggenangi lantai lift sampai sepatu nya tenggelam. Salsa melihat ke belakang dan...

“WHA!!!!” Teriak Salsa spontan saat melihat wajah wanita tertawa yang terbentuk di dinding lift belakang nya. Salsa spontan menonjok wajah itu lalu glitch aneh muncul dalam pandangannya. Wajah itu hilang, tapi Salsa berhasil menonjok dinding lift sampai lift bergetar hebat dan tonjokannya mengeluarkan suara yang keras.

“Aw... Setan ANJ* BANGS* GOBL*!” Ucap Salsa yang melihat ada darah segar keluar dari luka lecet di tangannya.

Pintu lift terbuka dan Salsa pun segera keluar dari sana. Ternyata, Salsa tiba di ruangan yang besar seperti labirin.

Salsa baru ingat satu hal. Jika dia dari lantai dasar true naik lift dan turun... Maka kini dia berada di lantai yang lebih bawah dari gedung koala yaitu... Basement. Dan mungkin kini dia berada di backroom nya CEI. Karena setahu Salsa, tidak ada basement selama dia berkerja di CEI.

Salsa yang tersentak langsung berbalik dan berlari ke arah lift. Pintu lift sudah tertutup dan tak bisa dibuka. Salsa melihat layar penunjuk lantai diatas pintu lift, dan disana dia melihat jika layar itu menunjukkan lantai -4.

Jauh banget Salsa dari permukaan tanah! Tiba tiba dia mendengar suara derik mengerikan dari arah belakangnya. Suara itu sangat jauh namun cukup mengerikan. Salsa berusaha mencari sumber suara dari banyaknya sekat yang membentuk bentuk labirin disana.

Tidak ada siapa siapa. Salsa kembali menekan nekan tombol lift dengan cepat dan berulang-ulang.

Beberapa saat kemudian, Salsa dikejutkan dengan suara derik mengerikan yang semakin dekat. Pas Salsa berpaling, dia melihat ada sesosok badut dengan telinga besar sebagai kepalanya yang muncul dari balik persimpangan sekat labirin. Salsa terbelalak melihat nya. Salsa segera mengambil langkah seribu dari sana. Dia berlari memasuki salah satu jalan di labirin. Gatauu deh mau kemana asalkan gak didepan lift.

Salsa mencoba melihat ke belakang nya. Dan ternyata siluman telinga besar berpakaian badut itu menghampiri area depan lift. Salsa mulai paham. Lalu badut itu berlari ke arahnya. Menurut Salsa,

Makhluk itu mendengarkan suara step kakinya saat dia berlari. Gak heran sih, karena badut itu gak punya mata. Malah punya telinga besar sebagai kepalanya. Dia melacak korbannya melalui suara.

Salsa terus dikejar dan badut itu pun semakin dekat. Salsa langsung berjongkok dan mulai merangkak disana. Benar saja, badut itu berhenti di tempat dia jongkok tadi dan mencari cari dirinya disana. Salsa sadar jika suara step kakinya hilang saat dia berjongkok tadi.

Salsa kemudian perlahan lahan berjalan saat jaraknya dengan badut itu dirasa sudah aman. Nafas Salsa memburu karena dia mulai kelelahan. Salsa menyusuri setiap jalan di dalam labirin itu. Dia berusaha mencari jalan keluar sembari menghindari badut tadi.

Dalam pencariannya, Salsa akhirnya menemukan sebuah pintu misterius yang dapat memberikannya harapan baru untuk keluar dari sana. Salsa masuk dan dia pun menemukan koridor dinding merah yang panjang. Salsa berjalan pelan menyusuri koridor itu. Sepi dan sunyi...

Tak lama kemudian, Salsa pun menemukan banyak pintu yang berderet. Salsa buka setiap pintu. Ketika Salsa membuka pintu ruangan ketiga,

“WHAA!!!” Teriak Salsa spontan saat ada sesosok wanita berwajah seram yang mengagetkannya di ruangan itu. Wanita itu hilang dengan cepat sebelum degup jantung Salsa kembali normal. Salsa segera menutup pintu dan membuka pintu di ruangan berikutnya.

Pas dibuka pintunya, Salsa menarik nafas panjang. Dia melihat ada Eru dihadapannya. Wajah Eru nampak sangat pucat sehingga Salsa tidak mempercayainya begitu aja kalau itu adalah Eru yang asli.

Salsa melihat jam dinding yang ada di dinding belakang tubuh Eru. Jam menunjukkan waktu pukul 11 malam. Salsa segera berpaling ke Eru saat Eru mulai mengatakan sesuatu dihadapan nya,

“Salsa... kesini...”

Ketika Eru ingin mengambil langkah pertamanya untuk menghampiri Salsa, Salsa segera berkata “stop, Jangan mendekat!”

Salsa langsung berjalan mundur perlahan-lahan. Pintu ruangan tertutup dan terbanting. Lalu, Salsa pun segera berlari menjauhi ruangan itu.

Situasi disana makin aneh aja. Gak karu-karuan bener...

Ketika sedang berlari, Salsa dikejutkan dengan suara teriakan yang familiar banget untuk dia dari arah belakang. Itu suara, teriakan Eru.

Eru menjerit kesakitan dari kejauhan. Salsa spontan ingin menghampirinya. Namun, dengan cepat dia tersadar jika ini semua hanya ilusi. Salsa segera mengatur nafasnya dan kembali berlari menjauhi suara itu.

Sampai akhirnya dia menemukan sebuah pintu di ujung koridor merah ini. Gak pake ba-bi-bu, Salsa membuka pintu itu dan dia melihat ada ruangan didalam sana. Salsa masuk ke dalam ruangan itu kemudian...

Ini terlihat seperti koridor sekolah dengan banyak loker di sisi kanan dan kirinya. Kemudian,  Salsa menemukan secarik kertas berisi sebuah pesan tertempel di salah satu pintu loker. Lalu dia pun membacanya pesannya,

“Temukan kunci untuk membuka pintu gudang dan hindari sang baby dengan cara selalu melihat ke arahnya”

“Baby? Who’s that baby?” Tanya Salsa melihat ke sekitarnya sampai dia dikejutkan dengan kemunculan boneka bayi yang tiba-tiba berdiri dibelakangnya.

Boneka bayi itu berdiri dengan dua kaki mungilnya dengan kepala plontos dan dekilnya.

“Hey, are you so cute...” ucap Salsa yang dengan polosnya jongkok di depan boneka bayi itu dan mengelus kepalanya, “kamu bayi yang baik kan dek?”

Tiba tiba...

“WHAAAA!!” Teriak Salsa spontan saat wajah mengerikan muncul dari wajah boneka bayi itu dan berteriak dihadapannya persis. Salsa yang kaget langsung membenturkan badan ke loker yang ada dibelakangnya. Langsung aja, Salsa berdiri dan berlari dari sana. Lalu, Salsa mencoba melihat ke belakang. Dan ternyata boneka bayi itu bisa berpindah tempat dengan cara melakukan teleportasi mengerikan.

“Oh iya! Iya! Terus liat dia!” Ucap Salsa yang mengingat sesuatu disana. Salsa langsung berjalan mundur sambil terus menyorot wajah boneka bayi itu dengan cahaya senternya. Tangan kanan Salsa berada dibelakang tubuh untuk mencoba mencari engsel pintu. Tiba tiba tubuh Salsa tersentak. Saat tangan kanannya meraba sesuatu yang ada dibelakangnya, Salsa senang karena bentuknya seperti engsel pintu. Dengan cepat, Salsa berbalik dan memutar engsel pintu itu. Pintu terbuka,  Lalu dia pun masuk ke dalam ruangan yang ada disana.

Dengan cepat, Salsa menutup kembali pintunya. Berharap, boneka bayi tadi gak bisa masuk. Salsa melanjutkan perjalanan nya disana. Keringat mengucur di keningnya, kerudungnya mulai basah karena keringat akibat selalu berlari sejak tadi.

Salsa terus melantunkan ayat kursi berulangkali dan tak pernah berhenti berharap akan menemukan jalan keluar dari sana.

Tiba tiba, ketika Salsa sudah berjalan cukup jauh dari pintu tadi... Salsa mendengar kembali suara tangisan bayi dari arah belakangnya. Salsa yang kaget langsung melihat kearah belakang. Dan benar Aja ternyata boneka bayi itu masih mengikutinya. Dia ada dibelakang Salsa persis. Salsa kaget dan hampir aja dia jatuh disana. Salsa mulai berjalan mundur dan Memperhatikan terus boneka bayi misterius itu. Salsa berjalan mundur sambil meraba dan sesekali melirik ruangan yang ada di sebelahnya. Setiap ruangan dibuka dengan kondisi Salsa, masih berjalan mundur.

"Udahan ya dek.... Kakak gak mau main sama kamu!!" Ucap Salsa disusul tawa canggungnya.

Salsa memasuki salah satu ruangan yang berhasil dia buka. Dia cari kunci sambil berjalan mundur disana. Satu tangannya meraba raba semua hal yang ada dibelakangnya. Sementara satu tangannya lagi memegang senter untuk memastikan cahaya terus disorot ke arah wajah boneka bayi itu. Saat Salsa berada didalam ruangan, ya emang bayi itu gak ikut masuk. Tapi pas Salsa keluar dari ruangan, sang boneka bayi udah berada di depan ruangan seperti ingin membegal Salsa Disana. Kalau Salsa gak minggir minggir jalannya, gabakal bisa bebas dari ruangan itu sih.

3 ruangan udah di cek dan dia belum menemukan pintu. 1 ruangan lagi ketutup. Sesampainya Salsa di depan ruangan yang ketutup, Salsa memalingkan sejenak pandangannya ke arah engsel pintu. Pas terdengar suara step dan tawa seorang bayi, Salsa langsung melihat ke boneka bayi itu. Suaranya ilang,. Boneka bayinya makin dekat.

"Preh neujak eh! Lon keuneuk meuteumee Kunci!" Bentak Salsa pada sang boneka bayi.

Salsa membuka pintu dan kabur masuk ke dalam ruangan. Lalu dia tutup segera pintunya. Didalam ruangan...

Salsa masih mendengar suara tawa mengerikan nya  boneka bayi itu di luar. Salsa segera mencari kunci di ruangan itu dengan cepat. Tiba tiba pintu ruangan terbuka dengan kondisi boneka Bayi tadi sudah tepat di depan pintu menghalangi jalan keluar Salsa. Salsa akhirnya gak punya pilihan lain, selain melihat boneka bayi itu terus dan berjalan mundur lagi.

Kecil kecil udah genit si boneka bayi setan. Pinginnya diliatin sama cewek cantik mulu. Tau aja kalau Salsa itu Can... Ok lanjut!

Akhirnya Tangan kanan Salsa yang membimbing dibelakang tubuhnya, mendapatkan kunci. Dia pegang kunci itu erat erat dan berjalan perlahan lahan ke arah boneka bayi itu.

"Misi, dek. Mau keluar dek" ucap Salsa menyenggol nyenggol tubuh boneka bayi itu dengan kakinya. Boneka bayi itu terjatuh lalu ditendang lah boneka bayi itu hingga tubuhnya terbentur loker di luar ruangan itu. Salsa segera berlari ke arah kanan dimana disana dia menemukan pintu merah.

Suara langkah kaki dan tawa bayi terdengar lagi. Salsa dengan cepat menengok ke belakang, dan benar aja. Boneka bayi tadi udah berdiri dan jaraknya udah Deket banget sama Salsa. Salsa berjalan mundur dan berusaha memasukan kunci tadi ke lubang kunci dengan kedua tangan dibelakang tubuhnya. Cukup susah karena Salsa bukan spesies burung hantu yang bisa memutar kepalanya 360°. Kalau bisa pun, boneka bayi itu pasti udah ngagetin Salsa lagi.

Pintu terbuka, Salsa segera masuk ke dalam ruangan. Salsa tutup pintu dan untuk kali ini... Dia mengunci pintunya. Salsa berbalik badan dan sekarang dia berada didalam sebuah gudang.

Salsa melihat ke sekitar sampai dia menemukan ada pintu kecil di plafon. Pintu itu pasti menghubungkan antara gudang ini dengan loteng yang ada diatasnya. Ada tangga lipat di atas tepat di pinggir pintu itu. Nah, tugas Salsa sekarang adalah mencari alat yang bisa digunakan agar tangga lipat itu turun dan dia bisa naik keatas.

Dia memeriksa alat alat di setiap rak yang ada disana. Kira kira ada gak yang berguna di sana. Minimal kayak muslimah yang gak mau jadi artis tiktok dan malah milih untuk jadi juara pertama mengaji di tingkat kabupaten.

Salsa menemukan sebuah linggis di deretan rak yang paling atas.

Salsa segera meraih tangga itu dengan linggis itu lalu menariknya turun. Tangga berhasil diturunkan, Salsa melempar linggis itu ke sembarang tempat kemudian. Suara bantingan linggis, sangat berisik. Salsa segera menaiki tangga lipat itu dan membuka pintu tadi. Salsa segera masuk ke dalam loteng yang ada tepat di atas gudang itu.

Loteng berdebu dan gelap kini mengurung Salsa. Banyak barang barang usang di sekitar Salsa.

Sebenarnya loteng ini gak sesegitiga yang dibayangkan. Atapnya itu gak kayak loteng rumah. Tapi plafonnya itu lurus kayak ruangan biasa cuman tingginya aja yang benar benar mengerikan. Di ruangan biasa, Salsa bisa berdiri tegap atau duduk. Tapi, di loteng ini Salsa harus merangkak. Seluruh dinding di loteng ini terbuat dari kaca transparan. Sehingga Salsa bisa Melihat keluar gedung bahkan sampai ke halaman depan. Salsa mencoba melihat situasi di halaman depan dari jendela loteng. Halaman depan masih sepi...

Ketika dia merangkak untuk menuju ke ujung loteng yang satu lagi, Salsa mendengar suara langkah sepatu seseorang dari bawah atau ruangan yang ada dibawah loteng ini. Salsa segera mencari tahu melalui lubang ventilasi yang ada disana. Ternyata benar aja, ada seorang pria yang masuk ke dalam gudang dimana gudang tepat berada dibawah loteng ini. Salsa melihat pria itu sangat mencurigakan. Pria itu membawa sebuah kantung polibag hitam besar ke dalam gudang lalu menyembunyikannya di balik salah satu rak disana. Tiba tiba...

*Ponsel Salsa berdering tanda ada panggilan suara yang masuk

Salsa terkejut begitu juga pria itu yang langsung melihat ke lubang ventilasi tempat Salsa mengintip dari atas. Salsa langsung mematikan panggilan suara yang masuk ke ponselnya. Pria tadi langsung mengambil tangga lipat yang dia ambil entah darimana lalu menggunakannya untuk meraih penutup ventilasi. Salsa segera merangkak pergi dari tempat dia ngintip tadi.

Tiba tiba...

KRAAK, KRUAAK! TSSS!

*penutup ventilasi berhasil dibuka dan dibuang. Pria itu tiba tiba memasukan kepalanya ke loteng.

Pria itu terkejut saat melihat ada seorang perempuan yang merangkak menjauh di loteng itu.

"Hei!!!" Teriak pria itu kepada Salsa. Salsa terkejut dan semakin mempercepat langkahnya. Pria itu langsung merangsek masuk ke loteng melalui lubang ventilasi itu untuk mengejar Salsa. Suara saat pria itu memaksa masuk, benar benar membuat Salsa takut.

"Aku harus keluar dari sini!" Ucap Salsa berulang-ulang. Mulai parno dah Salsa.

Salsa berusaha mencari jalan keluar disana. Namun dia tak kunjung menemukan jalan keluar. Dia pun memutuskan untuk sembunyi dibalik kotak kotak kayu. Pria itu pun segera masuk dan merangkak di loteng.

"Hei....kamu kemana?" Tanya pria itu yang perlahan lahan mendekati tempat persembunyian Salsa. Tiba tiba Salsa melihat sebuah kaleng kosong didekatnya. Ini bisa menjadi pengalih perhatian terbaik pria itu sih. Salsa akan mencobanya. Biar bagaimana pun, dia harus keluar dari sini.

"Sayang.... Kamu dimana? Aku akan menemukan kamu, sayang" kata pria itu berusaha menakuti Salsa. Salsa mengintip pria itu  dari celah tumpukan kotak. Ketika pria itu berbalik badan, Salsa segera melemparkan kaleng tadi ke arah lain. Suara kaleng dilempar, membuat pria itu menuju sumber suara seraya berkata, "oh disitu ya? Sini sama Abang sini"

Pria itu semakin menjauh, Salsa segera melanjutkan pencarian jalan keluarnya. Buru buru dia cek sana sini. Sampai akhirnya, Salsa menemukan ide jika dia bisa memecahkan salah satu jendela di loteng itu dan turun masuk ke lantai yang dibawahnya. Cukup beresiko tapi Salsa tahu ini solusinya.

Salsa segera mencari tali atau semacamnya untuk membantu melancarkan Rencana ini. Salsa pun menemukan sebuah tali tambang disana. Namun, tiba tiba...

"Hei!" Bentak pria tadi yang melihat Salsa. Salsa kaget dan segera berusaha untuk bersembunyi. Tapi dengan cepat, pria itu menarik kedua kaki Salsa dan menyeret tubuh Salsa ke dekatnya.

Salsa berteriak histeris dan berusaha melawan. Ketika Salsa ingin memberikan pria itu tamparan. Pria itu langsung menangkap tangan kanan Salsa dan merentangkan nya segera. Salsa langsung jatuh terlentang dengan posisi tubuh pria itu tepat diatasnya. Tangan kiri Salsa yang ingin mencakar wajah pria itu segera ditangkap pria itu dan kembali di rentangkan.

Salsa langsung melancarkan serangan bertubi tubinya setelah itu.

Salsa meludah, menarik kedua kakinya sampai lutut ada diatas mulutnya lalu dia tendang wajah pria itu dengan kedua kakinya.. pria itu langsung terlempar ke belakang dan gelagapan. Salsa yang ketakutan langsung mengambil tali tambang tadi dan segera mengikat leher pria itu hingga pria tadi kesulitan bernafas. Pria tadi berontak seketika. Pria itu terlentang dibawah Salsa yang menduduki tubuhnya.

"Kau mau apa!?! Ha!" Bentak Salsa sambil melilitkan tali tambang di leher pria itu.

Pria itu melawan dengan mencoba menampar wajah Salsa yang ada tepat diatas kepalanya. Namun tangan kanan sang pria langsung ditangkap oleh tangan kiri Salsa. Tangan kanan Salsa semakin mengencangkan lilitannya.

"Sekali lagi kau melawan, siapkan baru nisanmu!" Kata Salsa

Kedua kaki pria itu langsung menendang nendang. Salsa menyeringai melihat wajah pria itu yang berusaha berontak dan mengambil nafas.

Salsa melepaskan tangan kanannya dari tali tambang tadi lalu dia tonjok wajah pria tadi berkali-kali dengan tangan kanannya. Pria itu pingsan seketika.

Salsa langsung membawa tali tambang itu dan segera mengikat satu ujung tali tambang pada sebuah jangkar kapal lama. Setelah itu, Salsa pun turun ke lantai yang ada dibawah loteng menggunakan tali tambang itu.

Sesampainya Salsa di luar lantai itu, Salsa menendang jendela kacanya sampai pecah. Dan akhirnya, Salsa pun berayun masuk ke dalam lantai tersebut.

Lantai itu masih gelap dan sepi. Salsa segera mengeluarkan hpnya dan menelpon Ayu disana.

Beberapa saat kemudian...

"Ayu! Ayu!" Seru Salsa. Tiba tiba mulut Salsa disekap oleh seseorang dari belakang. Jangan jangan itu pria tadi!

Kalau benar, sebaiknya jangan disekap si Salsa deh. Soalnya ...

Salsa langsung melakukan tendangan belakang yang langsung diterima baik sama selangkangan pria itu. Pria itu kesakitan, Salsa langsung membanting tubuh pria itu kedepan.

DUARRR!!!

Suara tubuh sang pria saat dibanting berhasil menggetarkan lantai ini. Pria itu kesakitan dan tak bisa bangun lagi.

Salsa menyeringai saat melihat wajah pria itu meringis kesakitan.

Di smackdown gak tuh....

Salsa langsung mencopot satu sepatu hak nya dan segera memukul-mukul pipi sang pria seraya berkata,

“Lain kali, jangan salah pilih lawan ya pak?”

Salsa tertawa geli sambil memakai sepatu haknya lagi. Muncul ide brilian di kepala Salsa. Salsa mulai menanyakan jalan ke arah lift yang bisa membawanya ke lantai 1.

“Akh! Anj*” kata pria itu yang kesal sambil terus mengatur nafasnya.

“Cepet kasih tahu, atau lu mau ngerasain tamparan sepatu gua” balas Salsa

“Tuh! Di pojok koridor Gobl***!!” Bentak pria itu pada Salsa

“Mulut lu gak pernah diajarin adab ngomong sama cewek ya?” Tanya Salsa

“Persetan sama adab!” Kata pria itu

“Gua pegawai disini. Gua bisa aja ngelaporin lu karena udah masuk ke gedung gua diam diam. Tapi karena gua anak yang baik dan Cantik.... Jadi gua akan memaafkan lu. Ngerti gak? Lu dimaafin sama gua!” Jelas Salsa

“SEJAK KAPAN ANAK BAIK, SMACKDOWN ORANG SET***!!” bentak pria itu kepada Salsa.

Salsa berdesis dan memberikan isyarat kepada pria itu agar segera diam. Salsa menyeret pria itu dan membawanya pergi.

“Tunjukin dimana liftnya. Gua gak percaya sama mulut lu!” Kata Salsa sambil menyeret pria tadi dibelakangnya. Pria tadi diseret dengan kerah baju bagian belakangnya dicengkeram sama tangan kanan Salsa.

Bener bener nih Salsa, didepan Eru sama di depan lawannya itu beda banget. Manis didepan Ayang, Sadis didepan Penantang.

Di depan lift...

“WOI WOI!” ucap pria itu

“Ini liftnya!?” Tanya Salsa dengan lugas

“Iya! Lepasin Janc**!” Protes pria tadi. Salsa menekan tombol lift dan pintu pun terbuka. Salsa langsung melepaskan cengkraman tangannya dari kerah baju pria itu dan Salsa pun segera masuk ke dalam lift meninggalkan pria tadi.

“EH JANGAN TINGGALIN GUA!” bentak pria itu namun dengan cepat pintu lift tertutup. Pria itu hanya melihat Salsa yang menyeringai dan memangku tangan di dalam lift sebelum pintu lift ketutup.

Sesampainya di lantai dasar...

Berkas cahaya matahari pagi mulai memasuki area depan gedung. Jam dinding di dekat meja resepsionis menunjukan waktu pukul 6 pagi... Di balik meja resepsionis, sudah tidak ada Ayu. Ayu segera duduk di sofa belakang meja resepsionis.
Dia sudah menghela nafas lega nya. Udah terbebas dari mimpi buruk di basement CEI. Salsa udah kapok deh shift malam. Salsa berjanji pada dirinya dia gak akan menerima shift malam dari Zaskia. Tapi kalau ada tawaran spesial berupa kenaikan gaji atau jabatan, bisa dibicarakan lagi lah....

Itu kan udah beda persoalan....

Salsa celingak-celinguk mencari keberadaan Ayu disana. Tapi dia gak melihat ada Ayu. Salsa segera berjalan menuju pintu utama. Pintu utama terbuka otomatis. Dan Salsa pun melihat di halaman depan, belum ada pengunjung yang datang kesana.

Tak berselang lama, beberapa pegawai pun mulai berdatangan. Mereka melihat dan menyapa Salsa yang menyambut di balik meja resepsionis. Tiba tiba Ayu dan Valencia datang lalu memasuki gedung. Mereka kebingungan saat melihat ada Salsa yang sudah berdiri di balik meja resepsionis. Mereka berdua pun bertanya kepada Salsa, kenapa mata Salsa kayak orang ngantuk padahal masih pagi.

Salsa merasa Ayu lagi bercanda disana. Salsa tertawa kecil melihat Ayu lalu dia berkata,

“Gausah pura pura gak inget.... Padahal aku sama Ayu baru aja selesai shift malam”

Ayu dan Valencia kebingungan. Mereka saling memandangi lalu melihat Salsa kemudian,

“Shift malam?” Tanya Ayu bingung

“Iya, amnesia kamu yu?” Tanya Salsa yang masih menyisakan tawa nya.

“Tapi aku kebagian shift pagi. Dan resepsionis gak ada shift malam” kata Ayu dengan wajah yang sedikit cemas kepada Salsa. Salsa yang tadinya senyum senyum menahan tawanya jadi cemberut mukanya.

“Gak ada shift malam?” Tanya Salsa lagi

“Iya kak, emang kakak udah dari sini kapan?” Tanya Ayu kebingungan

“Semalam” balas Salsa Dengan wajah sedikit takut

“Oh my God, it’s so creepy” kata Valencia.

Tiba tiba Zaskia berjalan melalui mereka bertiga sambil melihat ke arah Salsa dan berkata “Cie Salsa, datang lebih pagi.....! Semangat banget”

Salsa langsung merasa bingung. Badannya mendadak lemas udah kaya kena hipotensi. Degup jantung makin cepat. Ketika Salsa mengalihkan pandangannya ke arah lift. Dia melihat ada wajah yang menyerupai sosok Ayu, temannya sedang mengintip dari dalam lift. Pintu lift waktu itu sedang terbuka karena beberapa pegawai masuk ke dalam lift. Wajah tanpa tubuh itu melihat ke arahnya Sambil memberikan senyum mengerikan nya. Salsa langsung pingsan disitu. Ayu dan Valencia reflek menangkap tubuh Salsa lalu berteriak histeris meminta pertolongan.

Beberapa saat kemudian...

Salsa perlahan-lahan membuka matanya. Dia melihat ke sekitar dan ternyata Salsa udah ada di dalam kamarnya. Salsa melihat disampingnya sudah ada Eru yang tertidur dengan posisi duduk disampingnya.

Salsa masih kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi pada dirinya. Tiba tiba Eru bangun dari tidurnya. Dia menanyakan kondisi Salsa Disana dengan suara lembut akrabnya. Setelah itu...

“Aku gapapa ay. Tapi aku merasa ada yang aneh tau” ucap Salsa dengan suara pelan

“Ada yang aneh apa? Hm?” Tanya Eru yang bangun dari tempat duduknya, “udah ya? Makan dulu. Kamu tadi pingsan loh”

Salsa segera memegang tangan Eru, tanda dia menahan Eru untuk pergi.

“Tunggu dulu..! Aku mau cerita~” ucap Salsa. Eru bingung dan dia pun kembali duduk lalu mulai mendengarkan cerita Salsa. Salsa pun menceritakan apa yang baru saja terjadi pada dirinya semalam kepada Eru hingga selesai. Eru terlihat anteng banget mendengarkan cerita Salsa sampai akhir.  Antara gak ngerti sama gak percaya.

Selesai





JAKARTA 39Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang